- Dhuk ther merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Gunungkidul, Yogyakarta.
- Permainan ini menggunakan biji benguk dalam proses bermainnya.
Dhuk ther merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Apakah Kawan pernah mendengar dan mencoba memainkan permainan tradisional yang satu ini sebelumnya?
Dulunya permainan tradisional yang satu ini menjadi sarana hiburan bagi anak-anak dalam mengisi waktu luang. Apalagi dhuk ther merupakan salah satu permainan yang dimainkan secara berkelompok, sehingga bisa mengasah interaksi serta rasa sosial dari setiap anak.
Seiring berjalannya waktu, keberadaan permainan tradisional dhuk ther sudah tidak semasif dulunya lagi dimainkan oleh anak-anak. Kemajuan teknologi yang menghadirkan berbagai macam sarana lainnya menjadi salah satu sebab mengapa permainan tradisional mulai jarang dimainkan.
Padahal permainan tradisional yang satu ini memiliki sisi unik tersendiri jika dibandingkan dengan yang lainnya. Salah satu keunikan yang bisa Kawan jumpai dari dhuk ther adalah penggunaan biji benguk dalam proses bermainnya.
Bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional yang satu ini? Simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut
Asal Usul Dhuk Ther, Permainan Tradisional dari Gunungkidul Yogyakarta
Dilansir dari buku Permainan Anak-Anak Daerah Istimewa Yogyakarta, permainan dhuk ther diyakini berasal dari daerah Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta. Tidak diketahui secara pasti kapan pertama kali permainan ini pertama kali dimainkan oleh anak-anak di sana.
Namun keberadaan permainan ini diperkirakan muncul karena banyaknya benguk atau kacang kara benguk yang ada di daerah tersebut. Benguk sendiri merupakan sejenis tumbuhan merambat yang memiliki biji mirip kacang-kacangan.
Benguk ini nantinya digunakan sebagai alat yang dimainkan dalam permainan dhuk ther. Oleh sebab itu, awal mula permainan ini muncul diduga berasal dari daerah Ponjong yang banyak ditumbuhi oleh tanaman tersebut di masa lalu.
Aturan dan Perlengkapan dalam Permainan
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dhuk ther termasuk dalam permainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok. Umumnya permainan ini dimainkan oleh 2 hingga 7 orang anak-anak.
Untuk bermain dhuk ther, setiap pemain mesti mengumpulkan biji benguk sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan. Misalnya masing-masing pemain mesti mengumpulkan biji benguk sebanyak 10 buah untuk dimainkan dalam permainan ini nantinya.
Selanjutnya para pemain bisa menentukan tempat bermain. Permainan ini biasanya dimainkan di pekarangan rumah atau area yang memiliki permukaan tanah.
Sebab nantinya akan ada sebuah lubang yang digunakan dalam proses bermain. Salah seorang mesti membuat lubang dengan diameter lebih kurang 5 cm dan kedalaman 3 cm.
Lubang inilah yang nantinya digunakan sebagai area bermain dhuk ther.
Cara Bermain
Proses bermain dhuk ther cukup mudah untuk dilakukan. Pertama-tama, semua pemain yang ikut bermain bisa berkumpul dan melakukan undian terlebih dahulu.
Undian ini berguna untuk menentukan urutan pemain yang akan bermain dalam permainan. Jika urutan sudah ditentukan, makan semua pemain bisa duduk melingkari lubang yang sudah dibuat sebelumnya.
Para pemain bisa mengumpulkan semua biji benguk yang mereka miliki. Setelah itu, pemain pertama kemudian bisa menggenggam semua biji benguk yang sudah dikumpulkan di tangan kanan.
Sementara itu, tangan kirinya menutupi setengah lubang tersebut. Setelah itu, pemain pertama bisa melemparkan ke atas biji benguk tersebut.
Biji benguk yang berhasil masuk ke dalam lubang akan menjadi milik pemain pertama tersebut. Setelah itu, pemain pertama bisa berusaha memasukkan biji yang berserakan lainnya ke dalam lubang.
Pemain ini mesti mendorong biji benguk tersebut dengan menggunakan ibu jari. Jika berhasil masuk ke dalam lubang, maka dia bisa meneruskan permainan dan memilih biji selanjutnya yang akan dimasukkan.
Namun jika gagal, maka permainan akan dilanjutkan pada pemain selanjutnya. Semua biji yang sudah berhasil masuk akan diambil dan menjadi milik pemain pertama.
Pemain berikutnya bisa memasukkan biji benguk yang berserakan lainnya dengan cara yang sama. Sama seperti pemain sebelumnya, jika dia berhasil memasukkan biji benguk ke dalam lubang, maka akan menjadi miliknya.
Proses bermain ini akan terus dilanjutkan hingga semua biji benguk berhasil masuk dan tidak bersisa. Nantinya pemenang dalam permainan tradisional Gunungkidul Yogyakarta ini akan ditentukan berdasarkan pemain yang memiliki jumlah biji benguk terbanyak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News