Nur Rahmi Yanti kerap disapa Yant Sorgum yang saat ini menjadi nama perusahaan yang ia dirikan yaitu PT. Yant Sorghum Indonesia. Berkat dedikasinya dalam menaikkan tanaman sorgum menjadi komoditas dagang yang bervariasi dan bernilai jual tinggi membuat Nur Rahmi Yanti menerima penghargaan SATU Indonesia Awards tingkat Provinsi tahun 2017.
Penghargaan SATU Indonesia Award yang diselenggarakan oleh Astra merupakan apresiasi terhadap dedikasi tokoh yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia dalam mengembangkan kehidupan berkelanjutan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Nama Nur Rahmi Yanti selalu lekat dengan sorgum, tanaman yang berasal dari Afrika ini. Semua berawal saat ia tertarik melihat tanaman yang ia kira adalah padi ketika ia mengunjungi pameran pada tahun 2010 yang diselenggarakan instansi pemerintah NTB. Melansir Kompas, setelah Yanti mencari tahu tentang tanaman unik itu akhirnya ia mengetahui bahwa banyak petani di pelosok yang menanam tanaman ini.
Artikel terkait: Sorgum, Pangan Lokal Penjaga Ketahanan Pangan Masyarakat NTT Di Tengah Krisis Iklim
Yanti dan teman-temannya mencari tahu desa mana saja yang menanam sorgum dan mereka berhasil mengunjungi satu desa yang berada di Lombok Timur. Masyarakat di desa itu meminta Yanti untuk mengembangkan sorgum yang mereka tanam karena di desa itu sorgum hanya digunakan sebagai pakan ternak dan panganan pribadi. Hal itu yang membuat Yanti, yang juga merupakan lulusan jurusan Pemuliaan Tanaman ini mempelajari sorgum secara autodidak karena sebenarnya ia sama sekali tidak tahu tentang sorgum.
Petani Bertambah, Varian Produk Melimpah
Pada akhir tahun 2018, Yanti bersama 10 petani sorgum di Lombok Timur membuat produk turunan sorgum berupa beras dan tepung yang dikemas sederhana untuk dijadikan komoditas dagang. Setahun kemudian, produk bertambah menjadi gula yang berasal dari batang sorgum.
Yanti mengungkapkan perkembangan usaha sorgumnya di kanal Youtube resmi milik Kementerian Pertanian Direktorat Hilirisasi Hasil Tanaman Pangan. Selama 3-4 tahun berjalan, petani sorgum yang diberdayakan bertambah banyak dengan jumlah 100 petani yang menggarap lahan sebanyak 50 hektar.
Produk olahan sorgum juga semakin bervariasi berupa gula cair, tepung, beras sorgum, aneka kue kering dan kue roll, alat makan edible, stik bawang, dan masih banyak varian lainnya. Proses produksi sorgum menjadi olahan pangan dilakukan oleh 15 orang pekerja yang bekerja sebagai pembuat olahan sorgum, pendesain kemasan, sampai tim promosi.
Produk-produk dari PT. Yant Sorgum Indonesia ini sudah diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Turki, Malaysia, Singapura, Timor Leste, Cina sampai menembus Eropa. Kunci kesuksesan usaha Yanti dalam mengangkat nilai sorgum ke pasaran dunia adalah ketekunan. Ia menyadari bahwa sorgum belum banyak dikenal masyarakat dan hal ini yang membuat Yanti merasa tertantang untuk mengenalkan sorgum sebagai alternatif bahan pangan selain beras, tepung, dan jagung.
Baca juga: Sorgum, Energi Baru dari Tanaman Serbaguna untuk Masa Depan Indonesia
Yanti bertekad untuk mengenalkan tanaman lokal yang bisa bernilai tinggi di pasaran terlebih sorgum cenderung cukup mudah dibudidaya dan tahan terhadap cuaca panas dan kering. Hal ini juga menjadi keunggulan tanaman sorgum. Dalam satu tahun, petani dapat memanen sorgum sebanyak tiga kali.
Dengan mendirikan PT. Yant Sorghum Indonesia, Yanti membantu membangun kembali perekonomian petani sorgum. Kepada Kompas, Yanti menyebutkan bahwa modal biaya budidaya sorgum sebesar Rp 5-7 juta per 1 hektar lahan. Dalam sekali panen, petani dapat menghasilkan Rp 30 juta, dalam setahun petani panen sebanyak tiga kali.
Sejalan dengan program Desa Sejahtera Astra, Yanti yang juga mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards ikut berkecimpung sebagai fasilitator dalam program tersebut dengan komoditas utama sorgum yang dibudidaya oleh petani-petani di 23 desa di NTB sejak tahun 2018-2021.
Pada tahun 2024, Yanti melalui PT. Yant Sorghum Indonesia telah memberdayakan 1.000 petani dan membuat lebih dari 25 varian produk dari sorgum.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News