Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah. Cerita asal-usul candi ini didasarkan pada catatan sejarah dan catatan legenda yang beredar di masyarakat.
Berdasarkan sejarah, Candi Prambanan dibangun sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan Candi Sewu. Sementara menurut legenda, Candi Prambanan berasal dari kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang.
Nah, untuk menggali lebih dalam mengenai asal-usul Candi Prambanan, kawan dapat menyimak artikel berikut sampai selesai.
Cerita Asal-usul Sejarah Candi Prambanan
Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Sleman, Candi Prambanan sudah dibangun sejak abad ke-9 masehi, sebagai bentuk persembahan bagi Trimurti (tiga dewa utama Hindu), yaitu Brahma (dewa pencipta), Wishnu (dewa pemelihara), dan Siwa (dewa pemusnah). Menurut prasasti Siwagrha, candi ini memiliki nama asli Siwagrha, yang dalam bahasa Sansekerta berarti "Rumah Siwa).
Candi Hindu ini pertama kali dibangun sekitar 850 Masehi oleh Rakai Pikatan yang kemudian diperluas oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu. Selanjutnya, bangunan candi terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram, seperti Raja Daksa dan Tulodong yang membangun ratusan candi tambahan.
Pada tahun 930-an, candi Prambanan mulai terlantar dan tidak terawat, hal ini disebabkan oleh peperangan dan perebutan kekuasaan. Lama kelamaan, candi ini mulai runtuh dan rusak.
Pada abad ke-16, bangunan candi benar-benar runtuh akibat gempa bumi dahsyat. Setelah perpecahan Kesultanan Mataram pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak menjadi tanda pembatas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta dan kasunan Surakarta (Solo).
Pada tahun 1733, candi berhasil ditemukan oleh CA. Lons, seorang berkebangsaan Belanda. Pada masa Sir Thomas Stamford Raffles, penelitian mengenai candi tersebut mulai dilakukan, namun setelahnya reruntuhan kembali terlantar.
Kemudian pada tahun 1855, Jan Willem Ijzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Arca-arca dan relief candi banyak digunakan sebagai hiasan oleh Belanda dan dijadikan bahan bangunan bagi masyarakat pribumi.
Hingga pada tahun 1902-1903, bangunan ini mulai dilakukan pemugaran oleh Theodor van Erp. Kemudian dilanjutkan oleh P.J Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai dengan kaidah arkeologi. Sebelumnya, bangunan ini hanya dibongkar dan dipindahkan sembarangan tanpa adanya pemugaran kembali.
Pada tahun 1926, pemugaran dilanjutkan oleh De Haan hingga akhir hidupnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt sampai tahun 1942 yang pada akhirnya diserahkan kepada putra Indonesia hingga tahun 1993.
Pada tahun 1953, pemugaran candi utama yaitu Candi Siwa berhasil rampung dan diresmikan oleh Presiden Soekarno. Hingga kini, Candi Prambanan berhasil masuk ke dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991. Namun beberapa bagian Candi Prambanan masih terus direstorasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006.
Cerita Asal-usul Legenda Candi Prambanan
Selain menurut sejarahnya, Candi Prambanan juga dikenal melalui legenda yang terus dilestarikan oleh masyarakat, yaitu kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang. Berikut kisahnya dikutip dari buku "Legenda Rakyat Nusantara" oleh Tami Widiasari.
Dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Kedamaian kerjaan ini tiba-tiba diusik dengan adanya serangan dari negeri Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso merupakan sosok yang kejam dan suka memerintah siapapun, ia bahkan memiliki pasukan jin. Tak berapa lama, Bondowoso sering kali mengamati Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik dan ayu.
"Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku," ujar Bondowoso dalam hati.
Keesokan harinya, Bondowoso memberanikan diri untuk melamar Roro Jonggrang. Namun ternyata, sikap tersebut dianggap lancang oleh Roro Jonggrang. Ia kemudian berpikir keras untuk menolak Bondowoso, namun dengan tidak mengundang amarahnya.
"Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya," ujar Roro Jonggrang. "Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus 1.000 buah."
Mendengar itu, Bondowoso bergetar menahan amarahnya, sadar Roro Jonggrang tengah mengujinya. Namun kemudian penasihat kerajaan mengimbau agar Bondowoso meminta bantuan para jin untuk membangun 1.000 jin.
Tak lama kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bondowoso.
"Bantu aku membangun 1000 candi," perintah Bondowoso.
Tanpa berlama-lama, para jin langsung mengerjakan tugasnya masing-masing. Dalam waktu singkat, candi sudah hampir selesai.
Sementara itu, Roro Jonggrang mengamati kejadian tersebut. Ia menjadi cemas mengetahui Bondowoso meminta bantuan jin.
Ia kemudian menugaskan para dayangnya untuk mengumpulkan jerami. "Cepat bakar semua jerami!" perintah Roro Jonggrang.
Tak lama kemudian, semburat warna merah mulai memancar ke langit, mirip seperti peristiwa terbitnya fajar.
Para jin mengira matahari sudah terbit. Mereka kemudian bergegas berhamburan pergi meninggalkan tempat tersebut. Bandung Bondowoso pasrah menyaksikan peristiwa tersebut.
Keesokan paginya, Bondowoso menemui Roro Jonggrang dan membawanya ke tempat candi.
"Lihat, candi yang kau minta sudah berdiri!" ujar Bandung Bondowoso.
Roro Jonggrang kemudian menghitung jumlah candi tersebut. "Jumlahnya kurang satu," seru Roro Jonggrang. "Tuan gagal memenuhi syarat yang saya ajukan."
Mendengar itu, Bandung Bondowoso murka dan menatap tajam ke arah Roro Jonggrang. " Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!" ujar Bandung Bondowoso gusar.
Ajaibnya, Roro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Hingga kini, candi-candi tersebut disebut sebagai Candi Roro Jonggrang. Karena berada di daerah Prambanan Jawa Tengah, Candi Roro Jonggrang juga disebut sebagai Candi Prambanan.
Demikianlah cerita asal-usul Candi Prambanan, menurut sejarah dan legendanya. Semoga bermanfaat ya, kawan!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News