Sektor industri pengolahan telah lama menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Dalam menghadapi dinamika global dan tuntutan pembangunan berkelanjutan, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menetapkan tiga pilar strategis yang akan menjadi prioritas utama hingga tahun 2026, yairu penguatan ekspor, percepatan hilirisasi, dan implementasi transformasi hijau.
Strategi ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri yang lebih berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap target ekonomi nasional.
Target Ambisius untuk Industri Nasional
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, memaparkan proyeksi ambisius untuk industri pengolahan nonmigas.
Pada tahun 2026, sektor ini ditargetkan tumbuh sebesar 6,52 persen, dengan kontribusi terhadap PDB nasional mencapai 18,66 persen. Lebih lanjut, industri diharapkan menyumbang 74,85 persen ekspor nasional dan menyerap 14,68 persen tenaga kerja.
Selain itu, upaya pemerataan industri juga menjadi perhatian, dengan proyeksi peningkatan distribusi investasi di luar Jawa hingga 33,25 persen. Aspek keberlanjutan juga tidak luput dari perhatian, sejalan dengan komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 6,79 juta ton karbon dioksida.
“Target ini mencerminkan tekad pemerintah menjadikan industri sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Pertumbuhan industri tidak hanya diarahkan untuk memperkuat struktur ekonomi, tetapi juga untuk memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, serta penguatan daya saing,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis.
Hilirisasi, Menambah Nilai Sumber Daya Alam
Percepatan hilirisasi sumber daya alam menjadi salah satu kunci dalam strategi peningkatan daya saing industri. Hilirisasi bertujuan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi, yang pada gilirannya akan meningkatkan nilai ekspor dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Program ini mencakup berbagai sektor, mulai dari pertambangan hingga perkebunan, dengan harapan Indonesia tidak lagi hanya menjadi pengekspor bahan mentah, melainkan juga produsen produk akhir yang kompetitif di pasar global.
Ekspor, Memperluas Jangkauan Pasar Global
Fokus pada ekspor menjadi sangat krusial mengingat potensi pasar global yang luas. Menteri Perindustrian menyoroti ketahanan produk manufaktur Indonesia di pasar ekspor.
“Yang kuat dari produk manufaktur kita adalah pasar ekspor, yang terus-menerus menunjukkan peningkatan. Hal ini menjadi baseline dan dasar optimisme bagi peluang usaha nasional,” tegasnya.
Kemenperin berkomitmen untuk mendorong promosi produk industri, memperluas akses pasar global, dan menarik investasi asing untuk mendukung peningkatan kapasitas ekspor.
Transformasi Hijau: Industri yang Berkelanjutan
Komitmen terhadap transformasi hijau merupakan langkah penting menuju industri yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Implementasi industri hijau difokuskan pada efisiensi energi, penerapan teknologi bersih, dan prinsip keberlanjutan dalam seluruh proses produksi.
Ini bukan hanya tentang memenuhi standar lingkungan, tetapi juga tentang meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi jejak karbon industri, sejalan dengan agenda global untuk mengatasi perubahan iklim. Upaya ini juga sejalan dengan upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang telah disebutkan sebelumnya.
Program Pendukung dan Tantangan ke Depan
Untuk mencapai sasaran tersebut, Kemenperin menyiapkan berbagai program prioritas, termasuk penguatan industri kecil dan menengah (IKM), penciptaan wirausaha baru, restrukturisasi mesin dan teknologi, serta penguatan pendidikan vokasi untuk membangun sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten.
Selain itu, pengembangan industri halal, peningkatan pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan percepatan pembangunan kawasan industri juga menjadi fokus.
“Manufaktur kita mempunyai resiliensi yang tinggi. Walaupun dihadapkan dengan berbagai dinamika dan tantangan, resiliensi industri sudah terbukti dan ini menjadi dasar optimisme bagi percepatan pertumbuhan,” ujar Menperin.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News