Nusa Tenggara Timur (NTT) menyimpan sejuta rahasia dan keindahan alam yang memukau, salah satunya adalah Taman Nasional Kelimutu. Menariknya, Taman Nasional Kelimutu adalah taman nasional terkecil di Indonesia.
Luasnya hanya 5.356,50 hektare saja, sangat jauh jika dibandingkan dengan Taman Nasional Lorentz yang didapuk sebagai taman nasional terluas di Indonesia. Taman Nasional Lorentz punya luas total 2,35 juta hektare. Taman di bumi Papua ini juga menjadi kawasan konservasi terbesar di Asia Tenggara.
Secara administratif, Taman Nasional Kelimutu berada di wilayah Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timut (NTT). Dengan ukuran yang tak begitu besar, taman ini tetap dibagi menjadi beberapa zonasi untuk kepentingan pengelolaan kawasan taman nasional.
Taman Nasional Kelimutu ditetapkan sebagai Kawasan Taman Nasional dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dengan SK No. 675/KPTS-II/97 tahun 1997, setelah tahun 1992 ditunjuk sebagai Kawasan Taman Nasional.
Meskipun area konservasinya mungil, Taman Nasional Kelimutu justru punya keunikan yang tidak dimiliki taman nasional lain di Indonesia, bahkan dunia. Di puncah Gunung Kelimutu, ada tiga danau dengan warna yang bisa berubah warna menjadi biru, hitam, atau merah.
Punya Mitos Unik
Melalui laman resmi Taman Nasional Kelimutu, konon, diceritakan jika tiga danau yang punya warna berbeda itu merupakan lokasi bersemayamnya jiwa atau arwah orang yang sudah meninggal. Arwah manusia yang sudah meninggal itu bakal ‘disesuaikan’ dengan usia dan perilaku semasa hidupnya.
Semuanya akan diseleksi oleh Konde Ratu, Si Juru Kunci Arwah yang ada di sana. Masyarakat setempat percaya bahwa tiga danau tersebut menjadi saksi dari bersemayamnya roh leluhur mereka.
Tiga danau itu masing-masing punya nama yang berbeda, yaitu Tiwu Ata Mbupu yang dikatakan sebagai tempatnya jiwa orang tua yang sudah meninggal dan berwarna biru, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yang menjadi tempatnya jiwa anak-anak muda, dan Tiwu Ata Polo yang merupakan lokasi khusus bagi mereka yang semasa hidupnya banyak melakukan kejahatan.
Masyarakat juga percaya jika air danau yang berubah warna menjadi pertanda akan terjadinya bencana. Namun, terlepas dari mitos-mitos tersebut, dari sisi ilmiah, perubahan warna di Danau Kelimutu adalah hal yang normal.
Mitos Danau Kelimutu di Nusa Tenggara Timur yang Diyakini Sebagai Kampung Arwah
Hal itu terjadi karena aktivitas vulkanik yang membuat gas-gas dalam bumi ‘dipaksa’ keluar ke permukaan. Gas ini bereaksi dan bercampur dengan danau, sehingga menyebabkan perubahan warna air di danau.
Uniknya, warna air di kawah ternyata memang bisa menentukan status aktivitas bencana. Di Kawah Tiwu Nua Muri Koo Fai misalnya. Jika warnanya berubah dari hijau ke putih, artinya aktivitas Gunung Kelimutu sedang meningkat. Namun, perubahan warna ini tidak mempunyai pola yang jelas, hanya tergantung pada aktivitas magmatik yang terjadi.
Di sisi lain, ada temuan bahwa air di setiap danau memiliki kandungan yang berbeda-beda. Tak heran jika warna yang dihasilkan pun juga berbeda.
Ekosistem yang Harus Dijaga
Sesuai dengan statusnya sebagai taman nasional yang dilindungi, ada banyak jenis flora dan fauna unik di Taman Nasional Kelimutu. Ada kawasan seluas 4,5 hektare yang disebut sebagai arboretrum, di mana terdapat banyak koleksi hewan dan tumbuhan.
Hewan endemik, seperti burung gerugiwa, juga bisa ditemukan di sini. Tak ketinggalan, tanaman-tanaman asli bumi NTT, yaitu Uta Onga dan Turuwara juga melengkapi keindahan Taman Nasional Kelimutu.
Satwa-satwa liar, mulai dari kijang, rusa, monyet ekor panjang, kuskus, babi hutan, dan berbagai jenis burung dapat dijumpai di kawasan ini. Kawan juga bisa menemui tumbuhan-tumbuhan hijau hingga bunga edelweiss.
Demi menjaga keasrian kawasan lindung ini, pengunjung tidak bisa secara bebas datang dan pergi ke sini. Terdapat beberapa aturan yang wajib dilakukan oleh calon wisatawan sebelum berkunjung, yaitu mengajukan permohonan izin masuk.
10 Taman Nasional Terluas di Indonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News