Pemerintah menggagas visi Indonesia Emas untuk tahun 2045 mendatang. Pada momen usia ke-100 nanti, pemerintah berharap Indonesia masuk dalam jajaran negara maju.
Salah satu fokus utama Indonesia Emas 2045 adalah memajukan level ekonomi yang berkelanjutan. Ini mencakup pembangunan infrastruktur yang lebih baik, pengembangan industri berbasis teknologi, serta peningkatan daya saing global.
Selain itu, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga diharapkan mumpuni pada tahun tersebut. Harapannya, dengan SDM yang lebih berkarakter, tradisi dan kebudayaan Indonesia bisa lestari dan dikenal di dunia internasional.
Banyaknya optimisme dari pemerintah juga dirasakan oleh budayawan Indra Suroinggeno. Ia meyakini cita-cita itu bisa tercapai apabila kesadaran akan kecintaan terhadap tradisi dan budaya dipupuk tiap-tiap insan di Indonesia.
Sadar
“Saya tahu masa lalu, masa depan, tapi anugerah yang terpenting adalah hari ini,” ucap Indra kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Menurut Indra, Indonesia Emas 2045 bergantung dengan keputusan-keputusan yang diambil saat ini. Sekecil apapun keputusan yang diambil, niscara akan berdampak besar dengan apa yang digapai pada 20 tahun mendatang..
Peluang untuk mendapat titel “Emas” itu sendiri dilihat Indra ada dan besar. Namun, untuk menggapainya butuh kesadaran dan introspeksi diri agar meniti dengan hati-hati mimpi yang dinanti.
“Saya optimis bahwa satu kepakan sayap kupu-kupu sekecil apapun itu bisa berefek di galaksi lain. Yang lain monggo pesimis dan lain-lain. Karena memang kenyataan hari ini seperti itu. Tapi saya tetap menyuarakan dengan energi sekeciil ini 2045 kita bakal hebat dan berjati diri, bahkan lebih hebat dari Jepang, Cina dan lain-lain. Ingat kata kuncinya: Sadar!” ucapnya meyakini.
Gamelan di Mata Orang Luar
Indra sendiri adalah pendiri dari Museum Wayang Beber Sekartaji di Bantul. Di tempat ini berbagai macam koleksi macam kesenian dari tanah Jawa.
Ia lekat dengan tradisi dan budaya Jawa, salah satunya gamelan. Menurut Indra alat musik ini sering dikaitkan dengan hal-hal mistis atau gaib yang konteksnya negatif.
Indra menyayangkan hal tersebut karena di luar negeri gamelan justru berada di ruang penelitian bagi orang asing yang jatuh cinta kepadanya. Setelah sering mengunjungi berbagai macam negara luar, Indra menjumpai di sana gamelan dianggap instrumen untuk relaksasi sampai meditasi.
“Di luar seperti Jerman bahkan Amerika Serikat mendatangkan gamelan untuk diteliti. Gelombang (suaranya) bisa bermanfaat untuk penyembuhan, relaksasi, metta bhavana, dan yang lain-lain. Nah, hal semacam ini kita sudah banyak kehilangan arah dan itu bukan salah generasi saat ini, ada suatu kejadian yang membikin kita lupa,” ungkap Indra.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
