dari kandang ke ladang optimalisasi kotoran kambing menjadi pupuk cair berkualitas bersama kknt ipb university di desa sinarsari - News | Good News From Indonesia 2025

Optimalisasi Kotoran Kambing Menjadi Pupuk Cair Berkualitas bersama KKNT IPB University di Desa Sinarsari

Optimalisasi Kotoran Kambing Menjadi Pupuk Cair Berkualitas bersama KKNT IPB University di Desa Sinarsari
images info

Optimalisasi Kotoran Kambing Menjadi Pupuk Cair Berkualitas bersama KKNT IPB University di Desa Sinarsari


Hai kawan GNFI! Kalian tahu nggak sih, hal yang sering dianggap biasa aja tapi bisa berubah jadi hal besar? Nah, selama program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sinarsari, kami mencoba mengangkat potensi lokal yang sering dianggap sepele.

Siapa sangka, sesuatu yang kita anggap “kotor” ternyata bisa punya manfaat besar buat pertanian. Di tengah mahalnya pupuk kimia dan makin rusaknya tanah karena bahan sintetis, kami coba cari solusi dari hal yang ada di sekitar.

Lewat program KKNT IPB University di Desa Sinarsari, kami membuat pupuk organik cair (POC) yang simpel, murah, dan pastinya ramah lingkungan.

Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi limbah ternak, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian warga secara mandiri. Gimana caranya? Yuk, simak selengkapnya!

Feses kambing ternyata punya kandungan nutrisi yang penting banget, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dibutuhin banget sama tanaman. Nah, kalau dibikin versi cairnya, nutrisinya jadi lebih gampang diserap tanaman, cocok banget buat pupuk daun atau akar.

Nggak cuma bikin tanah jadi subur dan tumbuhan cepat tumbuh, pupuk organik cair juga bisa ningkatin kerja mikroba baik di tanah, ngurangin gulma, dan pastinya lebih eco-friendly. Plus, bisa dibikin terus-menerus alias sustainable banget!

Proses Pembuatan POC

Proses pembuatan pupuk ini cukup sederhana dan bisa dilakukan dengan alat serta bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Berikut langkah-langkahnya:

Alat dan Bahan:

  1. Feses kambing segar ± 2 kg
  2. Dedak 3 kg
  3. Air bersih ± 10 liter
  4. Molases/gula merah cair ± 200 ml
  5. EM4 atau bioaktivator ± 200 ml
  6. Galon kosong 2 buah
  7. Selang penghubung
  8. Corong dan pengaduk

Langkah-langkah:

  1. Campurkan semua bahan dalam ember besar, aduk hingga merata.
  2. Tuangkan ke dalam galon pertama, lalu tutup rapat
  3. Isi galon kedua dengan air bersih
  4. Hubungkan galon pertama dan kedua dengan selang
  5. Simpan selama 10–14 hari di tempat teduh. Buka tutup jerigen sedikit setiap hari untuk mengeluarkan gas fermentasi.
  6. Baui pupuk, jika sudah tercium bau solar berarti pupuk berhasil dibuat
  7. Saring larutan dan simpan cairan sebagai pupuk siap pakai.
  8. Cara penggunaannya, tinggal campur 1 liter pupuk cair ke 10–15 liter air.

Nah, tanggal 12 Juli 2025 kemarin, kami mengadakan kegiatan seru di Balai Desa Sinarsari bareng warga yang sebagian besar peternak kambing. Dalam acara ini, kami tidak hanya membahas teori, tetapi juga langsung praktik bareng cara bikin pupuk organik cair dari feses kambing.

Makin spesial, kami kedatangan narasumber yaitu, Bapak Verika Armansyah Mendrofa, S.Pt., M.Si, salah satu dosen dari Fakultas Peternakan IPB University. Beliau berbagi ilmu mengenai cara mengelola limbah ternak (feses) jadi produk bernilai, yaitu pupuk organik cair yang bisa bantu tingkatkan hasil pertanian dan pastinya ramah lingkungan. Kegiatan ini disambut antusias oleh warga, apalagi karena materinya relate banget sama kehidupan mereka sehari-hari.

Program ini bukan hanya berfokus pada pemanfaatan limbah, tetapi juga ingin menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pertanian yang ramah lingkungan dan mandiri. Kami berharap, pupuk ini dapat menjadi awal dari pengembangan produk berbasis potensi lokal, bahkan bisa dikembangkan menjadi produk UMKM desa yang bernilai jual.

Melalui inovasi sederhana ini, kami belajar bahwa sesuatu yang dianggap limbah bisa menjadi sumber daya berharga jika dikelola dengan baik. Pupuk organik cair dari kotoran kambing merupakan salah satu langkah kecil untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat desa.

Semoga program ini terus berkembang dan memberi manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan perekonomian lokal.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.