Kota Solo kembali menjadi pusat perhatian dunia lewat gelaran Solo International Performing Arts (SIPA) 2025. Festival seni pertunjukan internasional yang digelar pada 4–6 September 2025 di Pamedan Pura Mangkunegaran beberapa hari lalu ini mengusung tema "Nifty, Artful & Visionary". Tema tersebut menggambarkan semangat generasi muda yang kreatif, inovatif, dan penuh visi, sekaligus menegaskan Solo sebagai kota budaya yang terus beradaptasi dengan zaman.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009, SIPA telah menjadi ajang diplomasi budaya yang menyatukan seniman dari berbagai negara dengan masyarakat lokal. Festival ini telah menjadi wadah pertemuan bagi seniman tradisional, kontemporer, dan modern dari berbagai negara.
Festival ini awalnya diadakan di Pamedan Pura Mangkunegaran, kemudian sempat berpindah ke Benteng Vastenburg, dan akhirnya kembali ke lokasi bersejarah Mangkunegaran pada tahun 2024. Kehadiran SIPA terus mengusung misi diplomasi budaya dengan tujuan mempertemukan berbagai tradisi, menghubungkan komunitas seni, serta memperkenalkan Solo kepada dunia.
Di tahun 2025 ini, SIPA menjadi momen istimewa karena antusiasme masyarakat yang kembali meningkat sehingga menjadikan SIPA sebagai festival yang dinantikan tidak hanya oleh warga Solo, tetapi juga oleh para pecinta seni di seluruh dunia.
Pre-Event SIPA 2025
Serangkaian acara SIPA 2025 dimulai dengan Pre-Event 1 bertajuk SIPA Goes to Mall yang berlangsung di Food Court Area Solo Paragon Mall pada 30 Juli 2025. Acara ini menampilkan penampilan dari berbagai komunitas lokal, termasuk Timeless Dance K-Pop, Bettersound Band, dan Fashion Show Putra Putri Solo.
Selanjutnya di Pre-Event 2 bertajuk SIPA On Street digelar pada 22 Agustus 2025 di koridor Jalan Gatot Subroto, Solo. Pada malam itu, jalanan berubah menjadi panggung seni terbuka yang dipenuhi penampilan komunitas kreatif. Berbagai talenta lokal turut memecah keramaian seperti KMF FISIP UNS, K&Q Dance, bahkan Putra Putri Lawu.
Antusiasme penonton terlihat begitu tinggi menjelang acara dimulai. Ratusan warga Solo dan sekitarnya memenuhi koridor Jalan Gatot Subroto untuk menyaksikan langsung Pre-Event SIPA. Keseruan pre-event SIPA 2025 ini pun turut diungkapkan oleh salah satu penonton di laman postingan Instagram @sipafestival.
"SERUU BGTT PRE EVENT KEMARINN ❤️🔥👊", tulis @hi_ninafariseffendi.
The Day of SIPA 2025
Hari pertama dimulai dengan Opening Performance yang di bawakan oleh Ambassador SIPA 2025, Patricia Arstuti feat Ekosdance Company & Candrakirana Art Center. Panggung kemudian dimeriahkan oleh Khambatta Dance dari Amerika Serikat, SNU dari Korea Selatan, kolaborasi penuh energi Dr. Danny (Singapura) x Fajar Satriadi (Indonesia), penampilan unik dari Noizekilla dari Bali, hingga hentakan ritmis Rentak Gading dari Bengkulu.
Malam pembuka ini berhasil menghipnotis penonton dengan suguhan yang kaya warna, mulai dari tarian kontemporer, musik, hingga perpaduan tradisi dan modernitas sehingga penonton tidak sabar untuk menyasikan pertunjukan di hari berikutnya, seperti yang disampaikan oleh @bang________satria pada laman komentar instagram.
"Malam tadi MERIAH sekali...... Menyala SIPA🔥🔥🔥❤️❤️ gak sabar mau liat nanti malam", ungkap @bang________satria di laman postingan instagram @sipafestival.
Memasuki hari kedua, atmosfer festival semakin bergelora. Pertunjukan-pertunjukan yang hadir menampilkan ragam kreativitas dan inovasi. Sanggar Kirana Malaysia menampilkan permainan alat musik gamelan melayu yang dipadu padakan dengan tarian. Darryl Simeon dari Halmahera Barat dengan karyanya "Sio Ake Wayoli".
Dari Solo sendiri, Congwayndut, membawakan karya "Dibuang Sayang". Tak kalah memikat, Sanggar Seni Lepas asal Sumbawa Barat menyuguhkan "Kenre Beragi". Penonton juga diajak menikmati jazz artistik melalui Parra.dice of Erasmus Huis dari Belanda. Akhir puncak hari kedua ditutup dengan megah oleh penampilan spesial Sandhy Sondoro bersama Indro Harjodikoro & Band, dengan bernyanyi bersama di bawah langit Solo.
Hari ketiga SIPA 2025 menjadi puncak yang meriah di Pamedan Pura Mangkunegaran dengan deretan penampil internasional dan lokal, mulai dari Samohung asal Trenggalek, Langenpraja Mangkunegaran dari Solo, Dongbaek Circus dan Pod Dance Project dari Korea Selatan, Colectivo Glovo dari Spanyol, hingga Duo Etnicholic dari Malang.
Suasana penutupan berlangsung hangat dan meriah. Penonton turut larut dalam sajian seni yang memadukan tradisi, modernitas, dan kreasi kontemporer. Di akhir acara, kembang api menjadi penanda bahwa acara telah selesai.
Selama tiga hari gelaran SIPA 2025, ada hal menarik yang tidak luput dari perhatian penonton, yaitu kehadiran juru bahasa isyarat di sisi panggung. Juru bahasa isyarat tidak hanya menyampaikan rangkaian acara, tetapi juga memastikan bahwa setiap informasi dan momen festival dapat diakses oleh semua penonton.
Inisiatif ini menegaskan bahwa seni adalah milik semua orang tanpa batas kemampuan maupun keterbatasan sehingga siapa pun dapat merasakan kebersamaan dan kemeriahan yang dihadirkan SIPA.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News