Wastra Nusantara bukan sekadar kain, melainkan produk budaya yang mampu menjawab tantangan masa kini. Di JF3 Fashion Festival 2025, wastra Indonesia pun diberi panggung untuk tampil bersama dengan karya-karya desainer papan atas internasional.
Masyarakat Indonesia yang begitu kaya akan budaya tentu tidak asing dengan berbagai kain tradisional. Batik, tenun, dan songket, misalnya, sudah dikenal dari generasi ke generasi.
Di JF3 Fashion Festival, Wastra Nusantara mendapat tempat yang begitu spesial. Sejak 2004, JF3 Fashion Festival yang merupakan festival mode pertama dan terbesar di Indonesia telah memberikan panggung kepada para desainer lokal dan pengrajin tradisional untuk menampilkan keindahan Wastra Nusantara.
Dari panggung JF3 Fashion Festival, Wastra Nusantara tidak hanya sekadar menawarkan tampilan yang menawan. Di baliknya, ada upaya untuk menghidupkan kembali warisan budaya dalam nuansa yang lebih modern, kekinian, dan cocok untuk dijadikan bagian dari kehidupan sehari-hari.
JF3 Fashion Festival merupakan inisiasi Summarecon, yang sejak 2004 secara konsisten menghadirkan platform untuk mengangkat potensi industri mode tanah air.
Melalui JF3, Summarecon berkomitmen mendukung perkembangan ekosistem fashion Indonesia, mulai dari pelestarian warisan budaya, pemberdayaan talenta muda, hingga memperluas konektivitas ke pasar internasional.
Tahun ini, bertepatan dengan perayaan 50 tahun Summarecon, semangat inovasi yang menjadi DNA perusahaan turut tercermin dalam penyelenggaraan JF3 2025, menghadirkan terobosan program, kolaborasi global, dan dukungan nyata bagi para pelaku industri kreatif tanah air.
Pada gelaran tahun 2025 ini, komitmen JF3 Fashion Festival terhadap upaya pelestarian dan promosi Wastra Nusantara tampak dari tema "Recrafted: A New Vision". Dengan tema ini, ajang fesyen bergengsi Tanah Air itu ingin mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi, merayakan kreativitas, dan melestarikan budaya guna mengangkat warisan budaya Indonesia ke panggung global.
Tak heran apabila Wastra Nusantara dianggap layak diangkat hingga ke ajang bergengsi seperti JF3 Fashion Festival. Sebab, kekayaan budaya Indonesia tersebut memiliki nilai filosofis dan fungsi yang sama-sama kaya. Proses pembuatannya, misalnya, sarat dengan nilai kearifan lokal. Selain itu, secara fungsi, penggunaan bahan alami dalam pembuatan Wastra Nusantara bisa jadi contoh bagus tentang bagaimana fesyen bisa selaras dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan yang saat ini ramai digaungkan.
Melihat Wastra Nusantara di JF3 Fashion Festival 2025
Nuansa Wastra Nusantara sangat terasa di hari kedua penyelenggaraan JF3 Fashion Festival, tepatnya pada Jumat (25/7/2025) di mana panggung menjadi saksi bisu perayaan kekayaan warisan budaya Indonesia. Pada hari itu, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) mempersembahkan peragaan busana bertajuk Re:nature. Pengunjung yang hadi di Summarecon Mall Serpong tempat berlangsungnya show pun langsung disambut dengan koleksi busana dari Zet Collection, bertajuk Seribu Motif Lampung.
Busana yang dipamerkan membuka mata para penonton tentang keindahan wastra nusantara. Sebuah outer berbahan lace hitam dikenakan di atas atasan berwarna marun dengan detail tekstur renda. Di sisi dada, aksen bros besar berwarna keemasan memancarkan pesona tersendiri. Rok sepanjang betis dengan motif wastra nusantara berwujud pola geometris memadukan warna oranye, hitam, dan emas, serta dihiasi aksen renda merah marun, melengkapi tampilan yang menawan.
Perjalanan visual berlanjut dengan koleksi Yuni Pohan (YP) berjudul Warisan Utara. Model tampil dalam setelan berupa celana berpotongan lebar, bustier, dan outer panjang yang keseluruhannya berwarna peach. Detail bordir etnik khas wastra nusantara berwarna cerah di bagian lengan outer menjadi sorotan utama.
YP mengangkat budaya Batak sebagai inspirasi bagi koleksinya di JF3 tahun ini. Untuk mempercantik koleksinya, dia menggunakan sejumlah wastra Batak, seperti tumtuman, sibolangan, dan maringin.
Tidak hanya Zet Collection dan YP, desainer lain juga turut merayakan wastra nusantara pada gelaran hari kedua JF3. Salah satunya adalah KHAYAE, yang menampilkan koleksi yang terinspirasi hutan hujan tropis. Motif dedaunan dan akar-akaran yang disematkan pada koleksinya menunjukkan kekayaan alam Indonesia, yang juga menjadi bagian dari inspirasi wastra nusantara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


