KKN-T IPB Ajak Pemuda Tawangrejo Budidaya Ikan Lewat Program Masa muda adalah waktu yang tepat untuk berkreasi dan mencoba hal-hal baru. Semangat inilah yang diusung oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University di Desa Tawangrejo, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri.
Melalui program PRADIKAN (Praktis Budidaya Ikan), mereka mengajak para pemuda desa untuk memulai aktif berkontribusi di bidang pertanian dalam skala yang lebih luas yaitu perikanan melalui budidaya ikan dari skala yang paling sederhana, yaitu memanfaatkan wadah bekas galon plastik.
Program ini lahir dari pengamatan tim KKN-T IPB bahwa banyak pemuda di Desa Tawangrejo yang belum sepenuhnya terlibat dalam kegiatan produktif di sektor pertanian. Padahal, lahan pekarangan rumah para warga di desa ini punya potensi yang besar untuk dikembangkan.
"Kami ingin menunjukkan bahwa budidaya itu tidak harus punya lahan luas atau modal besar. Dengan ide kreatif dan wadah bekas, semua orang bisa mencoba," ujar Jibran Jibrali, penanggung jawab program PRADIKAN anggota tim KKN-T IPB di Desa Tawangrejo.
Fokus program PRADIKAN adalah budidaya ikan lele Sangkuriang, yang mana jenis ini dikenal memiliki ketahanan tinggi dan pertumbuhan cepat. Pilihan terkait jenis ikan ini sangat strategis karena bibitnya mudah didapat dan perawatannya tidak terlalu rumit bagi pemula pembudidaya ikan.
Dalam memperkenalkan hal ini, tim KKN-T IPB mengadakan sosialisasi dan demonstrasi langsung kepada masyarakat desa khususnya para pemuda yang bertempatkan di balai desa.
Mereka diberikan pengetahuan mengenai cara membudidaya ikan yang tepat sekaligus mempraktikkan secara langsung bagaimana cara membuat wadah galon untuk budidaya ikan tersebut, mulai dari memotong galon dengan ukuran yang tepat, menyiapkan media budidaya, dan cara menebar bibit lele dengan benar hingga cara untuk memberi pakan ikan yang baik.
Antusiasme para pemuda sangat terlihat saat pelaksanaan program. Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif berdiskusi dan mempraktikkan secara langsung terkait pembuatan wadah budidaya ikan. Setelah demonstrasi, setiap peserta yang dapat menjawab kuis akan diberikan satu set wadah galon yang sudah dimodifikasi dan bibit lele Sangkuriang. Tujuannya adalah agar para pemuda bisa langsung mencoba di rumah masing-masing.
Agar program ini tidak berhenti di tengah jalan, tim KKN-T IPB menerapkan sistem monitoring berkelanjutan. Mereka membuat grup WhatsApp khusus untuk para peserta. Melalui grup ini, mahasiswa bisa menjawab pertanyaan, memberikan tips, dan memantau perkembangan budidaya ikan para pemuda secara real-time.
Lebih dari itu, program PRADIKAN juga dikaitkan dengan IPB Digitani, sebuah platform digital yang dikembangkan oleh IPB University untuk membantu para petani dalam menyelesaikan permaslaahan dalam bidang pertanian, perikanan, peternakan, hingga kehutanan di lapangan. "Kami ingin memastikan program ini punya sustainability.
Jika ada kendala setelah kami kembali ke kampus, mereka bisa menggunakan IPB Digitani untuk konsultasi dengan ahli," jelas Jibran. Ini adalah bentuk komitmen IPB untuk terus mendampingi masyarakat, bahkan setelah program KKN-T ini berakhir.
Kepala Desa Tawangrejo, Bapak Sido, sangat mendukung penuh inovasi program ini. "Program ini sangat bagus karena menyasar langsung pemuda desa. Mereka adalah generasi penerus. Dengan bekal ini, semoga mereka bisa lebih kreatif dan mandiri. Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa IPB," kata beliau.
Dengan inovasi sederhana tetapi berdampak besar, program PRADIKAN bukan hanya tentang budidaya ikan saja. Program ini juga tentang menumbuhkan jiwa kewirausahaan, memanfaatkan sumber daya lokal, dan menghubungkan desa dengan teknologi untuk masa depan yang lebih baik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News