Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University melaksanakan program Pelita Cerdas (Pendidikan Literasi Anak Cerdas) di Desa Cimanggu 2, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Program ini bertujuan menumbuhkan minat baca dan semangat belajar sejak dini sekaligus menghidupkan kembali Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera yang sempat berhenti beroperasi.
Latar Belakang Literasi
Minat baca masyarakat desa selama ini cenderung rendah. Terutama karena keterbatasan akses buku bacaan, sarana belajar, serta padatnya aktivitas orang tua yang membuat anak lebih banyak membantu pekerjaan rumah tangga dibandingkan membaca.
Kondisi inilah yang mendorong mahasiswa IPB menghadirkan program Pelita Cerdas. Mereka ingin membuktikan bahwa literasi bisa tumbuh di mana saja, asalkan ada ruang, dukungan, dan kegiatan yang menarik.
Literasi Menyenangkan, Kreativitas Tak Terbatas: Jejak KKN Tematik Literasi IPB 2025 di SDN Bangsri 01
Program yang berlangsung lebih dari satu bulan ini digagas melalui kerja sama IPB University dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Dengan kreativitas, kesabaran, dan kepedulian, mahasiswa berhasil menghadirkan pengalaman membaca yang menyenangkan bagi anak-anak desa.
TBM Lentera Hidup Lagi
Salah satu fokus utama kegiatan adalah mengaktifkan kembali TBM Lentera. Mahasiswa bersama pengelola menata ulang ruang baca, mendata koleksi buku, menghias dinding dengan mural penuh warna, hingga membuka kembali layanan peminjaman.
TBM yang semula sepi kini kembali ramai dikunjungi. Anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga mengikuti beragam aktivitas interaktif seperti membaca nyaring, read me a book, eksperimen sains sederhana, hingga menulis kisah terinspirasi dari bacaan.
Kegiatan berlangsung pada 9–11 Juli 2025, pukul 09.00–12.00 WIB, dengan peserta anak-anak TK hingga kelas 3 SD.
“Setiap anak punya potensi besar yang bisa muncul lewat kegiatan literasi. Pelita Cerdas kami desain agar anak belajar dengan cara yang seru dan tidak membosankan,” ujar Desi, perwakilan mahasiswa KKN-T IPB.
Kolaborasi dengan Warga
Selain membangkitkan kembali TBM, mahasiswa juga menjalin kolaborasi dengan warga, tokoh desa, dan pengurus TBM. Kehadiran mahasiswa membawa suasana baru, sementara warga mulai ikut mendampingi anak-anak membaca dan menjaga keberlanjutan kegiatan.
Menurut salah satu pengurus TBM, dukungan mahasiswa membuat masyarakat lebih percaya diri melanjutkan kegiatan literasi meski program KKN usai.
“Kami jadi bersemangat kembali, karena anak-anak terlihat gembira dan mau datang lagi ke TBM,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, warga juga ikut serta dalam kegiatan gotong royong membersihkan halaman TBM, menyediakan makanan ringan untuk anak-anak, hingga menyumbangkan rak buku sederhana agar koleksi bacaan bisa lebih tertata.
Kolaborasi ini menjadikan program Pelita Cerdas bukan hanya milik mahasiswa, melainkan milik seluruh warga Cimanggu 2.
Menebar Ilmu, Suburkan Bumi: Inovasi Eco Compost Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Girimukti
Perluasan ke Sekolah
Program Pelita Cerdas tidak hanya berlangsung di TBM, tetapi juga diperluas ke SDN Cibungbulang 01. Mahasiswa mengajak siswa mengulas buku, membaca nyaring, dan membuat majalah dinding yang dipenuhi karya tulis serta gambar.
Pendekatan ini mendorong siswa yang biasanya pasif menjadi lebih berani berbicara di depan kelas. Guru pun menilai kegiatan ini selaras dengan upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi anak.
“Metode yang dibawa mahasiswa membuat anak-anak lebih percaya diri. Mereka jadi tidak takut salah ketika menyampaikan pendapat,” kata salah satu guru.
Awarding Literasi
Sebagai bentuk apresiasi, mahasiswa mengadakan Awarding Literasi Pelita Cerdas di TBM Lentera dan SDN Cibungbulang 01. Penghargaan diberikan kepada pembaca terbanyak, pengulas terbaik, peserta teraktif, serta dipamerkan karya tulis dan gambar anak-anak. Orang tua yang hadir mengaku bangga melihat anak mereka tampil percaya diri.
“Biasanya anak saya susah disuruh membaca, tapi setelah ikut program ini, dia semangat bercerita tentang buku,” ujar salah satu wali murid.
Acara ini juga menjadi ruang kebersamaan. Mahasiswa, warga, guru, dan perangkat desa berkumpul dalam suasana hangat untuk merayakan keberhasilan kecil anak-anak. Awarding bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi juga simbol bahwa literasi adalah milik bersama.
Dampak Positif
Dalam beberapa minggu, perubahan sudah terasa. Anak-anak lebih rajin datang ke TBM, suasana belajar menjadi hidup, dan keterlibatan guru maupun orang tua meningkat. Beberapa anak bahkan mulai berinisiatif meminjam buku untuk dibawa pulang.
Meski terkendala fasilitas terbatas dan kesibukan anak membantu orang tua, mahasiswa mampu mengatasi dengan jadwal fleksibel serta pendekatan yang menyesuaikan kondisi lapangan. Semangat anak-anak menjadi motivasi terbesar untuk terus menjalankan kegiatan hingga akhir program.
Harapan Berkelanjutan
Program Pelita Cerdas membuktikan bahwa literasi tidak hanya milik anak perkotaan. Setiap anak berhak tumbuh bersama buku dan pengetahuan. Mahasiswa berharap, warga desa dan pengelola TBM terus menjaga semangat literasi ini setelah KKN usai.
“Pelita Cerdas bukan penutup, melainkan awal. Dengan kolaborasi, Cimanggu 2 bisa menjadi contoh desa yang membangun budaya membaca secara berkelanjutan,” pungkas Desi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News