Desa Pagerpelah, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, bersama mahasiswa KKN-T IPB University menggiatkan program pemberdayaan peternakan kelinci lewat inisiatif “Satu Rumah Satu Kelinci.” Program ini dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan warga dengan budidaya kelinci sebagai sumber pendapatan alternatif.
Inisiatif ini muncul dari kepedulian mahasiswa KKN-T terhadap kondisi ekonomi masyarakat desa, khususnya sektor peternakan. Sebelumnya, sebagian besar warga hanya mengandalkan usaha ternak kambing dan domba sebagai sumber pendapatan tambahan.
Namun, harga kambing yang kian menurun membuat pendapatan peternak tidak stabil. Oleh karena itu, mahasiswa KKN-T IPB University mengusulkan kelinci sebagai alternatif komoditas yang lebih potensial dan mudah dibudidayakan dengan modal yang lebih kecil.
“Menurut saya, program ini sangat bermanfaat karena dapat memberikan peluang baru bagi masyarakat Desa Pagerpelah untuk meningkatkan ekonomi mereka dengan modal yang lebih minim,” ujar Andyka, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University, saat wawancara pada 15 Agustus 2025.
Ia menambahkan bahwa kelinci memiliki keunggulan seperti reproduksi cepat, pakan yang mudah didapat, serta permintaan pasar yang cukup tinggi, baik sebagai hewan hias maupun sumber protein hewani.
Sebagai tahap awal, mahasiswa KKN-T membangun kandang percontohan dan memberikan sepasang bibit kelinci kepada ketua kelompok tani desa. Bibit tersebut digunakan sebagai contoh agar warga dapat melihat langsung cara pemeliharaan yang baik serta potensi keuntungan yang bisa diperoleh. Selain itu, para mahasiswa juga mengadakan sesi pelatihan mengenai teknik budidaya, manajemen pakan, perawatan kesehatan, hingga strategi pemasaran hasil ternak.
Untuk pemasaran, salah satu mahasiswa KKN-T bersedia menjadi penampung hasil ternak dari masyarakat, mulai dari kelinci lepas sapih hingga siap potong, selama dalam kondisi sehat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran warga tentang kesulitan mencari pasar.
Program ini mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari DPRD Provinsi Jawa Tengah Dapil 10 melalui perwakilannya, Gus Jafar Shodiq. Dukungan ini menjadi bukti bahwa program pemberdayaan yang diinisiasi mahasiswa KKN-T IPB University memiliki nilai strategis dalam membangun potensi desa.
Pada 18 Juli 2025, Gus Jafar Shodiq menyampaikan harapannya agar program ini tidak berhenti pada tahap percontohan saja, melainkan dapat terus dikembangkan menjadi model peternakan rakyat yang mandiri dan berkelanjutan. Menurutnya, kelinci dapat menjadi salah satu komoditas unggulan baru di Desa Pagerpelah karena memiliki nilai jual yang baik, siklus produksi yang cepat, serta permintaan pasar yang semakin meningkat.
“Dengan adanya program ini, kami berharap perekonomian keluarga di Desa Pagerpelah dapat meningkat, sekaligus membuka lapangan kerja baru yang berkelanjutan. Selain itu, kami juga berharap desa ini bisa menjadi contoh bagi wilayah lain di Banjarnegara dalam memanfaatkan potensi peternakan kecil yang bernilai ekonomis tinggi,” ungkapnya.
Warga Desa Pagerpelah juga menyambut hangat program ini. Salah satu warga, Sarwo, menyampaikan rasa terima kasihnya pada mahasiswa KKN IPB University. “Sebelumnya, masyarakat desa Pagerpelah hanya memiliki pengetahuan di bidang pertanian. Kini, Alhamdulillah, kami telah mendapatkan wawasan baru tentang manajemen pemeliharaan ternak kelinci yang baik. Harapannya, peternakan kelinci di desa kami bisa berkembang dan menjadi salah satu sumber pendapatan yang menjanjikan,” ungkap Sarwo pada wawancara 26 Juli 2025.
Harapan kedepannya, Program “Satu Rumah Satu Kelinci” menjadi tonggak awal pemberdayaan masyarakat berbasis peternakan kecil.
Selain memberikan pengetahuan baru, program ini juga dapat menciptakan sumber ekonomi alternatif, memperkuat ketahanan pangan, dan mendorong berkembangnya potensi desa, sekaligus memajukan sektor peternakan di Banjarnegara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News