Kawan GNFI, pernahkah Kawan mendengar nama Mgr. Piero Pioppo? Ia adalah Duta Besar Vatikan untuk Indonesia yang sejak 2017 lalu setia mendampingi umat Katolik dan menjalin persahabatan dengan bangsa kita.
Tak hanya dikenal sebagai diplomat ulung, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Uskup Agung Piero Pioppo, merupakan sosok penting dalam membangun jembatan antara Tahta Suci dengan bangsa Indonesia.
Sejak tiba di Tanah Air pada 2017, beliau bukan hanya berperan sebagai perwakilan diplomatik, melainkan juga hadir secara nyata dalam kehidupan Gereja dan umat Katolik di berbagai wilayah.
Masa pengabdiannya yang panjang, hingga kini menjadi salah satu duta besar dengan masa tugas terlama di Indonesia, menjadikan Piero Pioppo sosok yang patut dikenang dan diapresiasi.
Pada pertengahan 2025, Paus Leo XIV menunjuk beliau untuk menjalankan tugas baru sebagai Nunsius Apostolik untuk Spanyol dan Andorra, sebuah kepercayaan besar setelah karya panjangnya di Indonesia.
Profil Singkat Piero Pioppo
Mgr. Piero Pioppo lahir di Savona, Italia, pada 29 September 1960. Ia ditahbiskan menjadi imam pada 29 Juni 1985 dan menekuni bidang Teologi Dogmatik. Sejak awal, perjalanan hidupnya banyak diwarnai dengan karya pelayanan di luar negeri. Pada 1993, ia mulai berkarya di Korps Diplomatik Takhta Suci dengan penugasan di Korea Selatan, Chili, serta di Sekretariat Negara Vatikan.
Karier diplomatiknya semakin berkembang ketika pada 25 Januari 2010 Paus Benediktus XVI menunjuknya sebagai Nunsius Apostolik untuk Kamerun dan Guinea Khatulistiwa. Pada saat itu, ia juga dianugerahi gelar Uskup Agung Tituler Torcello.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 8 September 2017, ia dipercaya untuk menjadi Duta Besar Vatikan di Indonesia. Tidak hanya itu, sejak 2018 ia juga merangkap sebagai Nunsius Apostolik untuk ASEAN.
Masa Tugas Duta Besar Vatikan di Indonesia
Piero Pioppo tiba di Indonesia pada 14 November 2017, menandai awal masa tugasnya sebagai wakil resmi Takhta Suci. Seiring waktu, ia menjadi salah satu duta besar dengan masa pengabdian terpanjang di Indonesia.
Hingga pertengahan 2025, ia telah melayani lebih dari tujuh tahun, sebuah catatan penting yang membuatnya menjabat sebagai Dekan Korps Diplomatik di Jakarta.
Keberadaannya tidak sekadar menjalankan peran diplomatik yang bersifat formal, tetapi juga memperlihatkan komitmen kuat untuk hadir bersama umat. Dengan caranya yang sederhana namun penuh makna, Pioppo menjalin relasi hangat dengan berbagai keuskupan, tokoh agama, serta masyarakat lintas iman di Indonesia.
Kegiatan Pastoral dan Gerejawi di Tahun 2025
Tahun 2025 menjadi saksi bagaimana Piero Pioppo tetap aktif berkarya. Sejumlah kegiatan besar yang ia pimpin menunjukkan kedekatannya dengan umat:
- 22 Januari 2025: Ia memimpin Misa Pentahbisan Uskup Agustinus Tri Budi Utomo sebagaiUskup Keuskupan Surabaya di Auditorium Gedung Widya Mandala.
- 13 Maret 2025: Ia menyerahkan pallium kepada Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, sebagai tanda persekutuan dengan Takhta Suci di Gereja Katedral Kupang.
- 24 April 2025: Ia memimpin Misa Requiem bagi Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta, sebuah momen bersejarah penuh duka sekaligus doa bersama.
- 14 Mei 2025: Ia kembali hadir di Auditorium Gedung Widya Mandala untuk memimpin Misa Pentahbisan Monsinyur Bernardus Bofitwos Baru sebagai Uskup Keuskupan Timika.
- 17 Juli 2025: Ia memimpin pemberkatan Gereja Katolik Santo Yoseph di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku, yang disambut penuh sukacita oleh umat setempat.
Kegiatan-kegiatan tersebut mencerminkan perannya yang tidak terbatas di Jakarta, melainkan juga menyentuh umat di berbagai daerah, termasuk wilayah timur Indonesia.
Apresiasi atas Pengabdian
Sebagai seorang duta besar, Piero Pioppo menunjukkan bahwa diplomasi bukan hanya tentang urusan negara, melainkan juga pelayanan umat.
Konsistensinya dalam mendampingi Gereja di Indonesia selama lebih dari tujuh tahun adalah bukti dedikasi dan cinta pada misi Gereja. Kehadirannya dalam setiap peristiwa penting mulai dari pentahbisan uskup, misa arwah, hingga pemberkatan gereja memberikan semangat dan teladan.
Lebih dari itu, sosoknya juga berkontribusi dalam memperkuat hubungan antaragama di Indonesia yang terkenal dengan keberagaman. Kehadirannya sebagai wakil Tahta Suci di negaradengan populasi Muslim terbesar di dunia adalah simbol dialog, toleransi, dan persaudaraan.
Kawan GNFI, kini setelah lebih dari tujuh tahun berkarya di Indonesia, Mgr. Piero Pioppo mendapat amanah baru dari Paus Leo XIV sebagai Nunsius Apostolik untuk Spanyol dan Andorra.
Sebelum melepasnya ke misi baru, kita patut menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya. Dedikasi, kesederhanaan, dan perhatian beliau kepada umat di berbagai pelosok Nusantara akan selalu dikenang.
Semoga pengalaman panjang di Indonesia menjadi bekal berharga dalam karya barunya, dan jejak pelayanannya tetap menjadi inspirasi bagi kita semua. Terima kasih, Monsinyur Piero Pioppo Indonesia selalu akan menjadi bagian dari kisah perjalananmu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News