Sekanak merupakan kota sejuta sejarah yang ada di Palembang. Di Kota ini terdapat deretan bangunan tua dan sejarah panjang yang mengiringinya.
Dimuat dari Sripoku, Sekanak sudah muncul sejak zaman kesultanan Palembang. Nama "Sekanak" diambil dari bahasa Melayu dengan merujuk pada kata “kanak” yang berarti anak-anak atau keturunan.
Para bangsawan ini menempati rumah limas, rumah adat berbentuk panggung, yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Karena itu, Sekanak merupakan kawasan yang dihuni oleh keturunan bangsawan atau kerabat kesultanan.
Sekanak memiliki peran yang lebih penting dalam sejarah Palembang, yakni sebagai benteng pertahanan terakhir Kesultanan Palembang ketika menghadapi invasi Belanda. Para bangsawan dan prajurit kesultanan bertahan di kawasan ini dengan penuh semangat, meskipun akhirnya Palembang jatuh ke tangan penjajah.
"Sekanak itu dulu kalo kito tegak atau berdiri di jembatan itu, maka sebelah ilir atau sebelah Barat dari tempat kito berdiri menghadap ke sungai Musi itu akan ado Keraton Kuto Besak di situ lebih kurang 200 meter, itu tempat artinya pusat pemerintahan ketika sultan-sultan Palembang masih berkuasa,” jelas Muhammad Ali Hanafiah alias Mang Amin yang merupakan salah satu Pemerhati Sejarah dan Budaya di kota Palembang, Sumatera Selatan.
Daerah yang ramai
Kampung Sekanak yang berada di tepian Sungai Musi dan muara Sungai Sekanak ini memang sangat strategis. Karena itu, tak heran kegiatan di tempat ini cukup ramai, mulai dari pertemuan biasa hingga transaksi ekonomi.
Pada masa lalu, para pedagang memanfaatkan perahu untuk berdagang atau dikenal dengan sistem dagang terapung. Sehingga pedagang-pedagang menjajakkan jualannya memakai perahu.
Tetapi memasuki zaman kolonial, kebijakan diberlakukan harus ada pasar darat. Karena perkembangan inilah maka penduduk Palembang tidak lagi bermukim di pinggir sungai.
Karena itu, cikal bakal dari pasar yang ada di Palembang bermula dari pasar Sekanak.Kawasan sekanak bisa dibilang merupakan daerah kesultanan dimana saudara-saudara dan keluarga berada di satu tempat dan tidak ada orang lain.
Pasar ini telah menyatu nadinya dengan aktivitas kapal barang di Sungai Musi, yang masih terlihat hingga kini. Walau tidak seramai dulu, sebagian warga masih mencari dan membeli kebutuhan di tempat ini.
“Tidak seramai dahulu lagi, tapi masih ada pasar. Bongkar muat dari kapal,” ujar Rahayu, pedagang yang mewarisi warung kopi orang tuanya.
Tetapi baginya dan sejumlah pedagang serta warga di sekitar, Sekanak bukan sebatas sejarah untuk dikenang, namun adalah kehidupan yang akan terus hidup.
“Dari zaman Sultan, penjajah, sampai pemerintah Indonesia saat ini terus berubah penguasa dan pengusaha, tapi tempat (Sekanak) masih seperti ini, bangunannya, aktivitasnya walau tidak ramai, ada yang di Sungai,” katanya.
Menyimpan bangunan bersejarah
Ketika memasuki kawasan Pasar Sekanak, wisatawan akan dimanjakan dengan arsitektur tradisional Palembang yang masih bertahan. Rumah-rumah panggung berornamen khas masih berdiri kokoh.
Di kawasan ini juga masih berderet bangunan Belanda, seperti Gedung Jacobson van den Berg, perkantoran dan pergudangan yang dikelola perusahaan perdagangan milik Belanda.
Di dalam gedung ini terdapat ruangan brankas yang mungkin tempat penyimpanan barang berharga dan uang dalam jumlah besar. Komoditi andalan Sumsel diperdagangkan melalui gudang ini, terutama kopi dan karet ada juga batu bara.
Selain nilai sejarahnya, Sekanak juga menawarkan beberapa destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Sungai Sekanak Lambidaro. Sungai ini telah direstorasi menjadi ikon baru bagi wisata Palembang, dengan jalur pedestrian dan ruang terbuka yang memikat.
Ada pula Sekanak Sidewalk, yang dibangun menyambut Asian Games 2018. Dengan dinding berwarna-warni dan lingkungan yang tertata, tempat ini cocok untuk berjalan santai sambil menikmati suasana kota tua Palembang.
Di waktu-waktu tertentu, kawasan ini sering menggelar acara festival seperti Festival Sungai Sekanak Lambidaro, yang menghadirkan wisata perahu, kuliner khas Palembang, hiburan tradisional, dan pameran kerajinan.
Pemkot Palembang bersama sejumlah komunitas pecinta sejarah telah mulai melakukan penataan untuk dijadikan destinasi wisata sejarah. Penataan ini dilakukan mulai pengecatan bangunan tua hingga penataan Sungai Sekanak yang terintegrasi dengan kawasan Bentang Kuto Besak, Kantor Leiden (Kantor wali kota), Museum SMB II dan Jembatan Ampera
“Kita juga berencana memindahkan wisata atraksi di pedestrian Sudirman ke Sekanak,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Palembang Isnaini.
Sumber:
- Inilah Asal Usul Nama Sekanak di Kota Palembang, Kampungnya Keluarga Besar Sultan & Pasar Ikan
- Kisah Sekanak, Kampung Bangsawan hingga Pusat Perdagangan
- Sejarah Pasar Sekanak, Sudah Ada Sejak Zaman Belanda, Dibangun di Kampung Bangsawan Palembang
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News