Kabinet Merah Putih sudah berjalan selama hampir satu tahun, setelah secara resmi dilantik oleh Presiden Prabowo pada 21 Oktober 2024 lalu. Dalam kurun waktu ini, berbagai isu dan kebijakan strategis sudah dilakukan oleh pemerintah.
Pertanyaannya, apakah kebijakan-kebijakan tersebut sudah mampu ‘memuaskan’ hati masyarakat?
Survei Nasional Muda Bicara ID— sebuah platform berbasis kelompok muda dalam isu politik, sosial, kebijakan, dan demokrasi—membagikan hasil survei yang menggali pandangan masyarakat muda terkait isu-isu penting yang memengaruhi hajat hidup orang banyak.
Survei yang bertajuk Pandangan Generasi Muda terhadap Perkembangan Kebijakan Pemerintah Presiden Prabowo Q2 2025 ini melibatkan 400 responden dengan rentang usia 17-35 tahun di seluruh Indonesia. Data tersebut dikumpulkan selama satu bulan pada 1-30 Juni 2025.
Mayoritas mereka yang tergabung dalam survei ini adalah mahasiswa dan pelajar, yang tentu saja cukup mewakili suara generasi muda saat ini. Lalu, bagaimana hasilnya?
Mereka yang Berkinerja Baik di Mata Anak Muda
Kawan GNFI, penilaian terhadap kinerja Prabowo relatif imbang. 39,60 persen menyatakan mereka puas. Akan tetapi, 30,80 persen lainnya justru menyatakan ketidakpuasannya.
Secara keseluruhan, generasi muda merasa masih banyak hal dan harapan yang belum dipenuhi oleh pemerintah saat ini. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi terkait pentingnya mendengarkan suara generasi muda dalam proses pembuatan kebijakan.
Meskipun demikian, anak-anak muda juga memilih deretan Menteri yang menurut mereka dianggap berkinerja moncer selama hampir satu tahun ini, di antaranya:
- Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah) – 68,29%
- Nasaruddin Umar (Menteri Agama) – 50,98%
- Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) – 36,10%
- Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertanian) – 31,22%
- Agus Harimurti Yudhoyono (Menko Infrastruktur dan Pembangunan) – 26,59%
- Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan) – 21,95%
- Meutya Hafidz (Menteri Komunikasi dan Digital) – 19,20%
- Muhaimin Iskandar (Menko Pemberdayaan Masyarakat) – 19,09%
Ada juga daftar Gubernur yang dinilai baik, seperti Pramono Anung (DKI Jakarta), Sri Sultan Hamengku Buwono X (DI Yogyakarta), Dedi Mulyani (Jawa Barat), Muzakir Manaf (Aceh), dan Sherly Tjoanda (Maluku Utara).
Anak Muda yang Ikut Mengawal Isu Penting
Kawan GNFI, hasil survei juga menyatakan bahwa mayoritas anak muda sangat memperhatikan isu-isu genting, seperti lapangan kerja, korupsi, pendidikan, hingga kesehatan mental. Tak hanya itu, Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketenagakerjaan dan revisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) juga dirasa sebagai prioritas mendesak yang harus segera disahkan.
Mayoritas dari mereka tegas menolak revisi UU TNI karena dinilai mengancam demokrasi. Revisi KUHAP juga dianggap belum transparan. Program-program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Rakyat turut menuai pro-kontra, terutama terkait kualitas pelaksanaan.
Di sisi lain, anak muda juga cenderung memiliki harapan yang amat besar terhadap perbaikan sektor ketenagakerjaan, pemilu, dan regulasi yang berkaitan dengan dunia digital. Mereka juga menginginkan adanya kejelasan dan perbaikan dalam kebijakan-kebijakan tersebut.
Lima isu teratas yang dianggap penting untuk dikawal saat ini secara berturut-turut adalah lapangan kerja, isu korupsi dan transparansi pemerintah, kerusakan lingkungan, pendidikan, dan kesehatan mental.
Isu terkait lapangan kerja menjadi yang paling ingin dikawal saat ini. Tentu saja hal tersebut mencerminkan bagaimana kebutuhan anak-anak muda, utamanya mereka yang baru lulus dari pendidikan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Harapan besar juga diberikan kepada pemerintah agar dapat berjalan dengan lebih transparan, jujur, dan responsif.
Isu ketenagakerjaan nyaris selalu menjadi permasalahan pelik yang tak berujung. Keterbatasan lapangan kerja dianggap sebagai salah satu hal yang memengaruhi sulitnya mencari pekerjaan saat ini.
Kawan GNFI, di dunia yang serba digital ini, keterlibatan anak muda yang semakin peduli dengan isu-isu politik juga terpantau cukup tinggi. 31,3 persen anak muda dikatakan sangat sering mengikuti isu-isu politik melalui media sosial.
Sementara itu, 40 persen lainnya menyatakan cukup sering. Sayangnya, di balik kritis dan aktifnya mereka dengan isu-isu kenegaraan, mayoritas masih tidak yakin bahwa suara mereka benar-benar memengaruhi kebijakan publik dengan rerata sebesar 30,80 persen.
Bagaimana dengan Kawan GNFI? Apakah sudah merasa puas atau bahkan tidak cukup puas terhadap pemerintahan yang sudah berjalan hampir satu tahun ini?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News