Pasbana - Di sebuah pagi di pedalaman Sumatra Barat, suasana hening perbukitan tiba-tiba pecah oleh gonggongan anjing. Puluhan laki-laki berlarian, sebagian dengan motor, sebagian lagi datang dengan mobil bak terbuka. Mereka bukan hendak berkebun atau menghadiri pesta adat. Mereka berkumpul untuk satu tujuan: buru babi.
Buru babi di Minangkabau bukan sekadar hobi atau olahraga. Ia sudah menjadi tradisi, bahkan dilegitimasi sebagian kalangan sebagai bagian dari adat. Setiap bulan, para pemburu dari berbagai nagari berkumpul, membawa anjing-anjing pilihan yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Anjing-anjing itu dirawat dengan telaten, kadang lebih dimanja daripada anak sendiri, kata orang-orang kampung dengan nada setengah menyindir.
Baca Selengkapnya