Pantai Cibangban di Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, menjadi tempat terjadinya kolaborasi positif antara mahasiswa IPB University dengan siswa SMP Risalatul Ummah dalam menjaga kebersihan lingkungan pesisir melalui program Aksi Cinta Pantai Cibangban.
Program ini merupakan bagian dari Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB 2025 yang melibatkan siswa SMP Risalatul Ummah untuk bersama-sama melakukan pembersihan pantai serta edukasi tentang pengelolaan sampah.
Rangkaian kegiatan ini terintegrasi dalam dua momentum penting di lingkungan sekolah. Kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah kepada siswa SMP Risalatul Ummah dilakukan sebagai bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Sementara itu, kegiatan Aksi Cinta Pantai Cibangban dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Anak pada 14 Juli 2025, sehingga turut mengangkat semangat perlindungan dan pelibatan anak dalam aksi nyata menjaga lingkungan.
Program ini digagas karena keprihatinan terhadap kondisi Pantai Cibangban yang mulai tercemar oleh sampah rumah tangga, plastik, dan limbah dari wisatawan. Pencemaran ini tidak hanya mengurangi keindahan pantai, tapi juga membahayakan ekosistem laut, termasuk risiko bioakumulasi mikroplastik yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan biota laut.
Mahasiswa IPB merancang kegiatan edukasi yang dimulai dengan sosialisasi di SMP Risalatul Ummah pada tanggal 13 Juli 2025. Dalam penyuluhan ini, siswa diajarkan pentingnya menjaga lingkungan, dampak negatif sampah plastik, serta cara sederhana memilah sampah organik dan anorganik. Metode pembelajaran dilakukan secara interaktif dengan media poster, diskusi kelompok, dan simulasi pemilahan sampah, yang membuat para siswa sangat antusias dan aktif berdiskusi.
Pada puncak kegiatan tanggal 14 Juli 2025, siswa dan mahasiswa bersama-sama membersihkan Pantai Cibangban dengan menggunakan sarung tangan dan trash bag, sambil belajar memisahkan jenis sampah yang dikumpulkan. Pengalaman langsung ini memberikan kesan mendalam bagi peserta tentang jumlah sampah yang mengotori pantai.
Kegiatan ini juga menjadi refleksi bagi mahasiswa IPB bahwa edukasi lingkungan harus disampaikan dengan cara yang menyenangkan, relevan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak, dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Karena itu, metode pengajaran partisipatif menjadi pilihan utama.
Selain berdampak pada peningkatan kesadaran lingkungan, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antara mahasiswa dan warga lokal, khususnya para siswa. Pendekatan kolaboratif ini menjadikan mahasiswa bukan sekadar pengajar, tetapi juga teman belajar bagi para siswa, menciptakan suasana kegiatan yang akrab, terbuka, dan penuh semangat kebersamaan.
Kehadiran para guru dan pihak sekolah dalam mendampingi kegiatan juga menjadi faktor penting keberhasilan program. Dukungan institusi sekolah terhadap program pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan membuka peluang integrasi nilai-nilai keberlanjutan ke dalam kurikulum atau kegiatan sekolah lainnya di masa mendatang.
Namun, evaluasi kegiatan menunjukkan beberapa tantangan, seperti rendahnya partisipasi masyarakat sekitar dan keterbatasan alat pendukung seperti kantong sampah dan sarung tangan. Mahasiswa berharap ke depannya ada sinergi lebih kuat antara aparat desa, komunitas lokal, dan sekolah agar program ini berkelanjutan.
Meski begitu, Aksi Cinta Pantai Cibangban sudah menunjukkan langkah inspiratif. Program ini membuktikan bahwa kolaborasi antar generasi dan institusi mampu memicu perubahan dari bawah. Kesadaran lingkungan yang ditanamkan pada generasi muda diharapkan melahirkan agen perubahan di masa depan.
Sebagai bagian dari KKN-T IPB University 2025, kegiatan ini memperkuat komitmen mahasiswa dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian masyarakat. Dengan pendekatan edukasi yang berfokus pada potensi lokal dan kebutuhan warga, mahasiswa berharap semangat cinta pantai ini tidak hanya menyebar di Cibangban, tetapi juga ke desa-desa pesisir lain di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
