sejarah batik mega mendung yang jadi ciri khas dan identitas kultural indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Sejarah Batik Mega Mendung yang Jadi Ciri Khas dan Identitas Kultural Indonesia

Sejarah Batik Mega Mendung yang Jadi Ciri Khas dan Identitas Kultural Indonesia
images info

Sejarah Batik Mega Mendung yang Jadi Ciri Khas dan Identitas Kultural Indonesia


Batik Mega Mendung merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Batik ini terkenal karena memiliki motif yang unik dan khas yakni bergambarkan awan yang berarak dengan nuansa warna yang cerah. Selain itu, Batik Mega Mendung ini juga menunjukan akulturasi antara budaya dan ornamen tionghoa. 

Penasaran dengan sejarah dibalik Batik Mega Mendung dan apa makna di dalamnya? Yuk kita kupas sekarang!

Sejarah Batik Mega Mendung

Sejarah Batik Mega Mendung dimulai dari adanya pengaruh kebudayaan Tiongkok yang masuk ke daerah Cirebon melalui jalur perdagangan. Namun, kedatangan masyarakat Tiongkok ini tak hanya sekedar untuk berdagang melainkan juga menyebarkan berbagai kesenian dari negeri tersebut serta menambah wawasan bagi masyarakat pribumi.

Adapun kesenian yang dibawa yakni mulai dari pembuatan piring, keramik, porselen, dan pembuatan motif kain sutra. Sehingga cara penggambaran motif batik di daerah Jawa juga bersanding dengan pola pola dan elemen dari negeri Cina, seperti bentuk bentuk naga (liong), banji, dan burung hong atau phoenix. Pola-pola dan elemen ini diketahui berasal dari zaman Dinasti Ming dan Ching.

Motif batik ini sendiri disebutkan pertama kali muncul pada abad ke-16 yang masuk melalui pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien. Nama Mega Mendung sendiri berasal dari kata “Mega” yang berarti awan, dan “Mendung” yang memiliki arti cuaca yang sejuk.

Para pengrajin batik di Cirebon kemudian membuat motif awan sebagai motif pada kain batik yang hingga sampai saat ini dikenal dengan nama motif batik Mega Mendung. Motif awan pada kain batik tersebut diketahui terinspirasi dari simbolisme awan dalam budaya Tiongkok yang memiliki arti sebagai lambang keberuntungan dan harapan.

Motif ini kemudian diadaptasi dan juga diperkaya lagi dengan nilai-nilai budaya lokal. Hal ini menunjukan adanya akulturasi antara kebudayaan Tiongkok dengan masyarakat pribumi pada kala itu.

Seiring berjalannya waktu, Batik Mega Mendung ini menjadi sebuah representasi dari kekayaan budaya serta nilai-nilai spiritual masyarakat Cirebon. Batik ini juga dipercaya sebagai simbol keberuntungan dan perlindungan serta dapat membawa berkah dan kebaikan bagi orang yang memakainya. Tak jarang, Batik Mega Mendung ini sering dijadikan sebagai hadiah dalam acara penting seperti pernikahan, pertunangan, hingga perayaan penting lainnya.

baca juga

Makna dan Filosofi di Balik Motif Mega Mendung

Selain kaya akan sejarah, Batik Mega Mendung juga memiliki makna dan filosofi dibaliknya. Motif pada kain Batik Mega Mendung memiliki ciri khas pada pola awan yang melingkar dan memiliki warna-warna yang cerah seperti biru, hijau, hingga merah.

Warna biru pada kain batik ini merupakan lambang sebuah ketenangan, keindahan, dan keabadian. Adapun, warna putih pada juga menyimbolkan kemurnian dan kesucian. Sehingga warna-warna ini dapat diartikan sebagai kombinasi warna yang menciptakan suasana tenang dan harmonis, serta mencerminkan keindahan alam.

Tak hanya itu, menurut Hokky Situngkir dalam karyanya berupa ebook Kode-kode Nusantara, motif pada kain Batik Mega Mendung menggambarkan awan-awan tebal di cuaca yang mendung. Hal ini disebutkan merupakan lambang pemberian harapan akan turunnya hujan untuk menyuburkan pertanian.

Dalam budaya Tionghoa sendiri, motif awan ini memiliki makna nirwana sebagai dunia yang besar, abadi, dan bebas. Ini juga dapat diartikan dengan makna konsep ketuhanan. Sementara itu, bagi kaum Sufi atau orang orang yang mendalami ilmu tasawuf, motif awan direpresentasikan sebagai konsep yang luas dan bebas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DP
AN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.