CERITA KOTA | Ketika Rabu terakhir bulan Safar tiba, Sungai Kuala Mempawah, Kabupaten Mempawah, Kalbar kembali bersiap menjadi panggung sakral. Di sanalah Upacara Adat Robo-Robo digelar, sebuah warisan luhur yang memelihara denyut sejarah dan napas kebersamaan.
Tradisi ini adalah syair syukur yang dilantunkan masyarakat pesisir; ungkapan terima kasih atas rezeki laut yang tiada henti, sekaligus doa yang melayang ke langit agar musibah menjauh dari tepian hidup mereka.
Prosesi dimulai dengan ritual buang-buang, saat Raja bersama keluarga kerajaan menabur harapan di muara sungai, mengirim doa bersama arus yang mengalir menuju laut lepas. Lebih dari sekadar simbol, ia adalah tapak kenangan dan napak tilas kedatangan Opu Daeng Manambon yang berlayar dari jauh, membawa sejarah yang hingga kini masih hidup dalam denyut budaya.
Ritual dilanjutkan dengan tepung tawar kapal nelayan, sebuah prosesi doa keselamatan yang sarat harapan bagi kesejahteraan para pelaut dan nelayan. Setelah itu, masyarakat bersama keluarga kerajaan menggelar jamuan saprahan, makan bersama di atas kapal dan tepian sungai, sebagai lambang kerukunan dan rasa syukur kolektif.
Kemeriahan berlanjut di daratan. Pasar rakyat memanjakan pengunjung dengan ragam kuliner dan kerajinan lokal, disusul pertunjukan seni tari tradisional, atraksi budaya, dan panggung hiburan yang menghadirkan keceriaan bersama.
Baca Selengkapnya