Dalam dunia bisnis yang kompetitif, efisiensi operasional dan keberlanjutan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan primer. Listrik adalah salah satu biaya terbesar bagi perusahaan, dan dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, penggunaan energi terbarukan menjadi solusi yang tak terhindarkan. Salah satu sumber energi terbarukan yang paling mudah diaplikasikan di area perkotaan, baik untuk bangunan industri maupun komersial, adalah energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
PLTS adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan radiasi matahari untuk menghasilkan listrik, dan komponen utamanya adalah panel surya fotovoltaik. Panel ini mengubah energi matahari menjadi arus listrik searah (DC), yang kemudian dikonversi menjadi arus listrik bolak-balik (AC) oleh inverter agar bisa digunakan sehari-hari.
Pemerintah juga telah menunjukkan komitmennya terhadap energi terbarukan. Di Indonesia, ada target bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025, yang menunjukkan dukungan kuat untuk pemanfaatan energi surya, termasuk untuk fasilitas publik. Hal ini menjadikan PLTS bukan hanya solusi hemat biaya, tetapi juga langkah strategis untuk mendukung agenda nasional.
Memilih untuk beralih ke energi surya adalah keputusan besar, dan Sobat EBT Heroes membutuhkan data yang andal untuk memvalidasi investasi tersebut. Di sinilah ZE data – DASHBOARD PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI WILAYAH ASIA hadir sebagai alat bantu terbaik Anda. Dashboard ini menyediakan dataset total energi listrik tenaga surya yang dihasilkan di wilayah Asia dari tahun 2013 hingga 2023.
Dengan dashboard ini, Anda dapat memantau tren total listrik yang dihasilkan oleh PLTS dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang tersedia, produksi energi surya di Asia menunjukkan tren peningkatan yang signifikan dari 2013 hingga 2023. Pada tahun 2013, produksinya berada di bawah 200 gigawatt, dan terus meningkat tajam hingga mencapai lebih dari 800 gigawatt pada tahun 2023.
Baca Selengkapnya