Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama sehingga anak memiliki ukuran lebih pendek dibanding anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir (Anjani et al. 2024).
Sebagai salah satu isu strategis dalam pembangunan kesehatan nasional, stunting menjadi perhatian bersama, baik di tingkat pusat maupun di tingkat kelurahan seperti Kalibaros yang turut berkomitmen dalam pencegahan dini.
Komitmen itu diwujudkan melalui kolaborasi antara masyarakat dan dunia pendidikan, salah satunya melalui kegiatan pengabdian mahasiswa. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University yang diterjunkan ke Kelurahan Kalibaros, Kecamatan Purbalingga, Jawa Tengah, menginisiasi sebuah program inovatif bertajuk GENDIS(Gerakan Edukasi Nutrisi dan Inovasi Sajian). Inisiatif ini menjadi bentuk kontribusi nyata dalam upaya pencegahan stunting dan peningkatan literasi gizi keluarga.
Program GENDIS dirancang menyasar kelompok rentan, khususnya ibu-ibu dengan balita, sebagai ujung tombak keluarga dalam menyediakan makanan sehat dan bergizi. Program ini terdiri dari dua rangkaian kegiatan utama yang saling melengkapi: sosialisasi pencegahan stunting dan demo sajian bernutrisi.
Sosialisasi Pencegahan Stunting: Edukasi dari Hati ke Hati
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada 4 Juli 2025 di Posyandu Mawar, RT 4/RW 8, Kelurahan Kalibaros. Sosialisasi dihadiri oleh 24 ibu yang memiliki balita dan dilakukan secara bergilir dalam kelompok kecil berisi 5–7 orang, guna menciptakan suasana yang lebih interaktif dan personal.
Materi yang disampaikan mencakup penyebab dan dampak stunting, pentingnya konsumsi makanan bergizi seimbang, serta pemenuhan enam unsur gizi penting yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Selain itu, dibahas pula peran penting keluarga dan dukungan pemerintah dalam membentuk lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Pendekatan edukatif dan komunikatif ini bertujuan membangun pemahaman menyeluruh tentang gizi keluarga sebagai investasi kesehatan jangka panjang.
Melalui komunikasi yang lebih dekat dan ramah, para peserta bebas bertanya dan berbagi pengalaman seputar pengasuhan dan penyusunan menu makan keluarga. Tim KKN-T IPB juga menggunakan media visual digital agar informasi dapat diterima dengan mudah dan bisa dibawa pulang sebagai pengingat.
Demo Sajian Bernutrisi: Gizi Seimbang dalam Menu Kreatif
Rangkaian program GENDIS dilanjutkan dengan kegiatan demo masak sajian bergizi yang diselenggarakan di Aula Kelurahan Kalibaros. Kegiatan ini dihadiri oleh 31 orang peserta yang terdiri dari ibu-ibu dan kader posyandu.
Dua menu kreatif yang diperkenalkan adalah nugget ayam sayur dan puding jagung susu. Kedua hidangan ini dirancang agar praktis dan kaya akan nilai gizi yang penting untuk ibu hamil dan balita. Selain menyaksikan proses memasak, peserta juga berkesempatan mencicipi hasil olahan masakan tersebut secara langsung.
Melalui demo ini, peserta tidak hanya mendapatkan ilmu secara teori, tetapi juga langsung melihat praktik pengolahan makanan sehat yang mudah diaplikasikan di rumah. Pemilihan bahan-bahan lokal yang mudah didapat di pasar tradisional menjadikan menu ini terjangkau dan relevan dengan kondisi ekonomi masyarakat sekitar.
Sebagai bentuk keberlanjutan, peserta juga diberikan buku resep bergizi yang terdiri dari 10 jenis menu seimbang untuk kebutuhan gizi keluarga sehari-hari. Resep-resep ini diharapkan dapat dipraktikkan secara mandiri di rumah dan memperkaya variasi menu sehat di tengah keluarga.
Selain itu, mahasiswa juga mendorong keterlibatan kader posyandu dalam mendampingi ibu-ibu yang ingin mencoba resep-resep tersebut, sehingga ada kesinambungan dampak meskipun kegiatan KKN telah usai.
Sambutan Hangat Masyarakat
Program GENDIS mendapat apresiasi positif dari masyarakat Kelurahan Kalibaros. Melalui kombinasi edukasi dan praktik langsung, program ini tidak hanya meningkatkan pemahaman tentang pentingnya gizi, tetapi juga mendorong perubahan nyata dalam pola konsumsi keluarga.
Respon hangat ini terlihat dari antusiasme peserta yang aktif bertanya, mencatat, hingga membawa pulang sisa makanan untuk dibagikan kepada keluarga di rumah. Beberapa ibu juga menyampaikan bahwa mereka merasa lebih percaya diri dalam menyusun menu harian yang lebih sehat bagi anak-anak mereka.
Mahasiswa berharap GENDIS dapat menjadi awal dari gerakan kecil yang berdampak besar membangun generasi yang lebih sehat, kuat, dan cerdas mulai dari meja makan.
Dalam jangka panjang, program seperti GENDIS berpotensi direplikasi di kelurahan lain dengan menyesuaikan kondisi sosial ekonomi masing-masing daerah.
Dengan sinergi antara mahasiswa, pemerintah lokal, dan masyarakat, upaya pencegahan stunting tidak lagi menjadi tugas satu pihak, melainkan gerakan kolektif menuju masa depan bangsa yang lebih cerah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News