Di antara sejuk semilir angin pegunungan di sudut Kota Batu, terdapat destinasi agroeduwisata yang tidak hanya menawarkan pemandangan dan manisnya buah-buahan. Namun, juga menawarkan kebersahajaan dan ruang berdaya bagi mereka yang terpinggirkan.
Destinasi wisata itu bernama Kebun Petik Kitala Strawberry yang berletak di Kebun Krecek, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Di kebun dengan luas lebih dari 900 meter persegi ini, Kawan GNFI bisa menikmati sejuk udara pegunungan di antara hamparan luas hijau perkebunan asri. Sesekali memetik langsung buah stroberi hingga jeruk yang sudah matang langsung dari tangan pengunjung sendiri.
Namun, lebih dari sekadar destinasi wisata kebun petik pada umumnya, Kebun Kitala Strawberry menawarkan keunikan yang menjadikannya begitu spesial. Kebun ini menjadi ruang produktif yang melahirkan tiga fungsi sekaligus: yaitu produksi pertanian, rekreasi ekoeduwisata, dan terapi psikososial.
Di lahan ini, pengunjung bisa menikmati ratusan hasil budidaya buah stroberi hingga jeruk siap petik sembari belajar tentang proses budidaya perkebunan dari interaksi dengan para pekerja yang hampir seluruhnya merupakan penyintas disabilitas mental.
Ide unik nan mulia tersebut usut punya usut lahir dari pikiran seorang sosok inspiratif Ach. Shodikin., S Kep Ners.,MKes. Beliau ialah seorang tenaga kesehatan dengan spesialisasi pada sektor kejiwaan sekaligus pendiri Yayasan Rehabilitasi Mental Al-Hafish.
Berangkat dari keresahan Shodikin atas keberlanjutan rehabilitasi pasca-perawatan para penyintas disabilitas mental, perawat kejiwaan dengan pengalaman lebih dari 35 tahun tersebut berinovasi dengan mengangkat metode rehabilitasi dan pemberdayaan sosial baru berbasis pertanian terpadu pada Kebun Petik Kitala Strawberry.
Berbekal tekad dan kepedulian kuat terhadap nasib para penyintas, Shodikin merintis kebun ini sejak tahun 2022 dalam kondisi keterbatasan dan minimnya bantuan dari pihak eksternal.
Tak ada yang menyangka, ide yang berawal dari kunjungan rekreasi keluarga Shodikin ini bisa menjadi tiang penghidupan dan medium terapi bagi total lebih dari belasan pekerja/mantan pekerja penyintas disabilitas mental di Kebun Kitala.
Di kebun ini, para pekerja diberdayakan untuk melakukan kegiatan rutin yang produktif setiap harinya, mulai dari meruning, menyiram tanaman, hingga memproduksi pupuk untuk pemeliharaan ratusan buah stroberi, jeruk, dan buah kesemek.
Aktivitas ini merupakan bagian dari terapi berbasis pertanian yang tak hanya membangun kebiasaan positif, tetapi juga mendorong peningkatan hormon endorfin dan melatih konsentrasi para pekerja penyintas disabilitas mental.
Terbukti, proses terapi dan pemberdayaan pada Kebun Kitala Strawberry ini berhasil menurunkan dosis obat medis penenang bagi para pekerjanya secara cukup signifikan.
Kolaborasi Kebun Kitala dan KKN-PPM UGM Lestari Bumiaji
Di luar sejumlah cerita inspiratif dari perjuangan Shodikin dan segenap pekerja penyintas Kebun Kitala, dinamika operasional Kebun Kitala Strawberry ini juga tak lepas dari segenap tantangan yang mewarnai perjuangan menuju tujuan pemberdayaan mereka.
Pada kesempatan KKN-PPM UGM Periode II Tahun 2025 ini, Tim KKN-PPM UGM Lestari Bumiaji bekerja sama dengan Yayasan Rehabilitasi Mental Al-Hafish dan Pihak Pengelola Kebun Kitala Strawberry untuk mengoptimalkan produktivitas serta memperkuat promosi destinasi wisata inklusif tersebut.
Mengusung semangat kolaborasi interdisipliner, Tim KKN-PPM UGM Lestari Bumiaji yang terdiri dari segenap mahasiswa lintas kluster bahu-membahu menjalankan berbagai program kerja unggulan, yakni penyusunan SOP produksi budidaya komoditas stroberi, pengentasan hama melalui media bioproteksi trichoderma, serta pembuatan perangkap lalat ramah lingkungan hingga penyuluhan ergonomi dan senam penguatan otot tubuh petani.
Selain aspek teknis di sektor pertanian, tim juga mendukung transformasi digital dan ekonomi kreatif melalui pembuatan website informasi dan promosi destinasi wisata Kebun Kitala Strawberry, pelatihan pemasaran melalui media sosial dan WhatsApp Business, serta pelatihan pengolahan hasil panen menjadi produk kreatif selai stroberi.
Dari ranah budidaya hingga pemberdayaan pemasaran, segenap program kerja yang dilancarkan Tim KKN-PPM Lestari Bumiaji ini merupakan wujud kontribusi dan keberpihakan nyata terhadap gagasan progresif Shodikin untuk memperkuat fondasi agroeduwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada kelompok rentan.
Semangat ini tumbuh dari visi bersama yang ditanamkan oleh Shodikin sejak awal diskusi kemitraan. Bahwa perjuangan bersama ini dilakukan tidak lain tidak bukan untuk membangun kemandirian penyintas gangguan mental melalui kolaborasi lintas bidang.
Sekali lagi, Kebun Kitala Strawberry ini telah menjadi catatan praktik baik dan pijakan awal destinasi wisata inklusif yang patut diteladani dan direplikasi. Harapannya, Kebun Kitala Strawberry ini tidak berhenti semata menjadi oase kecil di tengah gemerlap pariwisata arus utama, melainkan menjadi mata air inspirasi yang melahirkan lebih banyak sosok Shodikin-Shodikin yang lain, dan melahirkan lebih banyak lagi destinasi wisata inklusif seperti Kitala di berbagai penjuru negeri.
Sebagaimana pesan Shodikin yang pernah beliau sampaikan, “Mereka (penyintas disabilitas mental) adalah saudara kita yang juga punya potensi dan bakat, maka berikan mereka kesempatan, bukan belas kasihan”.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News