Disebuah aula sederhana di Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, suasana berbeda terlihat pada Selasa pagi (22/7/2025). Ibu-ibu perwakilan PKK dan kader posyandu duduk rapi sambil menyimak penjelasan mahasiswa KKN-T IPB yang tengah memaparkan sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, yaitu Protein
Program ini diberi nama GEMAR (Gerakan Masyarakat Sadar Konsumsi Protein Hewani), sebuah inisiatif yang lahir dari semangat mahasiswa IPB untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat Desa Kemasan. Tak hanya teori, GEMAR hadir dengan pendekatan kreatif, interaktif, dan penuh inovasi teknologi sederhana yang langsung bisa dipraktikan dirumah.
Mengapa Protein Penting?
Melalui sesi pertama, peserta diajak memahami apa itu protein, jenis-jenisnya, hingga kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya. Data konsumsi protein hewani di Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan negara lain menjadi pembuka mata, terutama bahwa kekurangan protein bisa berdampak pada kondisi tubuh, tumbuh kembang anak, maupun kesehatan ibu hamil.
Dari Teori ke Aksi
Tak berenti pada angka dan teori, mahasiswa juga memberikan demonstrasi cara memilih dan menyimpan telur serta daging ayam agar tetap segar dan aman dikonsumsi. Mahasiswa menyampaikan bahwasanya telur yang kotor tidak boleh langsung dibersihkan dan digosok, karena justru akan menghilangkan lapisan pelindung alami yang ada pada cangkang telur, akibatnya telur akan lebih mudah rusak dikarenakan kontaminasi bakteri.
Selain itu juga ditegaskan bahwa telur dan daging ayam perlu disimpan pada suhu rendah untuk menjaga kualitas dan umur simpannya. Hal ini penting untuk mencegah resiko keracunan makanan yang kerap terjadi akibat penanganan bahan pangan yang kurang tepat.
Salah seorang ibu mengajukan pertanyaan,"sebaiknya dalam menyimpan daging ayam apakah sebaiknya dalam kondisi mentah atau sudah dalam bentuk olahan seperti diungkep?"
Kemudian mahasiswa menjawab "Menyimpan daging ayam dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuannya, apabila ingin umur simpan yang lebih panjang sekitar 3-5 bulan sebaiknya disimpan dalam kondisi mentah di suhu -18° C, apabila hanya sekedar dalam kurun waktu 3-5 hari dapat disimpan dalam kondisi sudah diolah atau matang sempurna di suhu 0-4° C.
Perlu diperhatikan juga daging ayam mentah tidak bisa bertahan lama di suhu 0-4° C (sekitar 1-2 hari), sedangkan ayam yang sudah diolah atau dibumbui dikhawatirkan akan mengalami perubahan cita rasa jika disimpan pada suhu -18° C dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu proses penyimpanan sangat ditentukan oleh suhu pendingin yang digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan".
Inovasi Dapur Sehat
Bagian paling menarik hadir saat sesi memasak bersama. Dengan semangat gotong royong, ibu-ibu mencoba resep inovatif sup ayam angkak dan nugget telur tinggi serat. Senyum dan rasa antusias ibu-ibu ketika mencicipi sup ayam angkak menjadi bukti bahwa edukasi bisa hadir dengan cara yang menyenangkan.
Selain memperkenalkan menu baru yang sehat dan bergizi, kegiatan ini juga membuktikan bahwa konsumsi protein bisa diolah dengan cara yang sederhana, lezat, dan ramah keluarga.
Menu sup ayam angkak dipilih berdasarkan permasalahan yang masih sering dijumpai di Desa Kemasan, yaitu demam berdarah, Angkak (red fermented rice) merupakan beras yang difermentasi oleh kapang Monascus purpureus sehingga menghasilkan pigmen berwarna merah dan senyawa metabolit sekonder bernama Monakolin-k.
Senyawa tersebut sudah banyak diteliti akan khasiatnya untuk menurunkan kadar kolestrol dan meningkatkan trombosit darah. Angkak itu sendiri sudah banyak digunakan sebagai pewarna dan penambah cita rasa alami pada masakan khas Tionghoa, serta digunakan dibeberapa pengobatan tradiosional salah satunya untuk demam berdarah.
Keberadaan angkak di Indonesia masih sangat jarang diketahui manyarakat luas, oleh karena itu mahasiswa berusaha untuk mengenalkan bumbu super yang kaya akan khasiat ini agar bisa bermanfaat untuk warga Desa Kemasan
Selain itu dikenalkan juga pembuatan nugget telur tinggi serat yang lezat, praktis, bergizi, dan tentunya ekonomis. Harapannya menu ini dapat ditiru diimplementasikan pada program stunting yang ada di Desa Kemasan seperti PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang disasarkan pada baduta, balita, dan ibu hamil.
Selain itu menu ini juga merupakan solusi untuk anak yang kekurangan serat akibat tidak suka makan sayur, kerena mengandung wortel dan bayam yang tinggi akan serat.
Tak hanya itu Konsep Zero Waste juga diperkenalkan. Sisa dapur tidak lagi dianggap limbah, melainkan diolah menjadi ecoenzyme, cairan serbaguna yang ramah lingkungan. Ecoenzym dibuat dengan perbandingan 1:3:10 yakni 1 bagian untuk sampah organik, 3 bagian untuk gula merah, 10 bagian untuk air.
Kemudian semua bahan dimasukkan kedalam wadah kedap udara seperti galon untuk dilakukan proses fermentasi anaerobik selama 3 bulan. hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah pembukaan tutup wadah/ galon setiap satu minggu sekali, agar gas yang dihasilkan dari proses fermentasi tidak menumpuk dan menyebabkan tekanan berlebih.
Inovasi ini juga mendukung poin ke-12 SDG's yakni konsumsi dan produksi bertanggung jawab serta berkelanjutan.
Kegiatan GEMAR yang kedua dilaksanakan pada Sabtu (26/7/2025) yang dihadiri oleh bidan desa dan juga 13 ibu hamil. Materi yang disampaikan tidak jauh berbeda, namun kali ini tidak hanya topik protein yang di gencarkan namun terdapat satu mikronutrisi yang sangat berperan pada saat kehamilan, yaitu kalsium.
"Ketika ibu mengadung kalsium diambil dari tulang untuk pertumbuhan janin, sehingga jika asupan kalsium tidak terpenuhi maka besar kemungkinan sang ibu akan mengalami pengeroposan tulang (osteoporosis) lebih dini," ujar mahasiswa. Hal tersebut juga menegaskan bahwasanya perempuan lebih rentan terhadap osteoporosis dibandingkan dengan laki-laki.
Inovasi kecil Seperti GEMAR membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tingkat keluarga. Keluarga yang sehat, kuat, dan cerdas akan menciptakan masyarakat yang sejahtera. Dengan edukasi gizi, teknologi dan semangat gotong royong, Desa Kemasan kini selangkah lebih dekat menuju masyarakat sehat berdaya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News