- Terdapat berbagai macam permainan tradisional yang berasal dari daerah Yogyakarta.
- Dhing-dhingan menjadi salah satu permainan tradisional dari Yogyakarta yang bisa Kawan mainkan.
- Permainan ini mirip seperti kejar-kejaran, tetapi versi di dalam air.
Apakah Kawan pernah memainkan salah satu permainan tradisional yang berasal dari daerah Yogyakarta, yakni dhing-dhingan? Permainan tradisional ini dulunya menjadi salah satu sarana hiburan yang bisa dimainkan oleh anak-anak dalam mengisi waktu luang.
Permainan tradisional ini belum tentu bisa dimainkan di sembarangan tempat. Sebab dhing-dhingan biasanya menggunakan tempat khusus dalam proses bermainnya.
Dhing-dhingan merupakan salah satu permainan tradisional yang dimainkan di dalam air. Oleh sebab itu, permainan ini hanya bisa dimainkan di daerah yang memiliki tempat untuk memainkannya, seperti telaga, tepi sungai yang tenang, kolam, mata air, dan sejenisnya.
Bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional khas Yogyakarta tersebut? Simak pembahasannya dalam artikel berikut ini.
Sekilas tentang Dhing-dhingan, Permainan Tradisional dari Yogayakarta
Dikutip dari buku Permainan Anak-Anak Daerah Istimewa Yogyakarta, dhing-dhingan merupakan salah satu permainan yang berasal dari daerah Yogyakarta. Permainan ini dulunya pada awalnya banyak dimainkan oleh anak-anak yang berada di daerah Ponjong, Gunungkidul dan sekitarnya.
Tidak diketahui kapan pertama kali permainan ini ditemukan. Begitupun dengan asal usul penamaan "Dhing-dhingan" yang disematkan menjadi nama permainan tradisional tersebut.
Dhing-dhingan menjadi salah satu sarana hiburan bagi anak-anak yang tinggal di sekitar blumbang atau telaga kecil. Selain itu, permainan ini juga sering dimainkan oleh anak-anak yang berada di pinggiran sungai yang tenang.
Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki berusia 10 hingga 15 tahun. Permainan dhing-dhingan yang membutuhkan aktivitas fisik yang lumayan berat membuatnya jarang dimainkan oleh anak-anak yang masih berusia belia.
Aturan dan Tata Cara Permainan
Dhing-dhingan termasuk salah satu permainan tradisional khas Yogyakarta yang dimainkan secara berkelompok. Dibutuhkan setidaknya 10 hingga 15 orang pemain agar permainan ini bisa maksimal dimainkan.
Aturan permainan dhing-dhingan juga cukup sederhana. Pertama para pemain bisa menentukan area tempat bermain.
Dengan demikian, para pemain hanya bisa bergerak di area yang sudah ditentukan. Jadi permainan tetap bisa berlangsung seru meskipun dimainkan di telaga atau tepian sungai yang memiliki area yang cukup luas.
Tidak ada alat bantu yang digunakan dalam permainan ini. Hanya saja para pemain mesti bisa berenang agar permainan ini tetap aman dan seru untuk dimainkan.
Selain itu dibutuhkan kemampuan fisik yang prima dari para pemain. Sebab para pemain nantinya akan berenang dalam beberapa waktu tertentu untuk menghindari kejaran pihak penjaga dalam proses bermainnya.
Proses Bermain Dhing-dhingan
Pada dasarnya dhing-dhingan mirip dengan permainan kejar-kejaran. Pada awalnya, para pemain bisa melakukan undian untuk menentukan pihak dadi atau penjaga.
Setelah itu, semua pemain bisa masuk ke dalam area air yang sudah ditentukan. Para pemain bisa menyebar dan menentukan posisinya masing-masing.
Ketika semua pemain sudah menyebar, maka pihak penjaga bisa masuk ke dalam air. Pihak penjaga ini mesti mengejar pemain lain yang ada di dalam air.
Pemain lain bisa menghindar dengan berenang menjauh dari pihak penjaga. Selain itu, para pemain juga bisa menyelam ke dalam air agar tidak tertangkap oleh pihak penjaga yang mengejar.
Jika berhasil menangkap salah seorang pemain, maka pihak penjaga mesti membenamkan kepalanya ke dalam air. Nantinya pemain yang tertangkap akan bergantian menjadi pihak penjaga dan mengejar pemain lainnya.
Tidak ada pihak pemenang maupun yang kalah dalam permainan tradisional khas Yogyakarta ini. Permainan dhing-dhingan ini nantinya bisa diakhiri jika semua pemain sudah merasa kelelahan dan bersepakat untuk mengakhirinya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News