Baru-baru ini, lebih dari 150 peneliti dan pemerhati burung berkumpul di IPB University, Bogor, untuk mengikuti Konferensi Peneliti dan Pemerhati Burung di Indonesia (KPPBI) ke-7. Acara yang berlangsung pada 8–10 Agustus ini mengangkat tema "Harmonisasi antara Burung, Manusia, dan Lingkungan", menekankan pentingnya keseimbangan ekosistem dalam menjaga keanekaragaman hayati.
Prof. Naresworo Nugroho, Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, menyatakan bahwa konferensi ini menjadi wadah penting bagi para ahli burung untuk bertukar pengetahuan dan merumuskan strategi konservasi.
Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman burung tertinggi keempat di dunia, memiliki 1.835 spesies burung, 542 di antaranya endemik. Namun, ancaman terhadap populasi burung liar semakin meningkat. Data Kementerian Kehutanan (2016–2025) menunjukkan bahwa 184 spesies burung Indonesia masuk dalam daftar terancam punah versi IUCN, dengan 22 spesies berstatus Critically Endangered, 96 Endangered, dan 66 Vulnerable.
Sederet Burung Liar Asli Indonesia Terancam Punah
1. Burung Cendrawasih
Burung Cendrawasih, dikenal sebagai "Bird of Paradise", adalah salah satu burung paling ikonik di Indonesia, terutama di Papua. Ciri khasnya adalah bulu yang sangat indah dengan warna-warna cerah seperti kuning, merah, hijau, dan biru. Burung jantan memiliki ritual tarian yang spektakuler untuk menarik perhatian betina.
Habitat alaminya adalah hutan hujan tropis di Papua dan kepulauan sekitarnya. Sayangnya, perburuan liar dan deforestasi mengancam populasi Cendrawasih. Burung ini sering diburu untuk diambil bulunya atau dijual sebagai hewan peliharaan ilegal.
2. Jalak Suren
Jalak Suren (Gracupica jalla) adalah burung pengicau yang dikenal karena suaranya yang merdu dan kemampuan menirukan suara manusia. Burung ini memiliki bulu hitam dengan bercak putih di bagian sayap dan perut, serta paruh dan kaki berwarna kuning.
Habitat aslinya meliputi daerah terbuka seperti sawah, tepi hutan, dan perkebunan di Jawa, Sumatera, dan Bali. Namun, populasi Jalak Suren menurun drastis akibat perburuan untuk perdagangan burung kicau dan hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan.
Baca juga Waspada, Burung Pitohui yang paling Beracun di Dunia Ada di Indonesia
3. Jalak Bali
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah burung endemik Pulau Bali yang menjadi simbol fauna provinsi tersebut. Ciri khasnya adalah bulu putih bersih, garis biru di sekitar mata, dan jambul yang elegan.
Burung ini hanya ditemukan di Taman Nasional Bali Barat dan beberapa tempat penangkaran. Statusnya Critically Endangered akibat perburuan ilegal dan perdagangan satwa. Upaya konservasi melalui penangkaran dan reintroduksi terus dilakukan untuk mencegah kepunahan.
4. Jalak Emas
Jalak Emas (Mino anais) adalah burung endemik Maluku dan Papua dengan bulu berwarna hitam dan kuning keemasan di bagian kepala. Burung ini hidup di hutan dataran rendah dan daerah perbukitan.
Populasinya terancam akibat perburuan dan perdagangan ilegal. Selain itu, deforestasi untuk perkebunan dan pertambangan mengurangi habitat alaminya.
Ancaman terhadap Populasi Burung Liar
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Prof. Satyawan Pudyatmoko, menyoroti beberapa ancaman utama terhadap burung liar, antara lain penurunan kualitas habitat akibat alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan pemukiman, perburuan serta perdagangan ilegal yang masih marak (terutama untuk burung kicau dan hias), dampak perubahan iklim yang mengganggu migrasi dan ketersediaan pangan, serta potensi penyebaran penyakit zoonosis yang dapat menular antara burung dan manusia.
Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kehutanan telah merumuskan strategi konservasi, termasuk penguatan penegakan hukum, pendataan nasional, dan perluasan kawasan konservasi.
Kolaborasi untuk Masa Depan Burung Indonesia
KPPBI ke-7 diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk memperkuat konservasi burung dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Konferensi ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk BRIN, Burung Indonesia, RSPB, dan universitas-universitas terkemuka.
Upaya konservasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi masyarakat. Edukasi tentang pentingnya melindungi burung liar, pengembangan ekowisata berbasis konservasi, serta pelarangan perdagangan satwa ilegal adalah langkah-langkah krusial untuk menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.
Baca juga Fakta Unik Elang Bondol, Burung Eksotis Simbol Gagah Jakarta
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News