Memperingati Hari Mangrove Internasional pada 26 Juli 2025, sebuah inisiatif kolaboratif dilakukan oleh Global Peace Foundation (GPF) Indonesia bersama JadiPNS lewat agenda bertajuk Restoration for Peace. Kegiatan ini diluncurkan di kawasan konservasi Mangrove Pulo Cangkir, Tangerang, Indonesia.
Tak hanya itu, Restoration for Peace juga didukung oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Abdi Muda, Global Institute, Mapala Global, Peace! Project, Global Peace Leadership Corps Indonesia, dan Pelopor Inovasi.
Sebagai langkah awal, 1.000 bibit mangrove ditanam di area pesisir yang semakin rentan terkena dampak abrasi. Acara ini terbuka untuk umum tanpa memungut biaya dan diikuti lebih dari 200 generasi muda dari berbagai latar belakang yang beragam.
Restoration of Peace diharapkan dapat menjadi simbol nyata bahwa perubahan tidak dimulai dari atas, tetapi dari akar rumput.
5 Peran Besar Hutan Mangrove dalam Keberlanjutan
Kesadaran akan Meningkatnya Abrasi
Kolaborasi apik ini diawali atas kesadaran akan meningkatnya abrasi dan menurunnya permukaan tanah di berbagai pulau di Indonesia. Dalam jurnal Departemen Geografi Universitas Indonesia yang berjudul “Monitoring perubahan garis pantai untuk evaluasi rencana tata ruang dan penanggulangan bencana di Kabupaten Tangerang”, dijelaskan bahwa di pesisir Tangerang saja, ada 579 hektare lahan yang hilang sejak periode 1995 hingga 2015.
Inisiatif GPF Indonesia dan JadiPNS ini diyakini dapat menjadi sebuah alat untuk membangun perdamaian, di mana semakin banyak orang yang memiliki fokus isu terhadap lingkungan, sosial, dan perdamaian dapat bersatu, berkumpul, dan berdialog satu sama lain.
“Negara kita, kan, kepulauan, kita sudah banyak sekali kehilangan pulau, dan sekarang permukaan laut juga semakin naik (abrasi). Sangat senang dan antusias dengan kegiatan ini karena jadi salah satu aksi untuk penyelamatan bumi, khususnya di pinggir pantai” papar Alvi dari Yayasan Aksi Relawan Kemanusiaan (ARKAN) Tangerang dalam keterangannya.
Inisiatif Restoration of Peace tidak berhenti di satu momen ini saja. Namun, program ini juga dirancang dengan berbagai kegiatan bulanan yang akan terus diadakan dengan fokus pada isu-isu yang berbeda tiap bulannya.
Dengan menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin, para inisiator ingin menunjukkan jika perubahan nyata hanya akan didapat dengan konsistensi dan komitmen jangka panjang. Tak hanya itu, keterlibatan masyarakat juga sangat penting untuk membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
“Pelajaran paling besar yang saya dapat di sini adalah bahwa sebagai anak muda, kita bisa melakukan banyak hal. Jadi saat kita bicara tentang isu lingkungan, anak muda juga punya peran penting terutama lewat aksi seperti ini. Nggak harus sesuatu yang besar, selama kita melakukan hal baik untuk bumi, itu sudah menjadi energi positif dari kita,” ujar Bryan, Mahasiswa UI Kesehatan Masyarakat.
“Beberapa orang mungkin menganggap menanam mangrove itu aksi kecil. Tapi untuk saya, hal ini bisa melindungi kita sekaligus melawan perubahan iklim. Menurut saya, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, asalkan tetap ada usaha untuk menjaga lingkungan. Alam butuh bantuan kita. Cukup mulai dari aksi kecil, kalau bisa, tanamlah satu pohon,” imbuh Auns, Mahasiswa Internasional UIII asal Pakistan
Buah Mangrove Kurang Dikenal, tapi Ternyata Punya Banyak Manfaat
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News