disangka rumput biasa akar wangi ternyata penghasil minyak atsiri bernilai ekonomi tinggi - News | Good News From Indonesia 2025

Disangka Rumput Biasa, Akar Wangi Ternyata Penghasil Minyak Atsiri Bernilai Ekonomi Tinggi

Disangka Rumput Biasa, Akar Wangi Ternyata Penghasil Minyak Atsiri Bernilai Ekonomi Tinggi
images info

Di antara beragamnya flora Indonesia, ada satu tanaman yang mungkin sering disangka rumput biasa, namun menyimpan manfaat yang luar biasa. 

Tanaman tersebut adalah akar wangi, sebuah permata hijau yang bukan hanya menyegarkan indra penciuman tetapi juga berperan penting dalam pelestarian lingkungan. 

Meskipun tampilannya biasa, akar wangi telah lama digunakan dalam tradisi pengobatan, industri wewangian, dan konservasi tanah.

Apa Itu Tanaman Akar Wangi?

Akar wangi (Chrysopogon zizanioides L. Roberty) dikenal dengan beberapa nama lain, seperti vetiver atau narwastu. Tanaman ini termasuk dalam famili Poaceae, yang sama dengan famili rumput-rumputan dan padi. 

Asal-usul tanaman ini dipercaya dari India, tetapi telah tersebar dan dibudidayakan di berbagai negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Nama "vetiver" sendiri diambil dari bahasa Tamil, "vetiverr", yang berarti "akar yang digali".

Bukan Rumput Rumput Biasa

Sekilas, akar wangi memang sangat mirip dengan rumput pada umumnya. Ia memiliki daun yang memanjang, ramping, dan tegak, membentuk rumpun yang rapat. Tingginya dapat mencapai 1,5 meter. Namun, perbedaan utama terletak pada sistem perakarannya. 

Jika rumput biasa memiliki sistem perakaran yang dangkal dan menyebar, akar wangi memiliki keunikan dengan akarnya yang tumbuh vertikal ke dalam tanah, sangat dalam, rapat, dan masif. 

Akarnya dapat menembus tanah hingga kedalaman 3-4 meter, bahkan dalam kondisi ideal bisa mencapai 6 meter. Struktur akar inilah yang menjadi kunci dari sebagian besar manfaatnya, baik sebagai pencegah erosi maupun sebagai sumber aroma wangi.

Sumber Aroma Khas dan Ragam Kegunaannya

Bagian paling berharga dari tanaman akar wangi adalah, sesuai namanya, akarnya yang mengeluarkan aroma khas yang kompleks, earthy, woody, dan sedikit manis. Aroma ini berasal dari minyak atsiri yang terkandung di dalam sel akarnya. 

Minyak vetiver, yang diperoleh melalui proses penyulingan uap dari akar yang telah dikeringkan, merupakan komoditas berharga dalam industri wewangian (parfum), kosmetik, dan aromaterapi. Dalam aromaterapi, minyak vetiver dikenal sebagai penenang alami yang dapat meredakan kecemasan, stres, dan membantu meningkatkan kualitas tidur.

Selain itu, secara tradisional, akar wangi telah dimanfaatkan oleh berbagai budaya. Masyarakat di banyak daerah menggunakan anyaman akar wangi untuk membuat kipas, tas, alas tidur (tikar), dan barang kerajinan lainnya yang tidak hanya kuat tetapi juga memberikan aroma harum yang alami dan dapat mengusir serangga. 

Dalam dunia kuliner, minyak vetiver terkadang digunakan sebagai penambah rasa (flavoring agent) pada makanan dan minuman. Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) telah mengategorikan minyak vetiver sebagai Generally Recognized as Safe (GRAS) untuk digunakan sebagai penyedap.

Baca juga Khasiat Ajaib Putri Malu, Tanaman Sederhana dengan Manfaat Antikanker hingga Antidepresan

Bagian Akar Wangi yang Dimanfaatkan 

Bagian utama yang dimanfaatkan dari tanaman akar wangi untuk menghasilkan minyak atsiri yang berharga adalah sistem perakarannya. Namun, tidak seperti tanaman lain yang mungkin hanya memanen umbi atau rimpangnya, yang dipanen pada akar wangi adalah seluruh sistem akar serabutnya yang panjang dan tebal. Proses pemanenannya sendiri membutuhkan ketelatenan. 

Tanaman biasanya dibiarkan tumbuh selama minimal 12 hingga 18 bulan untuk memastikan akarnya telah berkembang optimal dan mengandung konsentrasi minyak atsiri yang tinggi. Setelah masa tumbuh tersebut, seluruh rumpun digali, akarnya dipisahkan dari bagian daun dan tanah, kemudian dicuci bersih. Akar tersebut lalu dikeringkan secara alami di bawah naungan selama beberapa hari sebelum siap untuk disuling.

Proses ekstraksi minyaknya dilakukan melalui metode penyulingan uap (steam distillation). Dalam proses ini, akar kering yang telah dipotong-potong ditempatkan dalam sebuah tangki penyulingan. Uap panas dialirkan melalui akar-akar tersebut, menyebabkan sel-sel minyak atsiri di dalamnya pecah dan menguap.

Uap yang mengandung minyak kemudian dialirkan melalui pipa yang didinginkan, sehingga terkondensasi menjadi cairan. Karena minyak atsiri dan air memiliki berat jenis yang berbeda, kedua cairan ini dapat dipisahkan dengan mudah. Dari proses inilah dihasilkan minyak vetiver murni yang memiliki aroma khas yang kompleks dan tahan lama. 

Nilai ekonominya cukup tinggi; harga minyak vetiver murni (essential oil) di pasar internasional dapat berkisar dari Rp 2.000.000 hingga bahkan di atas Rp 5.000.000 per kilogram, tergantung pada kualitas, kemurnian, dan negara asal produksinya. Harga yang premium ini mencerminkan proses produksi yang intensif, membutuhkan banyak tenaga kerja, dan hasil rendemen minyak yang relatif rendah dari setiap kilogram akar kering.

Penjaga Tanah dari Ancaman Erosi

Manfaat akar wangi yang tidak kalah penting adalah kemampuannya yang luar biasa dalam konservasi tanah dan air. Berkat sistem perakaran yang sangat dalam, rapat, dan kuat, tanaman ini secara efektif mengikat partikel tanah, mencegahnya tererosi oleh air hujan atau aliran permukaan. 

Program World Bank yang bernama "The Vetiver Network" telah mempromosikan dan memanfaatkan teknologi vetiver (Vetiver System) untuk stabilisasi lereng, rehabilitasi lahan kritis, dan phytoremediasi (pembersihan tanah tercemar) di berbagai negara.

Kemampuannya dalam mencegah erosi telah dibuktikan dalam berbagai penelitian. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Catena menyoroti efektivitas vetiver dalam mengurangi runoff (aliran air permukaan) dan kehilangan tanah secara signifikan dibandingkan dengan tanah tanpa vegetasi. 

Akarnya yang masif menciptakan semacam "dinding hidup" di bawah tanah yang menahan tanah tetap pada tempatnya. Selain mencegah erosi, sistem akar ini juga membantu meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga memperbaiki cadangan air tanah dan mengurangi risiko kekeringan.

Baca juga Mengenal Bunga Telang, Tanaman Herbal Populer dari Daerah Tropis

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.