menguak makna dan sejarah batik udan liris motif larangan keraton yang penuh filosofi - News | Good News From Indonesia 2025

Menguak Makna dan Sejarah Batik Udan Liris: Motif Larangan Keraton yang Penuh Filosofi

Menguak Makna dan Sejarah Batik Udan Liris: Motif Larangan Keraton yang Penuh Filosofi
images info

Batik udan liris adalah salah satu motif batik klasik yang menyimpan kekayaan sejarah, makna filosofis, dan keindahan artistik yang mendalam. Tak hanya sekadar kain bercorak, batik udan liris adalah cerminan kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. 

Motif ini begitu istimewa, bahkan memiliki aturan penggunaannya yang ketat di lingkungan keraton, menjadikannya sebuah warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Motif udan liris termasuk dalam deretan batik larangan Keraton Yogyakarta atau Awisan Dalem. Artinya kain batik tersebut tidak boleh digunakan oleh sembarang orang. Bahkan dulunya, batik udan riris hanya boleh dipakai oleh putra dari garwa ampeyan, wayah, buyut, canggah Pangeran Sentana dan Kanjeng Gusti Pangerann Adipati Anom. 

Pembatasan penggunaan ini menunjukkan betapa luhur dan sakralnya motif ini, serta bagaimana ia menjadi simbol status dan kehormatan di kalangan bangsawan.

Kisah Penciptaan Motif Udan Liris: Inspirasi dari Alam

Keistimewaan batik udan liris semakin terasa dengan mengetahui kisah di balik penciptaannya. Batik udan liris atau riris begitu istimewa karena penciptanya bukan pembatik biasa, melainkan Sri Susuhan Pakubuwana III. Peristiwa itu terjadi pada pertengahan abad ke XVIII ketika Pakubuwono III menjalani ibadah mati raga atau Laku Teteki. 

Lebih tepatnya saat beliau melakukan ‘kungkum’ atau berendam di Sungai Premulung. Sungai itu mengalir di dekat makan leluhurnya yaitu Kyai Ageng Henis yang berada di Kecamatan Laweyan. 

Di tengah ritual, tiba-tiba hujan gerimis turun disertai tiupan angin. Sebagian orang mungkin menganggapnya biasa, tetapi fenomena ini justru memunculkan ide Paku Buwana III untuk menciptakan motif batik udan liris.

Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, udan riris artinya hujan rintik-rintik atau hujan gerimis. Terkait penyebutannya ada yang menggunakan kata liris, ada juga yang melafalkan riris. Namun, pada dasarnya keduanya memiliki arti sama. Corak ini menjadi simbol kesuburan, kesejahteraan, dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sebuah representasi dari berkah yang diturunkan dari langit.

Makna Filosofis yang Mendalam dalam Setiap Garis Udan Liris

Udan riris menampilkan gabungan aneka motif membentuk pola garis-garis miring dan mengarah ke satu sisi. Desain garis tersebut diisi tujuh corak, yaitu lidah api, setengah kawung, banji sawut, mlinjon, tritis, ada-ada, dan untu walang. 

Ketujuh motif disusun rapat dan memanjang secara diagonal. Pola diagonal tersebut seolah menggambarkan arah jatuhnya air hujan saat tertiup angin, sedangkan susunan padatnya melambangkan harapan dan doa agar memperoleh keberkahan dari Sang Pencipta.

Setiap motif kecil dalam batik udan liris juga menyimpan makna mendalam:

 * Goresan berbentuk lidah api melambangkan ambisi.
 * Setengah motif kawung menyimbolkan sesuatu yang berguna.
 * Banji sawit melambangkan kebahagiaan.
 * Mlinjon melambangkan kehidupan.
 * Tritis melambangkan ketabahan hati.
 * Ada-ada melambangkan keperkasaan.
 * Watu walang melambangkan kesinambungan atau keberlangsungan.

Seperti kain batik klasik lainnya, motif udan riris juga menyimpan makna dan nilai-nilai filosofis. Batik udan liris melambangkan keteduhan, kemuliaan, serta keberlimpahan rezeki. Motif ini bermakna ketabahan dan tahan banting dalam menjalani hidup guna meraih kejayaan serta mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Batik udan liris berpesan bahwa manusia harus selalu tabah menjalani kehidupan meski dilanda berbagai permasalahan. Sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna, manusia harus tahan banting, tidak mudah mengeluh dalam menghadapi segala permasalahan dan ujian. 

Ini khususnya relevan bagi pasangan yang baru menikah, di mana batik udan liris dapat menjadi pengingat untuk saling mendukung dan mencari solusi bersama dalam menghadapi cobaan hidup.

Membedah Pola Diagonal dan Perbandingannya

Berdasarkan pengamatan, pola batik udan liris memang didominasi oleh garis diagonal. Mungkin ini terinspirasi dari jatuhnya gerimis yang sedang tertiup angin, menciptakan kesan miring sejajar. Batik udan liris memiliki kemiripan dengan motif rujak senthe. 

Namun, jangan salah, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Jika udan liris memiliki latar putih, sementara rujak senthe memiliki warna latar hitam. Hal ini menunjukkan kekhasan masing-masing motif meskipun terlihat serupa sekilas.

Batik: Warisan Budaya yang Kaya Filosofi

Lebih dari sekadar kain bermotif, batik yang kita kenakan merupakan sebuah seni yang sarat dengan filosofi, nilai budaya, dan makna kehidupan. Setiap motif batik mengandung cerita, ajaran hidup, dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Pendapat ini disampaikan Putri Urfanny Nadhiroh, CEO dan Founder Shibotik, dalam sesi talk show bertajuk Batikologi: Menemukan Identitas Diri Melalui Motif Tradisional yang digelar dalam rangkaian perayaan Hari Batik Nasional (HBN) 2024 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta. 

“Batik adalah proses, bukan sekadar produk akhir. Proses ini melibatkan teknik celup rintang yang menggunakan lilin panas sebagai perintangnya, dan kainnya harus berbahan serat alami,” jelas perempuan yang akrab dipanggil Putri Komar itu.

Bilamana proses tersebut tidak dilakukan dengan lilin panas dan perintang yang tepat, tegasnya, kain tersebut bukanlah batik asli. Menurutnya, batik merupakan warisan budaya yang sangat kaya, dan setiap coraknya memiliki nilai estetika, budaya, dan filosofi yang mendalam.

Putri juga menjelaskan bahwa beberapa motif batik, terutama yang berasal dari keraton, memiliki aturan ketat atau pakem. Motif-motif itu hanya boleh dikenakan oleh kalangan tertentu, terutama keluarga bangsawan atau keraton. 

“Di Yogyakarta dan Solo, ada motif-motif khusus seperti parang rusak atau udan liris yang hanya boleh digunakan oleh keluarga keraton. Pakem itu menjaga keunikan dan kehormatan dari motif-motif tersebut," katanya.

Dengan segala keistimewaannya, batik udan liris tidak hanya memanjakan mata dengan keindahannya, tetapi juga mengajarkan kita tentang ketabahan, keberkahan, dan bagaimana menghadapi setiap rintangan hidup dengan lapang dada. Motif ini adalah pengingat bahwa di balik setiap tetes hujan, ada harapan dan rahmat yang melimpah.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.