Siapa yang tidak kenal sambal? Bagi masyarakat Indonesia, sambal bukan sekadar pelengkap makanan, melainkan bagian penting yang bisa menambah selera makan. Tanpa sambal, makan nasi hangat dan lauk pauk sering terasa ada yang kurang.
Menariknya, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki sambal khas dengan cita rasa yang berbeda-beda. Ada sambal yang disajikan segar tanpa dimasak; ada juga yang ditumis hingga harum; ada pula sambal dengan rasa pedas menyengat, gurih, hingga asam segar.
Bahkan, beberapa daerah punya sambal dengan bahan unik yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain, seperti rempah khas, ikan asap, atau buah-buahan segar.
Keanekaragaman sambal ini menunjukkan betapa kayanya kuliner Nusantara. Bahan lokal yang tersedia di tiap daerah diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan sambal dengan karakter rasa tersendiri.
Tidak heran jika sambal selalu hadir di berbagai kesempatan mulai dari makan sederhana di rumah, hingga jamuan istimewa di acara adat dan perayaan.
Nah, setelah mengenal keistimewaan sambal di Indonesia, yuk, kita lihat ragam sambal khas dari berbagai daerah berikut ini.
Ragam Sambal Khas Indonesia dan Daerah Asalnya
1. Sambal Ganja - Aceh

sambal ganja khas Aceh | Foto: YouTube/Riran Kitchen
Meski namanya terdengar unik dan terkesan ekstrem, sambal ganja sama sekali tidak menggunakan ganja sebagai bahan. Penamaannya hanya untuk menggambarkan betapa bikin nagih-nya sambal ini. Sambal ganja atau asam udeung berasal dari Aceh dan dikenal dengan rasa pedas, gurih, sekaligus segar.
Sambal ini biasanya disantap saat makan siang atau malam, terutama bersama nasi hangat, ikan bakar, sie reuboh (daging rebus), dan aneka lauk khas Aceh.
Ciri khasnya terletak pada penggunaan udang rebus, cabai rawit, bawang merah, perasan jeruk limau belimbing sayur/wuluh dan daun jeruk. Udang inilah yang memberikan rasa gurih alami sekaligus aroma khas yang membuat sambal ini berbeda dari sambal daerah lain.
Proses pembuatannya cukup sederhana, yaitu semua bahan ditumbuk kasar, kemudian dicampur dengan perasan jeruk limau agar terasa segar. Teksturnya tidak terlalu halus sehingga masih terasa potongan udang dan bumbu segar lainnya. Perpaduan pedas, asam, gurih, dan aroma jeruk inilah yang membuat sambal ganja begitu istimewa.
2. Sambal Andaliman - Sumatra Utara
Sambal andaliman adalah sambal khas masyarakat Batak Toba yang memiliki cita rasa unik dan berbeda dari sambal pada umumnya. Sambal ini terkenal karena menggunakan rempah andaliman, sejenis merica Batak yang menimbulkan sensasi getir, segar, dan sedikit kebas di lidah. Rasa pedasnya berpadu dengan aroma khas andaliman sehingga menghadirkan pengalaman makan yang khas.
Sambal andaliman biasanya dikonsumsi bersama hidangan tradisional Batak, seperti ikan mas arsik, naniura (ikan mentah berbumbu), atau ayam napinadar. Kehadirannya melengkapi rasa masakan khas Batak yang memang kaya akan bumbu.
Ciri khas sambal ini terletak pada penggunaan cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan tentu saja andaliman yang ditumbuk bersama. Kadang, ditambahkan tomat untuk memberi rasa segar dan sedikit asam.
Proses pembuatannya sederhana: bahan-bahan digiling atau diulek hingga agak halus, kemudian diberi sedikit minyak panas agar aromanya lebih harum.
Sambal ini tidak hanya pedas, tapi juga menghadirkan sensasi “bergetar” di lidah yang tidak bisa ditemukan pada sambal lain.
3. Sambal Tempoyak - Palembang dan Jambi
Sambal tempoyak adalah sambal khas Sumatra yang menggunakan bahan utama tempoyak, yaitu durian yang difermentasi. Inilah yang membuat sambal ini terasa sangat unik: perpaduan antara pedas cabai dan aroma khas durian yang kuat. Rasanya asam, pedas, sekaligus gurih sehingga menimbulkan sensasi berbeda dibanding sambal lainnya.
Sambal ini biasanya disantap bersama ikan sungai, terutama ikan patin bakar atau gulai ikan khas Palembang dan Jambi. Kehadirannya membuat lauk sederhana terasa lebih kaya rasa dan menggugah selera.
