Di kota-kota besar sana, banyak anak-anak kecil menjelma bak ahli teknologi. Hal tersebut dapat terjadi lantaran sejak kecil, mereka sudah dibiasakan hidup berdampingan dengan gawai. Bahkan, beberapa di antaranya lebih mahir daripada bapak dan ibu mereka — yang pertama mengajari mereka soal teknologi.
Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi, seperti mengetik di Microsoft Word, memasang aplikasi, hingga memesan barang lewat toko daring, biasanya dikerjakan oleh anak-anak.
Akan tetapi, tahukah Kawan GNFI semua, bahwa hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa daerah pelosok di Indonesia. Jangankan pandai bermain gawai, melihat pun mereka jarang, terutama teknologi komputer.
Padahal, di masa yang serba digital ini, kemampuan dalam mengelola komputer menjadi sangat krusial. Surat-surat resmi hampir semuanya diketik melalui komputer, bahkan hingga tanda tangannya pun kini beberapa juga dalam bentuk digital. Hal ini mencerminkan ke depannya manusia akan banyak berhubungan dengan hal-hal berbau digital.
Seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memastikan akses teknologi merata di seluruh daerah di Indonesia. Akan tetapi, sayangnya hal tersebut belum terjadi. Meskipun sekolah-sekolah di pelosok menerapkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), beberapa dari mereka tidak mendapatkan adanya fasilitas komputer untuk mempraktikkan pelajaran tersebut.
Setidaknya inilah yang dirasakan oleh Muhammad Iqbal Pratama, salah satu pengelola Komunitas Turun Tangan di Banjarmasin. Atas inisiasinya, ia mendirikan kelas pembelajaran komputer secara gratis untuk anak-anak di Banjarmasin.
Mengenal Ruang Eksperd

Suasana Pelatihan Komputer di Desa Berangas Timur | Sumber: instagram.com (ruangeksperd)
Tepatnya pada Desember 2018, ia bersama dengan teman-temannya mulai merancang kegiatan tersebut. Akhirnya, pada awal 2019, ia mulai mengadakan pelatihan komputer yang bernama Ruang Eksperd. Nama tersebut adalah kepanjangan dari Ruang Ekstrakurikuler Perdesaan.
Ia mengadakan kegiatan tersebut dari desa ke desa. Sistemnya pun semi privat, dengan kurikulum berupa dasar-dasar keahlian komputer yang relevan dengan dunia pekerjaan, contohnya seperti bagaimana membuat surat di Microsoft Office Word.
Kelas dilaksanakan delapan pertemuan selama dua bulan, dengan tiap minggunya berjumlah satu pertemuan. Adapun yang menjadi sasaran kelas ini adalah murid-murid pada jenjang SMP dan SMA di daerah Banjarmasin
Untuk melaksanakan kegiatan ini, Muhammad Iqbal Pratama tidak cukup hanya mengandalkan anggota komunitas semata, tetapi juga membutuhkan bantuan relawan lain. Maka dari itu, ia juga membuka rekrutmen relawan bagi masyarakat setempat. Perlu diketahui juga, bahwasanya komputer yang digunakan untuk praktik belajar oleh murid merupakan milik relawan yang ikut serta dalam kegiatan ini. Hal ini membuktikan bahwa para relawan totalitas dalam berpartisipasi pada kegiatan ini.
Dampak dan Jangkauan Program
Atas antusiasme yang cukup tinggi dari para pelajar, kegiatan ini tidak cukup dilaksanakan satu kali saja. Total sudah lima kali Ruang Eksperd dilaksanakan, dengan empat desa sebagai targetnya, antara lain Desa Jelapat, Desa Berangas Timur, Desa Murung Selong, dan Desa Pulau Sagara. Pelaksanaan Ruang Eksperd di beberapa titik tersebut tentunya sudah melibatkan diskusi dengan pemerintah setempat.
Selain mengadakan pelatihan komputer, gerakan ini juga turut serta membantu permasalahan yang ada di Kota Banjarmasin, seperti menyalurkan bantuan ke warga pada saat terjadi banjir dan pandemi Covid-19. Kegiatan-kegiatan sosial tersebut bekerja sama dengan beberapa lembaga amal, seperti kitabisa.com.
Harapan dan Penghargaan
Ke depannya, mereka berharap agar mereka tetap bisa menyasar ke desa-desa setempat agar para anak-anak sekolahan di Banjarmasin lebih melek terhadap teknologi. Selain itu, mereka juga berharap agar pemerintah memastikan pemerataan pendidikan teknologi beserta fasilitasnya ke tiap sekolah.
Atas konsistensi dan dedikasi gerakan ini, Ruang Eksperd yang diwakili oleh Agung Budi Prakosa, menerima penghargaan SATU Indonesia Awards di bidang pendidikan pada tahun 2022. Gerakan Ruang Eksperd menunjukkan bahwa perubahan besar bisa berawal dari langkah kecil. Dengan semangat gotong royong dan dedikasi, mereka membuka jalan menuju masyarakat yang lebih melek teknologi. Kini, harapan akan pemerataan teknologi di Indonesia pun semakin terlihat.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News