AIESEC in Semarang resmi menutup rangkaian kegiatan Happy Bus 2025, salah satu proyek unggulan AIESEC in Semarang yang berorientasi pada penguatan Sustainable Development Goals (SDGs) 4.7: Quality Education.
Program ini dirancang untuk menghadirkan pengalaman belajar bernuansa internasional bagi para pelajar di Semarang melalui pengenalan bahasa asing dan budaya, sekaligus memberikan kesempatan bagi para Exchange Participant (EP) untuk mengenal langsung tradisi Indonesia.
Tahun ini, Happy Bus diikuti oleh tiga Exchange Participant (EP)yaitu Xinqing Gao dari Tiongkok, Shehryar Montahsim dari Pakistan, dan Ahsan Umar dari Taiwan. Selama program berlangsung, mereka didampingi oleh 6 Local Volunteers (LV) dari Semarang.
Kolaborasi lintas budaya yang terjalin tidak hanya memperkuat kerja sama, tetapi juga mendorong para pelajar untuk melihat dunia dengan perspektif yang lebih luas dan terbuka.
Happy Bus 2025 diawali dengan Preparation Week pada 8–11 Juli 2025. Pada tahap ini, para EP mempersiapkan materi pembelajaran, mempelajari metode mengajar yang efektif, sekaligus memperkaya pemahaman mereka tentang budaya Indonesia.
AIESEC Universitas Brawijaya Gelar Global Village 2025 Hadirkan Budaya dari 6 Negara
Proses persiapan tersebut didukung penuh oleh Local Volunteer (LV) dan panitia. Dengan demikian, para EP lebih siap dan percaya diri sebelum memasuki ruang kelas.
Langkah ini menjadi awalan yang penting agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan relevan dengan kondisi setempat.
Kegiatan belajar mengajar berlangsung pada 14 Juli—14 Agustus 2025, melibatkan satu sekolah sebagai penerima kesempatan, yaitu SDN Jomblang 5, serta tiga sekolah lain sebagai Learning Partner: SD Alam Ar Ridho, SDK YSKI, dan SMP PL Domenico Savio.
Di dalam kelas, para siswa tidak hanya mempelajari bahasa asing, tetapi juga diajak mengenal budaya dari negara asal para EP. Suasana belajar dibuat seinteraktif mungkin melalui permainan, cerita, hingga proyek kreatif, sehingga pengalaman belajar menjadi menyenangkan sekaligus bermakna.
“Siswa-siswa terlihat sangat antusias. Mereka sering bertanya tentang kebiasaan di negara saya, dan itu membuat saya merasa berarti bisa membagikan budaya saya kepada mereka,” ujar Xinqing Gao, EP dari Cina. Bagi banyak siswa pun, Happy Bus menjadi pengalaman pertama mereka berinteraksi langsung dengan orang dari luar negeri, menciptakan ruang pertukaran budaya yang memperkaya wawasan mereka sejak dini.
Selain kegiatan mengajar, Happy Bus juga menghadirkan program City Wander yang dilakukan setiap hari Sabtu. Program ini memberikan kesempatan kepada para Exchange Participant (EP) untuk menjelajahi berbagai sisi Kota Semarang, mulai dari pasar tradisional, kuliner khas, hingga warisan sejarahnya.
Dari Salatiga untuk Bumi: Aksi Nyata Local Project AIESEC in UKSW Wujudkan SDGs 12
Melalui pengalaman ini, EP tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga sekaligus belajar memahami budaya Indonesia secara lebih dekat.
Salah satu acara puncak dalam rangkaian program ini adalah LEADspace, sebuah lokakarya terbuka yang digelar pada 9 Agustus 2025 bekerja sama dengan International Office FIB Undip.
Kegiatan ini menghadirkan berbagai kelas menarik, mulai dari beauty class bersama Emina, membuat beads, pottery, hingga mewarnai coaster tray. Melalui LEADspace, masyarakat Semarang dapat merasakan langsung pengalaman internasional sembari menghasilkan karya pribadi.
“Terima kasih banyak sudah buat anak kami bahagia.” ungkap salah satu guru dari peserta lokakarya.
Happy Bus 2025 ditutup dengan dua agenda utama. Pertama, sesi Farewell with OP Taker yang menjadi ruang evaluasi bersama sekolah mitra untuk meninjau hasil pelaksanaan program sekaligus membahas peluang pengembangan di masa mendatang.
Kedua, Farewell Party yang mempertemukan seluruh pihak, mulai dari OC, EP, hingga LV, untuk merayakan kebersamaan dan pencapaian selama enam minggu.
Setiap tahunnya, AIESEC in Semarang menghadirkan berbagai kegiatan yang membangun untuk mendukung pengembangan kepemimpinan generasi muda. Melalui kegiatan-kegiatan ini, AIESEC in Semarang mengajak anak muda untuk berani keluar dari zona nyaman, menemukan potensi diri, serta terhubung dengan dunia secara lebih luas.