mahasiswa kkn fakultas kedokteran hewan kenalkan maggot bsf solusi pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak unggas yang ramah lingkungan - News | Good News From Indonesia 2025

Mahasiswa KKN Fakultas Kedokteran Hewan Kenalkan Maggot BSF

Mahasiswa KKN Fakultas Kedokteran Hewan Kenalkan Maggot BSF
images info

Permasalahan sampah organik rumah tangga seringkali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Sisa sayuran, buah-buahan, dan makanan basi kerap dibuang begitu saja tanpa diolah, padahal limbah ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan kembali.

Melalui pendekatan yang sederhana namun inovatif, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Annisa Ajeng Putri Erawati, memperkenalkan salah satu solusi praktis bagi masalah tersebut: budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai pakan ternak.

Dengan mengusung program kerja berjudul “Pemanfaatan Maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai Pakan Alternatif Ternak Unggas Ramah Lingkungan”, Ajeng mengajak ibu-ibu PKK sebagai mitra utama dalam mengenal dan mempraktikkan pemanfaatan maggot sebagai pakan unggas yang murah, bergizi tinggi, dan sekaligus membantu mengurangi sampah organik rumah tangga.

Kegiatan ini berlangsung di balai Desa Palongaan dengan suasana yang interaktif dan edukatif. Ajeng memberikan pemaparan mengenai cara budidaya maggot BSF yang dapat dilakukan dengan peralatan sederhana, seperti ember bekas dan kawat kasa, atau menggunakan kardus yang dilapisi kain kasa sebagai media budidaya.

Sampah dapur yang biasanya dibuang, seperti kulit buah, nasi basi, dan sisa sayuran, dapat dijadikan sebagai media tumbuh maggot. Dengan perawatan mudah dan waktu panen yang relatif singkat, maggot ini dapat digunakan langsung sebagai pakan ayam, bebek, dan jenis unggas lainnya.

Ajeng juga menjelaskan kandungan nutrisi maggot yang sangat tinggi, yaitu sekitar 35–60% protein kasar, 15–30% lemak kasar, serta mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan daya tahan unggas.

Kandungan ini menjadikan maggot sebagai alternatif pakan yang tidak hanya lebih murah dibandingkan pakan pabrikan, tetapi juga lebih alami dan bebas bahan kimia tambahan.

Maggot BSF terbukti memberikan berbagai manfaat signifikan bagi unggas, di antaranya mempercepat pertumbuhan ayam pedaging, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi telur ayam petelur, serta memperkuat sistem pencernaan unggas sehingga lebih tahan terhadap penyakit.

Tekstur maggot yang lunak dan mudah dicerna membuatnya cocok diberikan pada berbagai jenis unggas, mulai dari anakan hingga dewasa. Kandungan lemak sehatnya juga berperan penting dalam menjaga energi dan vitalitas ternak, sehingga performa produksi tetap optimal.

Dalam sesi penyuluhan, setiap peserta yang hadir dibagikan leaflet edukatif sebagai bahan pegangan yang memuat informasi seputar maggot BSF. Leaflet tersebut dirancang agar mudah dipahami dan dapat dijadikan panduan praktis di rumah.

Di dalamnya, terdapat beberapa poin utama yang ditekankan, antara lain manfaat maggot untuk unggas, kandungan nutrisi maggot, keuntungan dan dampak positif bagi peternak dan lingkungan.

“Saya ingin menunjukkan bahwa solusi untuk peternakan rumahan tidak harus mahal. Dari dapur sendiri, kita bisa menciptakan pakan unggas yang sehat dan murah. Bahkan, ini bisa menjadi peluang usaha kecil ibu-ibu PKK jika dikelola bersama,” ungkap Ajeng, selaku penggagas program.

Sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan ini, di akhir sesi penyuluhan, Annisa membagikan bibit maggot BSF kepada seluruh peserta. Bibit tersebut dapat digunakan untuk memulai budidaya mandiri di rumah. Dengan langkah kecil ini, diharapkan para ibu mampu mengembangkan praktik ini secara berkelanjutan, baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk peluang usaha mikro.

Program ini juga menjadi upaya nyata dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Dengan peran aktif masyarakat, terutama kaum perempuan, solusi lingkungan dan pangan bisa tumbuh dari rumah tangga dan berkembang menjadi gerakan lokal yang berdampak luas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ST
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.