Ratna Indah Kurniawati kerap dipanggil Ratna. Ia lahir di Pasuruan tahun 1980. Di umurnya yang ke 24 tahun ia sudah bekerja sebagai perawat dan pengelola program kusta di Puskesmas Grati.
Tujuh tahun setelah berkecimpung di dunia kesehatan khususnya dalam penanganan pasien kusta, Ratna mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards tingkat nasional. Ia berkontribusi dalam memberdayakan pasien kusta untuk bisa bekerja dan bersosialisasi di masyarakat. Meskipun saat itu masyarakat masih beranggapan buruk terhadap pasien kusta.
Di sinilah peran Ratna untuk mengedukasi masyarakat dan pasien kusta itu sendiri. Ratna memberikan pemahaman dan dukungan kepada pasien kusta untuk percaya pada diri sendiri dan tidak terus-menerus terpuruk.
Penolakan Demi Penolakan yang Dihadapi
Upayanya dalam menangani pasien kusta tidak serta merta berjalan mulus. Penolakan berasal dari keluarga. Sang suami keberatan dengan kegiatan yang Ratna jalani. Satu ketika seorang pasien kusta datang ke rumah Ratna. Setelah pasien itu pulang, gelas dan kursi yang dipakai pasien kusta itu dicuci bersih dan dijemur karena takut akan tertular kusta.
Kusta memang bisa menular lewat udara tapi Ratna menjelaskan bahwa penderita kusta yang sudah diobati maka sudah tidak bisa menulari orang lain. Dan pasien yang berkunjung ke rumah Ratna sudah menjalani pengobatan. Meskipun begitu, suami Ratna tetap takut tertular.
Ratna coba untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman terkait kusta kepada suami dan keluarganya. Namun butuh waktu berbulan-bulan bagi Ratna untuk mengubah pandangan negatif sang suami terhadap penderita kusta.
Griya Luhu: Dari Pulau Dewata, Hadir Harapan Baru Melalui Bank Sampah Digital
Selain dari keluarga, di kanal Youtube Michael Tjandra Luar Biasa, Ratna juga menceritakan pengalamannya ketika mendapatkan penolakan dari perangkat desa. Saat itu, Ratna bersama kumpulan penderita kusta ingin mengadakan acara di balai desa setempat. Namun, seorang perangkat desa tidak mengizinkan karena ditakutkan penyakit kusta dari penderita akan menulari anak-anak sekolah yang sering bermain di balai desa. Akhirnya, Ratna dan yang lainnya berpindah ke balai desa lain.
Asa Untuk Penderita Kusta
Ratna tak hanya mengedukasi keluarga dan masyarakat di sekitarnya tentang kusta. Lebih dari itu, Ratna mulai mendata ulang penderita kusta di sembilan desa di wilayah kerjanya.
Ratna mendatangi penderita kusta satu persatu untuk melihat sejauh mana tingkat keparahan kusta yang mereka idap. Saat Ratna mendatangi salah satu rumah penderita kusta, si penderita menyangkal dirinya punya penyakit kusta karena malu. Meskipun Ratna sudah melihat ciri-ciri penyakit kusta pada penderita tersebut. Lambat laun, si penderita tersebut mau menerima kondisinya dan menjalani pengobatan rutin.
Stigma negatif terhadap penderita kusta membuat mereka terkucilkan di masyarakat dan tidak mendapatkan kesempatan yang sama. Kecacatan yang dimiliki sebagian besar penderita kusta menjadikan mereka tidak bisa berpenghasilan layak.
Di sinilah peran Ratna yang bukan hanya mengobati penderita kusta tetapi juga menghidupkan api semangat untuk berkarya. Sampai tahun 2008, Ratna sudah memberdayakan 400 penderita kusta di 9 desa sebagai wirausaha. Salah satunya bernama Amat.
Dari Pojok Gizi ke Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards
Tertera dalam Astramagz 2020, majalah Astra digital, Amat sejak tahun 1997 sudah mengalami kusta dan satu persatu jari tangannya tanggal tak bersisa. Karena sudah tak punya jari tangan, ia sulit mendapatkan pekerjaan dan menjadi pekerja serabutan.
Namun, harapan tiba saat Amat diberdayakan oleh Ratna sebagai peternak jangkrik. Dalam sebulan ia bisa memanen 26 kg jangkrik yang ia jual perkilogramnya seharga Rp 20.000 - Rp 30.000. Amat hanyalah satu dari sekian banyak penderita kusta yang berhasil Ratna berdayakan baik sebagai peternak hewan maupun produksi pakaian.
Mengutip Tempo, selain secara ekonomi, Ratna juga turut membantu memulihkan psikis para penderita kusta dari stigma dan perlakuan kurang baik dari masyarakat yang belum teredukasi dengan baik tentang kusta. Ratna juga membentuk Kelompok Perawatan Diri (KPD) untuk memuluskan program dan kegiatannya dalam penanganan serta pemberdayaan penderita kusta.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News