Siapa sangka, desa bernama Jagung justru tak ditumbuhi jagung. Terletak di Kabupaten Pekalongan, desa ini seperti memeluk dirinya sendiri, diapit aliran sungai dan hanya punya satu akses jalan keluar-masuk.
Menurut tutur sesepuh penduduknya, karena nama asli “Jagung” berasal dari kata njagong, yang berarti duduk bersama, bukan dari tanaman jagung.
Di balik permainan namanya, Jagung punya kisah lain. Tentang keseharian warganya yang lekat dengan pertanian dan bermata pencaharian petani, khususnya padi. Hamparan sawah menjadi lanskap utama yang menyejukkan mata, sementara aktivitas bertani, mulai dari menanam, merawat, hingga memanen, menjadi denyut kehidupan yang membentuk identitas desa.
Dari situlah muncul potensi, di tengah hasil tumpukan panen dan gunungan limbah sekam yang mampu diupayakan, kami mahasiswa KKN-T IPB hadir dan belajar bersama warga bagaimana mengubah limbah tersebut menjadi briket ramah lingkungan.
Memaksimalkan manfaatnya yang sejauh ini masih digunakan hanya sebagai campuran media tanam dan alas tidur ayam.
Program sederhana ini kami laksanakan pada 15 Juli 2025, bertempat di Balai Desa Jagung. Sekitar 25 warga hadir dengan target ibu-ibu PKK. Sosialisasi diawali dengan percakapan ringan tentang persoalan limbah sekam, lalu beranjak pada penjelasan bagaimana sekam bisa diolah, dipadatkan, dan disulap menjadi briket.
Bangun Desa Tangguh, Desa Kedu Lakukan Simulasi Bencana Longsor
Tak berhenti di tataran cerita, kami pun mengajak warga mencoba langsung. Sekam disangrai hingga menghitam, ditumbuk, diayak, lalu dicampur dengan perekat alami dari tepung tapioka.
Dari adonan yang lengket itu, tekan-tenang-semangat jadi semacam jargon. Briket yang sudah jadi dijemur, sementara contoh yang lebih dulu kami buat kita uji di depan warga, nyalanya bertahan sekitar 35 menit tanpa asap.
Selain itu, pemanfaatan briket sekam juga sejalan dengan isu lingkungan yang semakin mendesak. Di banyak daerah, limbah pertanian sering menumpuk dan berakhir menjadi polusi udara akibat pembakaran terbuka.
Dengan mengolahnya menjadi briket, Desa Jagung tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim lewat penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Suasana sore itu begitu hidup. Warga bergantian mencoba, tangan mereka berbalut sarung tangan sederhana, mata berbinar ingin tahu. Dari sekam yang tadinya hanya dianggap sisa, mereka menyaksikan sendiri bagaimana limbah bisa menjadi sumber energi alternatif.
Bagi kami, kegiatan ini bukan sekadar memperkenalkan teknologi, melainkan menumbuhkan kesadaran bersama bahwa potensi desa selalu ada, kadang tersembunyi di balik tumpukan yang dianggap tak berguna. Briket sekam mungkin langkah kecil, tapi bisa menjadi awal bagi usaha bersama, penghematan energi rumah tangga, sekaligus pijakan menuju kemandirian desa.
Lebih dari itu, kegiatan ini membuka ruang dialog antara mahasiswa dan warga tentang bagaimana inovasi sederhana bisa diterapkan tanpa menghilangkan kearifan lokal.
Warga bercerita bahwa selama ini mereka terbiasa menumpuk sekam atau membakarnya begitu saja. Dari situ, muncul kesadaran baru bahwa praktik lama bisa diperbaiki, bahkan menghasilkan nilai tambah.
Harapannya, keterampilan membuat briket sekam tidak berhenti pada hari itu saja, melainkan dapat diteruskan oleh warga secara mandiri. Dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah, desa Jagung sebenarnya memiliki peluang besar untuk mengembangkan briket sebagai sumber energi alternatif yang murah, ramah lingkungan, sekaligus bernilai ekonomi.
Merangkai Cerita, Menyulam Mimpi: Serunya Literaksi hingga Festival Buku di Desa Pesantren, Jombang oleh Tim KKN-T Literasi IPB University
Jika suatu hari nanti briket sekam bisa diproduksi lebih banyak, bukan tidak mungkin Desa Jagung akan dikenal bukan hanya karena nama uniknya, tetapi juga karena mampu mengolah limbah menjadi peluang.
Dari desa yang “tidak ada jagungnya”, justru lahir cerita tentang kemandirian energi, kreativitas, dan semangat gotong royong yang tumbuh dari tanah sendiri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News