mitos danau kelimutu di nusa tenggara timur yang diyakini sebagai kampung arwah - News | Good News From Indonesia 2024

Mitos Danau Kelimutu di Nusa Tenggara Timur yang Diyakini Sebagai Kampung Arwah

Mitos Danau Kelimutu di Nusa Tenggara Timur yang Diyakini Sebagai Kampung Arwah
images info

Apakah Kawan pernah mendengar kisah dan mitos dari Danau Kelimutu yang berada di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur? Mitos tentang Danau Kelimutu ini meyakini bahwa lokasi tersebut sebenarnya merupakan tempat kampung arwah.

Danau Kelimutu memang menjadi salah satu danau yang memiliki keunikan tersendiri di Indonesia. Penamaan Kelimutu ini sendiri diambil dari dua kata, yakni keli yang berarti gunung dan mutu yang didefinisikan sebagai panas mendidih.

Penamaan ini berdasarkan dengan posisi ketiga Danau Kelimutu yang berada di kawah gunung berapi. Hal ini pula yang membuat Danau Kelimutu sekilas memiliki tiga warna berbeda, yakni hijau, hitam, dan merah.

Warna dari Danau Kelimutu inilah yang menjadi ciri khas tersendiri dari destinasi tersebut. Bagi Kawan yang ingin berkunjung ke Danau Kelimutu ini bisa mengunjungi Kawasan Taman Nasional Kelimutu yang berjarak lebih kurang 66 km dari Ende dengan waktu tempuh 2,5 hingga 3 jam.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait mitos Danau Kelimutu ini?

Perubahan Warna Danau Tiga Warna Kelimutu dan Mitos Munculnya Peristiwa Baru

Mitos Danau Kelimutu

Sebenarnya tidak diketahui secara pasti legenda dari pembentukan Danau Kelimutu ini. Beberapa informasi yang beredar di dunia maya menyemutkan bahwa kisah legenda Danau Kelimutu ini berkisah tentang dua anak yatim piatu (Ana Halo) yang dilindungi oleh Ata Bupu dari seorang penyihir jahat yang bernama Ata Polo.

Alkisah diceritakan bahwa kedua Ana Halo datang menghampiri Ata Bupu untuk meminta perlindungan karena orang tua mereka sudah tiada. Terlebih pada saat itu wilayah yang mereka tinggali tengah diserang oleh Ata Polo yang dikenal kejam dan suka memangsa manusia.

Ata Bupu yang dikenal memiliki kesaktian dan kemampuan menangkal sihir menyanggupi hal tersebut. Akan tetapi, dirinya menyuruh kedua Ana Halo tersebut untuk tidak meninggalkan tempat agar tidak diserang Ata Polo.

Meskipun demikian, hal yang dikhawatirkan tersebut terjadi juga. Pertempuran antara Ata Bupu dan Ata Polo akhirnya tidak terelakkan.

Ata Polo yang dikalahkan Ata Bupu akhirnya ditelan bumi dan berubah menjadi danau yang berwarna merah. Sementara itu, kedua Ana Holo yang diserang Ata Polo juga tertelan ke dalam bumi dan berubah menjadi danau berwarna hijau.

Sementara itu, Ata Bupu pada akhirnya menghilang ke dalam perut bumi dan tempat dirinya terakhir terlihat tersebut berubah menjadi danau berwarna hitam.

Kisah Kicau Burung Arwah yang Menjaga Keindahan Danau Kelimutu

Namun, Maria Matildis Banda dalam artikelnya di Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal yang berjudul "Diskursus Keindonesiaan dalam Tonil “Rahasia Kelimutu” Karya Bung Karno: Alih Wahana dari Mitos Danau Kelimutu" justru menjelaskan bahwa legenda yang beredar tersebut justru tidak diketahui oleh masyarakat setempat.

Cerita yang beredar terkait legenda Danau Kelimutu justru berkaitan dengan mitos bahwa tempat tersebut merupakan kampung arwah. Hal ini berkaitan dengan ritual Pati Ka atau pemberian penghormatan yang dilakukan oleh masyarakat Ende, khususnya yang berasal dari etnik Lio.

Ritual ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada arwah yang mendiami Danau Kelimutu. Masyarakat setempat meyakini bahwa setiap arwah dari manusia yang sudah meninggal akan pergi mendiami daerah tersebut.

Perbedaan warna pada masing-masing Danau Kelimutu ini diyakini sebagai gambaran tentang arwah yang mendiami daerah tersebut. Danau berwarna merah yang dikenal dengan sebutan Tiwu Ata Polo diyakini merupakan tempat berdiamnya arwah orang-orang yang semasa hidupnya sering melakukan perbuatan jahat.

Sementara itu, danau berwarna hijau atau Tiwu Koo Fai Nuwa Muri dipercaya sebagai tempat berdiamnya arwah manusia yang meninggal pada usia muda. Terakhir, danau berwarna hitam atau Tiwu Ata Bupu diyakini sebagai tempat berdiamnya arwah para leluhur dan orang tua yang memiliki kebijaksanaan semasa hidupnya.

Sumber:
- Banda, M. M. (2023). Diskursus Keindonesiaan dalam Tonil “Rahasia Kelimutu” Karya Bung Karno: Alih Wahana dari Mitos Danau Kelimutu. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 2(2), 229-248.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.