Pada hari Rabu (23/72025), telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi bertajuk “Ikigai: Pengenalan Diri Sendiri” oleh mahasiswa KKN-T IPB University sebagai salah satu program kerja bidang pendidikan dan pengembangan karakter di lokasi pengabdian.
Aktivitas tersebut dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Secara geografis, sekolah ini terletak di wilayah pesisir selatan dengan latar belakang masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, buruh harian, dan pedagang.
Tujuan utamanya adalah mengenalkan konsep ikigai kepada siswa SMP sebagai sarana untuk membantu mereka mengenal potensi diri, memahami minat dan bakat, serta mulai merumuskan tujuan hidup secara lebih terarah sejak usia dini.
Acara ini dimulai pada pukul 08.40 WIB di ruang aula sekolah. Diawali dengan sambutan dari perwakilan guru. Dalam pidatonya, beliau mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKNT dalam menghadirkan materi yang bersifat reflektif dan relevan bagi perkembangan siswa. Harapannya dapat memotivasi siswa untuk lebih mengenal diri sendiri dan menentukan arah masa depan.
Setelah itu, Ketua Pelaksana dari tim KKNT IPB memberikan pengantar singkat mengenai maksud dan tujuan kegiatan, sekaligus memperkenalkan garis besar materi ikigai yang akan dipelajari.
Lewat “Pilah Sampah Petik Manfaat”, Mahasiswa KKN-PPM UGM Dorong Kesadaran Lingkungan Warga Mahahe
Sesi penyampaian materi inti disampaikan oleh narasumber dari tim KKNT IPB dengan menggunakan metode interaktif. Diawali dengan penjelasan tentang pengertian ikigai sebagai konsep dari Jepang yang berarti “alasan untuk hidup”.
Ikigai terdiri dari empat elemen utama, yaitu what you love (apa yang disukai), what you are good at (apa yang menjadi keahlian), what the world needs (apa yang dibutuhkan dunia), dan what you can be paid for (apa yang dapat menghasilkan pendapatan).
Penjelasan diberikan dengan bahasa yang sederhana, disertai contoh yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga mudah dipahami dan dihubungkan dengan pengalaman pribadi mereka.
Untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi, kegiatan dilengkapi dengan pengisian pre-test sebelum materi dimulai dan post-test setelah sesi berakhir.
Pre-test digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa tentang konsep ikigai, sedangkan post-test berfungsi untuk menilai sejauh mana materi yang disampaikan dapat dipahami dan diinternalisasi oleh peserta.
Instrumen tes ini dirancang sederhana, tetapi mencakup inti dari konsep yang diajarkan, sehingga hasilnya dapat menjadi data evaluasi yang bermanfaat bagi tim pelaksana.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pre-test dan post-test, diketahui bahwa sebelum kegiatan sosialisasi, sebanyak 40% siswa telah memiliki pemahaman awal mengenai konsep ikigai, sementara 60% lainnya belum mengenalnya.
Setelah kegiatan berlangsung, terjadi peningkatan yang cukup signifikan, di mana 76% siswa menunjukkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep ikigai, sedangkan 24% lainnya masih memerlukan pendampingan lebih lanjut.
Peningkatan pemahaman sebesar 36% setelah pelaksanaan kegiatan menjadi cerminan keberhasilan sosialisasi dalam menstimulasi siswa untuk mulai memahami dan mengevaluasi makna serta arah hidup mereka secara lebih reflektif.
Dari Galon Bekas ke Pupuk Organik Cair, Intip Keseruan Mahasiswa KKN-T IPB University Bersama Ibu-Ibu
Hasil ini menjadi indikator positif bahwa pendekatan edukatif yang tepat dapat membantu remaja mengenal potensi diri serta membangun kesadaran akan arah hidup sejak dini.
Selama kegiatan berlangsung, siswa menunjukkan keterlibatan yang tinggi. Banyak dari mereka yang aktif menjawab pertanyaan, berbagi pendapat, bahkan menceritakan cita-cita serta hobi yang mereka miliki pada lembar yang sudah disediakan.
Beberapa siswa menyampaikan bahwa mereka baru pertama kali mengikuti kegiatan yang mendorong mereka untuk berpikir mendalam tentang diri sendiri dan hubungan antara minat pribadi dengan kebutuhan lingkungan sekitar.
Respons tersebut menunjukkan bahwa kegiatan ikigai tidak hanya menjadi media edukasi, tetapi juga sarana refleksi diri yang bermanfaat.
Suasana kegiatan tetap kondusif hingga akhir sesi. Narasumber menjaga interaksi yang hangat dan memotivasi peserta agar tidak ragu menyampaikan pendapat. Pendekatan tersebut terbukti efektif membuat siswa lebih terbuka dan percaya diri dalam mengekspresikan pemikiran mereka.
Selain itu, pihak guru juga ikut memberikan dorongan dan mengaitkan materi ikigai dengan pembelajaran dan kegiatan sekolah yang sudah ada, sehingga pesan yang disampaikan semakin mengakar.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News