Meteorit merupakan benda langit yang jatuh melewati atmosfer dan sampai ke permukaan bumi. Meteor, meteorit, dan meteoroid adalah istilah yang merujuk pada objek yang sama. Perbedaannya tergantung pada letak objek tersebut.
Agar lebih mengetahui lebih lengkap terkait meteorit, berikut GNFI telah merangkum informasi lengkapnya untuk kawan. Yuk, simak sampai selesai!
Apa Itu Meteorit?
Mengutip dari artikel ilmiah Institut Teknologi Sumatera, meteorit merupakan batu meteor yang mencapai permukaan bumi. Akibat gravitasi bumi, meteroit akan jatuh ke bumi dengan kecepatan tinggi dan menembus atmosfer sehingga menimbulkan nyala atau cahaya.
Meteor, meteoroid, dan meteorit sendiri memiliki pengertian yang berbeda-beda. Meteoroid adalah pecahan batuan alami dengan diameter kurang dari 1 km yang mengorbit matahari. Kemudian, meteor atau yang sering dikenal sebagai bintang jatuh adalah garis cahaya yang dihasilkan meteoroid saat memasuki atmosfer bumi. Meteorit sendiri merupakan meteoroid yang berhasil melewati atmosfer dan jatuh ke bumi.
Meteor terdiri dari tiga macam berdasarkan komponen penyusunnya, diantaranya yaitu:
- Meteor besi, yaitu meteor yang terdiri dari 98% besi dan nikel.
- Meteor batu, meteor yang terdiri dari batu padat dengan berbagai jenis yang berbeda.
- Meteor batu-besi, meteor ini terdiri muatan besi dan nikel sebanyak 50% serta batu padat sebanyak 50% yang disebut Olefin.
Tahukah kawan, bumi setiap tahunnya dijatuhi meteorit sebanyak 560 buah dengan ukuran bervariasi mulai dari 100 gram. Untuk itu, meteorit-meteorit ini memiliki 2 jenis lagi berdasarkan ukurannya, yaitu mikrometeorit dan meteorit. Mikrometeorit berukuran 1/10 mm hingga beberapa cm. Sementara itu, meteorit memiliki ukuran 10 cm.
Meteorit mengandung banyak komposisi geokimia, diantaranya yaitu SiO2 (Silikon dioksida), MgO (Magnesium oksida), FeO (Besi (II) oksida), FeS (Besi (II) sulfida), Fe2O3 (Besi (III) oksida), Fe(m), Al2O3 (Aluminium oksida), CaO (Kalsium oksida), Na2O (Natrium oksida), Cr2O3 (Kromium (III) oksida), TiO2 (Titanium dioksida), MnO (Mangan dioksida), P2O5 (Fosfor pentoksida), K2O (Kalium),H2O+, H2O-, Ni (Nikel), Co (Kobalt), C (Karbon).
Baca Juga: Mengenal Gunung Teringgi dan Terbesar di Tata Surya
Asal Usul dan Perjalanan ke Bumi
Kebanyakan meteorit terbuat dari sabuk asteroid (kumpulan benda-benda berbatu kecil dengan diameter sekitar 1.000 km) yang mengorbit Matahari di antara lintasan Mars dan Jupiter. Meteorit pertama muncul pada tahun 1959, saat itu ilmuwan berhasil memotret meteorit dan menghitung orbit serta asal-usulnya.
Sejak saat itu, meteorit lain mulai banyak ditelusuri. Pada tahun 1980-an, ilmuwan menemukan fakta bahwa meteorit langka berasal dari Bulan dan Mars. Hal ini dapat diprediksi sebab kita memiliki sampel batuan Bulan dari misi Apollo dan sudah mampu menganalisis atmosfer Mars dari jarak jauh.
Meteorit berdasarkan komposisi kimianya pertama kali diklasifikasikan oleh Farrington pada tahun 1907 dengan cara menganalisis zat besi secara kimiawi. Pada tahun 1920, Prior mengembangkan klasifikasi meteorit komprehensif menggunakan istilah mesosiderite dan lodranite dan menjadi dasar klasifikasi meteorit sampai sekarang. Hingga pada tahun 167, Mason melakukan modifikasi lagi terhadap sistem Prior.
Berdasarkan sejarahnya, terdapat beberapa meteorit yang cukup besar sampai ke bumi dan pernah jatuh di Indonesia, diantaranya yaitu:
- Meteorit yang jatuh di US Suri Tiaga, bagian timur laut Vladiwostok Rusia pada 12 Februari 1947. Meteorit ini memiliki berat hingga 1.457 kg.
- Meteorit yang jatuh di perairan Bone Sulawesi Selatan pada 29 April 2009. Meteorit ini berdiameter sekitar 10 m.
- Meteorit yang jatuh di Jakarta Timur pada 29 April 2010 dan berukuran sebesar buah kelapa.
- Meteorit pertama yang jatuh di Indonesia ditemukan di Prambanan, Jawa Tengah pada tahun 1979.
Fakta Menarik Tentang Meteorit
Meteorit merupakan benda langit yang memegang peran penting bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang astronomi. Selain karena fenomenanya yang begitu memukau, meteorit memiliki segudang fakta menarik yang wajib kawan ketahui. Yuk, simak faktanya berikut ini:
- Meteorit dapat berubah menjadi bola api yang indah dengan berbagai warna saat memasuki atmosfer. Bola api meteorit ini menciptakan cahaya berkilauan mulai dari warna putih, kuning, oranye, bahkan hijau.
- Beberapa meteorit dengan partikel-partikel sekecil debu dapat menciptakan efek visual seperti titik cahaya menyala yang indah. Meteorit ini dapat terlihat dalam beberapa detik sebelum akhirnya lenyap.
- Meteorit Hoba adalah meteorit terbesar yang ditemukan di Namibia pada tahun 1920-an dan memiliki usia sekitar 80.000 tahun. Meteorit ini berukuran 2,7 meter dan terbuat dari besi dan nikel.
Mengapa Meteorit Ini Sangat Berharga?
Meteorit dinilai sangat berharga, khususnya bagi para ilmuwan yang terus meneliti mengenai tata surya dan benda luar angkasa. Mengutip dari American Museum of Natural History, berikut beberapa alasan mengapa meteorit sangat penting:
- Beberapa meteorit "primitif" mengandung material padat pertama yang terbentuk di tata surya. ilmuwan menggunakan usia material ini (4.568 miliar tahun) untuk menentukan tata surya.
- Meteorit dari asteroid atau planet lain membantu ilmuwan memahami tata surya.
- Meteorit membantu kita mengetahui bahwa bumi memiliki pusat atau inti yang terbuat dari nikel, logam, dan besi.
- Meteorit "primitif" memberikan petunjuk terkait proporsi unsur-unsur yang ada di tata surya secara keseluruhan.
Demikianlah rangkuman lengkap mengenai meteorit yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan kamu. Semoga bermanfaat ya, kawan GNFI!
Baca Juga: Planet Tata Surya dalam Bahasa Jawa, Namanya Unik
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News