Ciri khas sambal tempoyak tentu ada pada bahan tempoyak itu sendiri. Proses fermentasi durian membuat rasanya berubah dari manis menjadi asam segar yang khas sehingga cocok dipadukan dengan cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan sedikit garam.
Proses pembuatannya Sambal Tempoyak:
Cabai dan bawang ditumis hingga harum, kemudian dicampur dengan tempoyak. Beberapa daerah ada juga yang menambahkan ikan teri atau udang kecil untuk memberi cita rasa gurih tambahan. Sambal ini benar-benar mencerminkan kekayaan kuliner Sumatra yang berani dengan rasa dan aroma.
4. Sambal Bajak - Jawa Tengah dan Jawa Timur
Sambal bajak adalah salah satu sambal khas Jawa yang populer dan sering dijadikan teman makan nasi hangat. Sambal ini memiliki cita rasa pedas, gurih, sedikit manis, serta aroma harum karena dimasak dengan cara ditumis. Tidak heran jika sambal bajak terasa lebih kaya dibanding sambal mentah.
Sambal ini biasanya disantap saat makan siang atau malam bersama lauk sederhana seperti ikan asin, ayam goreng, tempe, hingga sayur rebus. Karena rasanya tidak terlalu pedas menyengat, sambal bajak bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, termasuk yang tidak terlalu kuat menahan pedas.
Ciri khas sambal bajak terletak pada penggunaan cabai merah, bawang merah, bawang putih, terasi, dan gula merah. Perpaduan gula merah dengan cabai menciptakan sensasi pedas-manis yang khas.
Proses pembuatannya dimulai dengan menghaluskan cabai dan bumbu, lalu ditumis bersama terasi hingga harum dan matang. Penumisan ini membuat sambal tahan lebih lama serta memiliki rasa lebih dalam. Sambal bajak bisa disimpan dalam toples dan digunakan beberapa hari sebagai pelengkap berbagai hidangan.
5. Sambal Terasi - Jawa Tengah dan Jawa Barat
Sambal terasi adalah salah satu sambal paling populer di Jawa dan hampir selalu ada di meja makan tradisional. Ciri khasnya terletak pada penggunaan terasi bakar yang memberikan aroma kuat dan rasa gurih khas laut. Perpaduan pedas, gurih, dan sedikit manis dari gula membuat sambal ini terasa seimbang di mulut.
Biasanya, sambal terasi disantap bersama lauk sederhana seperti ikan asin, ayam goreng, atau lalapan segar. Kehadirannya membuat makanan yang awalnya biasa saja jadi terasa lebih nikmat.
Cara membuatnya pun tidak sulit. Cabai, bawang, dan tomat dilumatkan, kemudian diberi tambahan terasi bakar yang harum. Setelah itu, sambal bisa langsung disajikan tanpa perlu dimasak lag, sehingga rasa segar cabai tetap terasa.
6. Sambal Matah - Bali

sambal matah khas Bali | Foto: Wikimedia Commons
Sambal matah merupakan sambal khas Bali yang menghadirkan sensasi pedas sekaligus segar. Ciri utamanya terletak pada bahan-bahan segar yang digunakan tanpa diulek, melainkan diiris tipis, sehingga teksturnya masih terasa renyah di mulut. Perpaduan cabai rawit, bawang merah, serai, dan daun jeruk menghasilkan rasa pedas, harum, dan sedikit asam yang khas.
Biasanya, sambal ini hadir dalam berbagai sajian khas Bali, mulai dari lauk sederhana seperti ikan goreng hingga hidangan besar seperti ayam betutu atau bebek betutu. Karena rasanya ringan namun tajam, sambal matah juga sering dipilih untuk melengkapi acara makan bersama keluarga atau perayaan adat.
Yang membuat sambal ini unik adalah cara pengolahannya. Semua bahan segar diiris halus, lalu diberi perasan jeruk limau untuk menambah kesegaran. Setelah itu, minyak kelapa dipanaskan sebentar dan disiramkan ke dalam campuran bahan sehingga menonjolkan aroma serai dan daun jeruk. Proses sederhana ini membuat sambal matah tidak hanya nikmat, tetapi juga cepat disajikan.
