menjelajahi saporkren pesisir sunyi yang kaya pesona - News | Good News From Indonesia 2025

Menjelajahi Saporkren, Pesisir Sunyi yang Kaya Pesona

Menjelajahi Saporkren, Pesisir Sunyi yang Kaya Pesona
images info

Kawan GNFI, ketika mendengar nama Raja Ampat, mungkin yang terlintas adalah panorama ikonik seperti Pianemo, Wayag, atau Misool.

Namun, di balik kepopuleran destinasi-destinasi itu, ada satu sudut yang menyimpan pesona tak kalah memikat: Desa Saporkren, sebuah desa nelayan di pesisir selatan Pulau Waigeo, Papua Barat.

Desa Wisata yang Pernah menjadi Juara

Terletak sekitar 15 menit perjalanan dari Waisai, Saporkren menjadi salah satu pintu gerbang menuju keindahan bawah laut Raja Ampat. Pantainya yang berpasir putih dan air laut sebening kaca langsung menyambut setiap tamu yang datang.

Bagi penggemar snorkeling atau diving, perairan di sekitar desa ini menawarkan kejernihan yang luar biasa dengan jarak pandang yang bisa mencapai 30 meter. Terumbu karang di sini tergolong sehat dan menjadi rumah bagi beragam ikan tropis, termasuk spesies langka.

Keistimewaan Saporkren bukan hanya pada alam bawah lautnya. Desa ini juga menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin melihat burung cenderawasih, satwa endemik Papua yang dijuluki bird of paradise.

Hutan di sekitar Saporkren menjadi habitat penting burung ini, dan penduduk setempat kerap menawarkan jasa pemandu untuk trekking di pagi hari. Bahkan, Saporkren pernah memenangkan Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Mahasiswa KKN UGM Gagas Kajian Aksesibilitas dan Petakan Potensi Wisata Air Terjun Tersembunyi di Desa Palongaan

Budaya dan Kehidupan Masyarakat

Kehidupan di Saporkren berdenyut dengan ritme alam. Mayoritas warganya adalah nelayan yang masih mempraktikkan cara-cara tradisional menangkap ikan. Rumah-rumah kayu sederhana berdiri rapi di tepi pantai, termasuk juga rentetan homestay sederhana yang kebanyakan milik famili dari mambrasar, dan beberapa dihiasi ukiran khas yang memuat simbol-simbol budaya.

Kawan GNFI akan menemukan keramahan warga yang tulus. Saporkren masih mempertahankan tradisi gotong royong dan upacara adat, termasuk ritual laut sebagai wujud syukur dan doa keselamatan. Tradisi ini menjadi salah satu daya tarik wisata budaya yang sayangnya belum banyak dikenal luas.

Tantangan yang Dihadapi

Meski memiliki keindahan dan nilai budaya yang tinggi, Saporkren belum sepenuhnya tersentuh pengembangan wisata yang optimal. Beberapa tantangan yang masih dihadapi antara lain:

  • Promosi terbatas — Informasi digital mengenai Saporkren masih minim. Banyak wisatawan yang tidak mengetahui keberadaan desa ini, sehingga lebih memilih destinasi populer lainnya.

  • Fasilitas wisata sederhana — Belum tersedia penginapan modern atau pusat informasi wisata. Homestay yang dikelola warga memang ada, namun jumlah dan kualitasnya masih terbatas.

  • Aksesibilitas — Walau dekat dari Waisai, penunjuk arah menuju Saporkren belum memadai bagi wisatawan baru.

Peluang Besar untuk Ekowisata Berkelanjutan

Potensi Saporkren selaras dengan tren global pariwisata berkelanjutan. Dengan konsep ekowisata berbasis masyarakat, desa ini bisa mengembangkan paket wisata terpadu: mulai dari snorkeling, birdwatching, hingga tur budaya. Warga dapat dilibatkan sebagai pemandu, penyedia homestay, maupun pelaku kuliner lokal.

Pengembangan ini perlu didukung oleh pelatihan di bidang layanan wisata, bahasa asing, serta pengelolaan lingkungan. Infrastruktur wisata ramah lingkungan—seperti penggunaan energi surya dan pengelolaan sampah terpadu—juga dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yang peduli pada kelestarian alam.

Menepi di Wana Wisata Sumber Biru, Desa Wisata yang Menghidupi Sungainya Sendiri

Menatap Masa Depan Saporkren

Jika pengelolaan dilakukan dengan bijak, Saporkren dapat menjadi “permata baru” Raja Ampat yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kehangatan budaya dan keberlanjutan lingkungan. Harapan ini sejalan dengan semangat masyarakat setempat yang ingin desanya dikenal dunia tanpa kehilangan jati diri.

Seperti disampaikan salah satu warga lokal Saporkren, “Kami ingin desa ini maju, tapi laut tetap bersih, hutan tetap hijau, dan budaya tetap hidup.” Sebuah pesan yang menjadi pengingat bahwa pariwisata sejatinya harus berjalan seiring dengan kelestarian.

Bagi Kawan GNFI yang ingin merasakan Raja Ampat dari sisi yang lebih autentik, Saporkren adalah pilihan tepat. Desa ini menunggu untuk dijelajahi, bukan hanya dengan mata, tetapi juga dengan hati.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.