Desa Mekarwangi terletak di Lembang, Bandung Barat. Kawasan ini terkenal akan areanya yang asri dipenuhi pohon hijau dengan udara yang sejuk khas dataran tinggi, cocok untuk Kawan yang ingin melepas penat dari macet dan sesaknya udara kota.
Menurut laman resmi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Desa Mekarwangi membentang seluas 523,8 Ha dengan 360 Ha lahannya digunakan sebagai lahan tani bukan sawah, sementara sisanya merupakan lahan non pertanian.
Di Bandung Barat terdapat dua desa dengan nama Mekarwangi lho, Kawan. Satunya terletak di Kecamatan Lembang, sementara yang lain berada di Kecamatan Sindangkerta. Meski namanya sama, perlu waktu tempuh sekitar 2 jam untuk menjangkau dua desa ini. Jadi jangan sampai tertukar, ya!
Meski merupakan dua tempat yang berbeda, hal menarik yang menjadi persamaan antara desa-desa tersebut adalah keduanya merupakan penerima bantuan Desa Sejahtera ASTRA.
Desa Mekarwangi Sempat Kesulitan Ekonomi
Sebelum berkembang pesat dan dikenal sebagai kawasan pengekspor kelinci hias yang lucu, situs Sith.itb.ac.id menerangkan bahwa dulunya Desa Mekarwangi memiliki jumlah keluarga miskin yang relatif banyak—sekitar 172 kartu keluarga. Kebanyakan penduduk desa tersebut bekerja sebagai pegawai di pusat Kota Bandung, sementara sebagian besar lain bekerja di bidang jasa.
Meski begitu, disebut pula bahwa sebagian masyarakat tidak punya akses pekerjaan serta kemampuan ekonomi yang cukup.
Kolaborasi dengan Program Desa Sejahtera ASTRA
Program Desa Sejahtera yang diusung ASTRA menjadi salah satu batu pijakan menuju mekarnya Desa Mekarwangi. Melalui media sosial resmi @filantraofficial (24/09/2021), kolaborasi dengan DSA disebut Aep Saepudin selaku Fasilitator DSA Mekarwangi memberi dampak perubahan bagi para anggotanya.
Meningkatnya laba atau omset usaha merupakan salah satu dampak riil yang dirasakan para anggota yang mengikuti program ini. Selain itu, para anggota program ini juga disebut menjadi lebih berdaya.
Di samping itu kelompok tani Bina Makmur Bersama mengaku bahwa terdapat peningkatan kondisi dan teknik budidaya pertanian mereka. Dadan (44 tahun) selaku salah satu warga Mekarwangi berbagi bahwa usaha pertanian warga kini menjadi lebih baik dan semakin berkembang karena disamping pendampingan teknis yang diberikan, mereka juga menerima bantuan berupa alat-alat bertani seperti pompa sprayer dan pupuk.
Selain itu, kemajuan juga ditempuh dengan memberi untuk anggota kelompok tani tersebut.
Tidak berhenti pada bidang pertanian, fasilitator juga memberi memberikan binaan dan binaan di bidang peternakan khususnya kelinci. Dari situ kemudian masyarakat Mekarwangi bisa merambah bisnis ekspor kelinci ke luar negeri misalnya Pakistan dan negara lain secara rutin.
Kecamatan Lembang, Bandung Barat sendiri sebelumnya memang tersohor karena hadirnya para peternak kelinci entah itu kelinci hias varian lokal maupun impor, serta ada juga jenis pedaging yang biasanya diolah misalnya menjadi sate kelinci.
Kawan GNFI bisa dengan mudah menemukan peternakan kelinci maupun wisata edukasi yang memelihara berbagai hewan termasuk kelinci di sekitar Lembang. Jika ingin membelinya, harga kelinci di Lembang pun variatif mulai ras lokal yang harganya relatif lebih murah, sampai ras impor ukuran jumbo seperti jenis German Giant/Continental Giant yang mencapai jutaan.
Kawan pun bisa menemukan peternak kelinci yang membuka kios di pinggir jalan raya sekitar Lembang. Mereka menawarkan kelinci-kelinci mulai dari lokal dengan harga puluhan hingga ratusan ribu, sampai kelinci hias impor yang relatif lebih mahal.
Baca juga: Desa Iboih: Surga Lumba-lumba di Sabang, Aceh yang Sempat Sepi, tapi Tidak Menarik Diri
Sekian artikel seputar Desa Mekarwangi, Lembang, Bandung Barat yang berkembang sebagai petani dan eksportir kelinci. Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi Kawan untuk ikut membawa #kabarbaiksatuindonesia!
Dapatkan berbagai update dan cerita inspirasional dari berbagai daerah di Indonesia hanya di laman Good News From Indonesia!