mahasiswa ipb dukung pengembangan ekowisata hutan damar sukagalih melalui digitalisasi dan pemetaan wisata - News | Good News From Indonesia 2025

Mahasiswa IPB Dukung Pengembangan Ekowisata Hutan Damar Sukagalih melalui Digitalisasi dan Pemetaan Wisata

Mahasiswa IPB Dukung Pengembangan Ekowisata Hutan Damar Sukagalih melalui Digitalisasi dan Pemetaan Wisata
images info

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) turut berkontribusi dalam pengembangan Ekowisata Hutan Damar Sukagalih, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat lokal melalui wisata berbasis kearifan lokal.

Hutan Damar, yang mulai ditanami sejak tahun 1993, merupakan kawasan konservasi seluas 15 hektar yang dijaga secara swadaya oleh masyarakat. Selain berfungsi sebagai kawasan hijau, Hutan Damar juga yang merupakan kawasan konservasi kini berkembang menjadi lokasi edukasi lingkungan dan konservasi biodiversitas.

Keberadaannya yang asri dan alami kini dioptimalkan sebagai destinasi wisata edukatif dan ekologis oleh warga melalui Kelompok Pelestarian Lingkungan (KOPEL).

Sebagai bentuk dukungan, mahasiswa IPB membantu masyarakat dalam pembuatan peta ekowisata, manajemen harga paket wisata, serta perancangan plang dan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung dalam menjelajahi kawasan wisata. Dukungan ini penting untuk mendukung aksesibilitas dan kenyamanan wisatawan, serta meningkatkan citra ekowisata secara lebih profesional dan informatif.

Proses pembuatan peta kawasan ekowisata dilakukan melalui survei dan tracking jalur sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 2, 6, dan 12 Juli. Selama proses tracking, mahasiswa menggunakan aplikasi Avenza untuk merekam jalur dan koordinat medan.

Data hasil tracking kemudian diolah menggunakan ArcGIS untuk menghasilkan peta digital yang akurat, lengkap dengan titik-titik penting seperti jalur utama tracking yang dibagi menjadi rute tracking sedang dan jauh, homestay, balai warga, lokasi camping ground, adopsi pohon, agroforestri, suaka elang hingga goa Papadni di kawasan hutan.

Selain pembuatan peta, mahasiswa juga merancang dan memasang plang penunjuk arah di titik-titik strategis. Plang ini berfungsi untuk mempermudah wisatawan menjelajahi area Hutan Damar tanpa takut tersesat, tetapi juga memberikan kesan visual yang lebih profesional terhadap kawasan ekowisata. Dengan adanya informasi visual yang jelas, citra ekowisata dengan pemandangan sawah dan Hutan Damar sebagai destinasi wisata edukatif bisa lebih dikenal.

Hutan Damar dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena nilai-nilai pelestarian yang ditanamkan sejak dini oleh masyarakat. Edukasi mengenai pentingnya menjaga hutan telah diwariskan secara turun-temurun.

Di kawasan ini, KOPEL menyediakan dua lokasi camping ground yaitu di area Hutan Damar dan pesisir sungai yang terbuka bagi wisatawan yang ingin menikmati alam sembari belajar tentang konservasi. Keseluruhan pengelolaan dilakukan secara swadaya, termasuk pembiayaan operasional yang berasal dari kas kelompok, serta program adopsi pohon yang dijalankan secara mandiri.

Kontribusi mahasiswa IPB dalam pengembangan media informasi visual, seperti peta dan plang lokasi, membantu memperjelas struktur kawasan wisata. Selain itu, mereka turut melakukan kajian harga untuk penyusunan paket ekowisata yang lebih sistematis dan menarik minat wisatawan, baik lokal maupun luar daerah. 

Meski dihadapkan pada kendala seperti gangguan hama tupai yang menyerang tunas-tunas muda, semangat pelestarian Hutan Damar tetap dijaga. Bahkan, murid-murid sekolah setempat juga dilibatkan dalam proses penyemaian bibit, sebagai bagian dari pendidikan lingkungan sejak dini. 

Ke depannya, pengelolaan ekowisata ini diharapkan dapat semakin berkembang dengan dukungan teknologi dan peningkatan kapasitas masyarakat. Harapannya, kawasan Hutan Damar tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran konservasi yang menginspirasi banyak pihak.

Dengan semakin dikenalnya kawasan ini, kesadaran kolektif untuk menjaga dan melestarikan hutan pun diharapkan semakin tumbuh di kalangan masyarakat luas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.