kknt ipb university gelar program sapa tani sosialisasi pemahaman dan pemanfaatan green house desa sumbertempur - News | Good News From Indonesia 2025

KKNT IPB University Gelar Program Sapa Tani: Sosialisasikan Green House di Desa Sumbertempur

KKNT IPB University Gelar Program Sapa Tani: Sosialisasikan Green House di Desa Sumbertempur
images info

Ketahanan pangan bukan sekadar program jangka panjang milik negara, melainkan tanggung jawab bersama yang dapat dimulai dari lingkup terkecil, yakni desa.

Salah satu desa yang tengah berupaya serius dalam mendukung ketahanan pangan adalah Desa Sumbertempur, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.

Desa ini memiliki program unggulan yang cukup menarik, yaitu pemanfaatan green house sebagai bentuk inovasi pertanian berkelanjutan. Kehadiran green house diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan menjadi solusi adaptif terhadap tantangan iklim di dataran tinggi.

Namun, dalam praktiknya, penggunaan green house belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh petani setempat adalah mencoba menanam melon dalam sistem green house.

Sayangnya, hasil yang diperoleh jauh dari kata optimal. Sebagian besar tanaman gagal tumbuh dengan baik, bahkan tidak mencapai masa panen.

Beberapa petani berspekulasi bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh kondisi suhu yang terlalu dingin atau kelembaban yang terlalu tinggi di wilayah mereka.

"Belajar Hebat Bangga Sehat", Tim KKN-T IPB JejakJono Sosialisasikan Hidup Bersih dan Sehat di Grobogan

Pada Selasa, 01 Juli 2025, tim KKNT IPB MALANGKAB13 melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan beberapa petani greenhouse pada. Dari hasil temuan tersebut, diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi tidak hanya terletak pada suhu dan kelembaban. Namun, juga mencakup keterbatasan pupukkimia yang sulit diperoleh serta belum optimalnya pengendalian hama.

Pada Selasa, 16 Juli 2025, tim KKNT IPB MALANGKAB 13 menghadirkan sebuah program sosialisasi bertema SAPA TANI: Pertanian Ramah Lingkungan dengan Solusi Tepat Guna.”

Kegiatan ini menjadi wadah bagi para petani green house untuk mendapat pengetahuan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam mengelola green house. 

Dalam kegiatan ini, tim KKNT IPB MALANGKAB13 memberikan materi mengenai prinsip pengelolaan greenhouse yang adaptif terhadap lingkungan dengan kelembaban tinggi.

Edukasi meliputi pentingnya ventilasi silang dan penggunaan exhaust fan untuk mengurangi embun dan menghindari penyakit jamur.

Selain itu, petani juga diberikan rekomendasi tanaman yang lebih sesuai dengan kondisi alam desa, seperti stroberi, tomat, selada, kale, dan anggur.

Tanaman tersebut memiliki karakteristik yang lebih toleran terhadap suhu dingin dan kelembaban tinggi, sehingga diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan melon.

Dorong UMKM 'Naik Kelas', Mahasiswa KKN-T IPB Gencarkan Digitalisasi bagi Puluhan UMKM di Kelurahan Cipaisan

Salah satu solusi yang diperkenalkan adalah pembuatan pupuk organik cair (POC) yang dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan sederhana, seperti air cucian beras dan limbah rumah tangga.

Selain lebih murah dan mudah didapat, penggunaan POC juga mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dalam hal pengendalian hama, tim KKNT IPB MALANGKAB13 memperkenalkan dua jenis perangkap sederhana dan sudah dicoba langsung di kebun salah satu petani dan terbukti efektif, yaitu Yellow Sticky Trap dan Feromon Trap.

Kedua metode ini dinilai sangat cocok untuk diterapkan oleh petani di desa karena biaya pembuatannya yang murah dan risikonya yang minim bagi lingkungan.

Melalui sosialisasi ini, tim KKNT IPB MALANGKAB13 berharap agar petani di Desa Sumbertempur, khususnya pengelola green house, dapat mengadopsi teknologi yang lebih tepat guna dan berorientasi lingkungan.

Harapan lainnya adalah munculnya semangat baru bagi para petani muda untuk terlibat dalam kegiatan pertanian modern, sekaligus membangun desa yang mandiri pangan dengan pendekatan inovatif dan berkelanjutan.

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB Berhasil Mengolah Limbah Cair Tahu, Solusi Inovatif Pertanian di Desa Leuweung Kolot

Program SAPA TANI diharapkan bukan hanya menjadi solusi jangka pendek, melainkan menjadicikal bakal perubahan cara bertani yang lebih adaptif terhadap iklim dan sumber daya lokal.

Dengan edukasi yang terus berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak, kelak Desa Sumbertempur dapat menjadi contoh nyata bagaimana teknologi sederhana mampu membawa perubahan besar bagi masa depan pertanian desa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.