mengenal 10 nama pahlawan revolusi - News | Good News From Indonesia 2025

10 Nama Pahlawan Revolusi Indonesia yang Gugur dalam Peristiwa Gerakah 30 September

10 Nama Pahlawan Revolusi Indonesia yang Gugur dalam Peristiwa Gerakah 30 September
images info

Siapa saja nama-nama pahlawan revolusi Indonesia dan jumlahnya ada 7 atau 10? