pupuk doa atau pemberontakan kecil - News | Good News From Indonesia 2025

Pupuk, Doa, atau Pemberontakan Kecil?

Pupuk, Doa, atau Pemberontakan Kecil?
images info

Tanah tidak pernah butuh kita. Ia sudah lebih tua. Lebih arif. Lebih sabar. Yang butuh adalah kita—manusia yang sibuk mencatat kata pembangunan di papan tulis, lalu melupakan satu nama yang seharusnya ditulis lebih dulu: BUMI.

Di abad lalu, para teknokrat menulis proyek-proyek raksasa di peta. Bendungan, jalan tol, pabrik baja. Nama-nama mereka dipuji seperti nabi modern.Tapi di baliknya, tanah tetap bernafas tanpa tepuk tangan. Ia menerima hujan, menumbuhkan akar, menyimpan fosil waktu—tanpa mengeluh, tanpa merayakan.

Hari ini, kita mewarisi papan tulis yang sama, hanya spidolnya berganti warna. Kita menulis “ekonomi hijau,” “sustainability,” “ekonomi biru.” Kata-kata indah. Namun huruf-huruf itu sering melayang di udara—tak menyentuh lumpur, tak menyentuh tanah yang diam-diam melipat sejarahnya sendiri.

Tanah adalah arsip. Ia merekam air mata petani yang gagal panen. Ia menyimpan darah tentara yang gugur di sawah. Ia menahan jejak sepatu investor yang hanya singgah sebentar. Tapi kita terlalu sibuk menulis laporan pertumbuhan, hingga lupa membaca prasasti yang tersembunyi di lapisan tanah itu sendiri.

Apakah kita, sebenarnya, sedang membangun? Atau sekadar menghapus papan tulis berkali-kali, hingga tak lagi terbaca: BUMI?

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.