Mahasiswa KKN-T IPB University menciptakan terobosan dalam upaya penanggulangan stunting di Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, melalui program bertajuk SEHATI (Semangat Hadirkan Asupan yang Tepat dan Ideal).
Program ini tidak hanya menjadi sarana edukasi gizi, tetapi juga langkah kecil dari mahasiswa KKN-T IPB University untuk membantu memperbaiki sistem pencatatan data di posyandu serta membekali ibu kader dengan keterampilan pengukuran antropometri dasar agar terhindar dari kesalahan intervensi gizi, serta penguatan kapasitas kader posyandu dan ibu hamil dalam memahami pentingnya pencatatan dalam buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dalam memantau pertumbuhan anak sejak dini.
Program SEHATI menyasar tiga kelompok utama: ibu dengan bayi maupun balita, ibu hamil, dan kader posyandu. Mahasiswa memberikan edukasi seputar pencegahan stunting, pemberian MP-ASI sesuai tekstur dengan usia, pemahaman terhadap pola makan sehat mengenai batasan konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) berlebih, serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah. Edukasi ini dikemas secara interaktif melalui materi visual dan kuis untuk menunjukkan peningkatan pemahaman para peserta.
“Bayi yang tumbuh sehat itu dimulai dari ibu yang paham akan pentingnya gizi. Lewat SEHATI, kami ingin membekali ibu-ibu dengan pengetahuan praktis agar anak-anak mereka tidak hanya bertumbuh, tapi juga berkembang secara optimal,” ungkap Fatma Latifah Isnawati, salah satu pelaksana program.
Tak hanya itu, mahasiswa juga memberikan pelatihan khusus kepada kader posyandu mengenai teknik pengukuran antropometri, cara membaca grafik pertumbuhan anak, serta pengisian Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang baik dan benar.
Para kader dibekali praktik langsung menggunakan alat ukur sesuai standar agar mampu melakukan pemantauan gizi balita secara akurat dan pengerjaan bersama sebuah kasus dalam pengisian buku KIA.
Diharapkan melalui pelatihan pencatatan buku KIA ini, ibu kader mampu melakukan pencatatan data stunting secara lebih teliti dan akurat. Mengingat data stunting bersumber langsung dari catatan kader, pencatatan yang kurang tepat dapat menimbulkan bias sehingga angka stunting yang tercatat berpotensi lebih tinggi dibanding kondisi sebenarnya.
Dengan keterampilan pencatatan yang baik sejak awal, kualitas data akan terjaga dan program penanggulangan stunting dapat lebih tepat sasaran. Untuk mengukur pemahaman dan kapasitas para kader, mahasiswa juga mengadakan pre-test dan post-test kepada kader sebelum dan sesudah diadakannya pelatihan.
Salah satu kader posyandu yang hadir, menyebut kegiatan ini sangat membantu, “Kadang kita bingung bagaimana cara mencatat yang sesuai di buku KIA. Sekarang jadi lebih yakin dan paham cara melihat pertumbuhan anak dari grafiknya.”
Ahli gizi Desa Purwaraja, Tika, menegaskan bahwa kegiatan SEHATI memiliki peran penting dalam menunjang akurasi data stunting serta memperkuat kapasitas ibu kader posyandu.
“Kualitas data adalah kunci keberhasilan program penanggulangan stunting. Melalui pelatihan pengukuran antropometri dan pencatatan yang tepat di Buku KIA, kader posyandu di Desa Purwaraja kini lebih terampil dan percaya diri dalam memantau pertumbuhan anak. Hal ini akan membantu pemerintah desa menyusun intervensi gizi yang lebih tepat sasaran,” ujarnya.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, bidan, ahli gizi Desa Purwaraja dan masyarakat, program SEHATI menjadi langkah kecil tapi memiliki dampak besar dalam mencegah peningkatan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup keluarga di Desa Purwaraja. Mahasiswa berharap, kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan oleh pemerintah desa dan kader secara berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News