7. Sambal Dabu-Dabu - Manado, Sulawesi Utara

Sambal dabu-dabu khas Manado, Sulawesi Utara | Foto: Wikimedia Commons
Bagi pencinta kuliner pedas, sambal dabu-dabu adalah salah satu sambal yang sulit dilewatkan. Sambal khas Manado ini dikenal dengan tampilannya yang berwarna-warni dan rasanya yang meledak di mulut: pedas, segar, asam, dan sedikit harum jeruk. Bahan-bahannya sengaja tidak diulek, melainkan dipotong-potong kasar sehingga tetap terasa teksturnya saat disantap.
Dabu-dabu paling nikmat ketika dipadukan dengan ikan bakar khas Manado. Biasanya, dabu-dabu hadir di meja makan saat acara keluarga atau kumpul bersama karena sambal ini memang diracik untuk melengkapi menu laut yang sederhana jadi lebih istimewa.
Yang menjadi ciri khas dari sambal ini adalah penggunaan tomat segar dalam jumlah cukup banyak, cabai rawit berwarna merah cerah, dan perasan jeruk limo khas Sulawesi Utara. Potongan bawang merah yang renyah juga membuat sensasinya berbeda dengan sambal segar lainnya.
8. Sambal Roa - Manado, Sulawesi Utara
Kalau dabu-dabu terkenal dengan kesegarannya, sambal roa justru menawarkan cita rasa gurih pedas dengan aroma asap yang khas. Sambal ini terbuat dari ikan roa, sejenis ikan kecil yang diasap lalu dihaluskan bersama cabai, bawang, dan bumbu lain. Perpaduan pedas dan aroma smoky inilah yang membuat sambal roa begitu istimewa.
Sambal roa sering dijadikan teman makan bubur Manado (tinutuan), nasi putih hangat, hingga lauk sederhana seperti tahu dan tempe goreng. Karena rasanya cukup kuat, sambal ini juga cocok disantap saat pagi atau malam hari sebagai penambah selera makan.
Ciri khasnya jelas ada pada penggunaan ikan roa asap. Ikan ini memberi rasa gurih alami sekaligus aroma unik yang tidak dimiliki sambal lain. Warna sambalnya biasanya cokelat kemerahan, dengan tekstur agak kasar karena campuran cabai dan ikan yang ditumbuk bersama.
Cara membuatnya terbilang sederhana tapi butuh ketelitian. Ikan roa kering dihaluskan lebih dulu, lalu dimasak bersama cabai, bawang, dan minyak hingga bumbu matang. Proses penumisan ini membuat sambal roa bisa tahan lebih lama dan semakin harum saat disajikan.
9. Sambal Kandas - Dayak, Kalimantan
Sambal kandas adalah sambal khas masyarakat Dayak di Kalimantan yang punya cita rasa pedas segar dengan sentuhan khas dari rempah lokal. Sambal ini umumnya dipadukan dengan ikan, terutama ikan bakar atau ikan asap sehingga rasa pedasnya berpadu dengan gurihnya daging ikan.
Ciri khas sambal kandas terletak pada penggunaan terasi atau belacan serta bahan segar seperti cabai rawit, bawang merah, dan tomat. Beberapa variasinya bahkan menambahkan daun kecombrang atau jeruk sambal untuk memperkuat aroma.
Untuk membuatnya, bahan-bahan dasar ditumbuk kasar lalu ditumis sebentar agar aromanya semakin harum. Ada juga versi sambal kandas mentah, di mana semua bahan hanya diulek tanpa dimasak sehingga lebih terasa segar. Sambal ini biasa disajikan ketika makan siang atau malam bersama nasi hangat, lauk ikan, dan sayur khas Kalimantan.
10. Sambal Colo-Colo - Maluku
Sambal colo-colo merupakan sambal khas Maluku yang terkenal dengan rasa pedas, asam, dan segar. Keunikannya ada pada penggunaan kecap manis atau asin yang berpadu dengan potongan cabai rawit, bawang merah, dan tomat. Kombinasi ini menciptakan rasa pedas gurih yang tidak terlalu berat, tapi justru segar di lidah.
Biasanya, sambal colo-colo disajikan sebagai pendamping ikan bakar atau ikan goreng, terutama yang baru saja diangkat dari bara api. Sentuhan segar dari sambal ini mampu menyeimbangkan rasa gurih ikan dan menambah kenikmatan setiap suapan.
Proses pembuatannya sederhana: bahan-bahan dipotong kecil-kecil lalu dicampurkan dalam wadah, kemudian diberi perasan jeruk nipis agar semakin segar. Tidak perlu ditumis atau dimasak, sambal ini mengandalkan kesegaran bahan mentahnya. Karena itulah, sambal colo-colo lebih sering disantap saat makan malam atau acara kumpul keluarga dengan hidangan ikan sebagai menu utama.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News