Dalam mengatasi keluh kesah peternak menghadapi penurunan produktivitas kambing di Desa Slatri, mahasiswa KKNT Inovasi IPB University 2025 kelompok BANJARNEGARAKAB07 melakukan optimalisasi pengembangan dan demonstrasi pembuatan Herbal Mineral Blok (HMB).
Program ini bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani Desa Slatri. Kegiatan berlangsung sukses di Balai Kemasyarakatan Dusun Slatri diikuti oleh 15 peserta kelompok tani.
Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu daerah penghasil salak terutama salak pondoh. Dataran yang cocok dan salak yang tidak memiliki musim menjadi faktor utama mayoritas masyarakatnya memilih profesi sebagai petani salak, termasuk masyarakat Desa Slatri.
Selain mengandalkan hasil perkebunan sebagai sumber penghasilan utama, hampir seluruh petani di Desa Slatri, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, memiliki 2-3 ekor kambing sebagai ternak tabungan.
Kambing biasanya dibeli dari fase anakan, dipelihara selama 4-6 bulan lalu dijual saat pekan Iduladha. Namun, karena kambing yang dipelihara hanya sebagai tabungan, para petani tidak terlalu memperhatikan kebutuhan nutrisi dan sanitasi ternak. Ini menyebabkan kecilnya konversi pakan dan penurunan fertilitas yang berakibat pada penurunan produktivitas kambing.
Penurunan produktivitas kambing dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
- Kualitas dan kuantitas pakan rendah, menyebabkan kambing tidak mendapatkan asupan yang cukup bagi pertumbuhan dan reproduksi
- Kesehatan reproduksi yang buruk. Hal tersebut karena adanya infeksi serta kekurangan nutrisi
- Lingkungan yang tidak layak, seperti kandang yang sempit, kotor, gelap, dan kurang ventilasi menyebabkan stres dan mudah terjangkit penyakit
- Sistem pemeliharaan yang buruk, seperti tidak ada pemisahan kambing yang sakit atau program perkawinan yang teratur
- Faktor genentik berasal dari induk dengan daya produksi rendah
Melihat kondisi ini, solusi yang ditawarkan yaitu pelaksanaan demonstrasi pembuatan HMB di Desa Slatri. Program tersebut bertujuan untuk memperkenalkan HMB pada petani yang dapat melengkapi kekurangan mineral dalam pakan dasar dengan memperbaiki aktivitas mikroba rumen melalui urea-molases sehingga meningkatkan daya cerna pakan rendah mutu.
Pada 25 Juli 2025, program dijalankan dengan melibatkan para perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Mineral blok adalah suplemen padat buatan (bisa berupa blok liat, semen, atau molases) yang mengandung campuran mineral makro-mikro. Kadang dilengkapi urea, protein non-rumen, dan binder seperti molases atau semen.
Hewan seperti kambing bisa menjilat blok ini secara ad libitum (sesuka hati) saat kebutuhan mineral meningkat. Bahan yang digunakan di antaranya molases, premix, garam, bubuk kunyit, dan semen putih untuk menghasilkan HMB yang bernutrisi dan berkualitas tinggi.
Setelah semua bahan dicampur dan dijemur hingga mengeras, HMB siap digunakan dengan digantung di dekat tempat pakan kambing.
Manfaat Mineral Blok
Efek Antelmintik (Pengendali cacing): kandungan herbal yang ada di mineral blok dapat menurunkan telur cacing, meningkatkan berat badan kambing, mengurangi infeksi Haemonchus contortus atau penyakit kecacingan yang menyerang ternak ruminansia kecil (domba/kambing).
Meningkatkan Status Mineral, Antioksidan, dan Imunitas: Konsumsi mineral blok selama 6 bulan menaikkan kadar Mn, Fe, GSH, SOD, lgA, lgM, dan IGF-1 tanpa menunjukkan toksisitas.
Dukungan Kesehatan Umum: HMB (Herbal Mineral Blok) dikembangkan oleh IPB dengan bahan kunyit, jahe sebagai suplemen terhadap penyakit sapih/pestis sapi atau kambing, memperkuat imunitas dan menjaga fungsi rumen.
Dampak dari solusi ini sangat transformatif. Setelah demonstrasi serta pembagian hasil HMB dan premix, para petani berkomitmen untuk menggunakan HMB untuk ternak mereka dengan harapan peningkatan produktivitas ternak kambing.
Untuk memastikan keberlanjutan program, mahasiswa KKN-T membuat grup bersama Gapoktan dan menyediakan video tutorial pembuatan HMB. HMB kini menjadi solusi nyata bagi ternak kambing para petani.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News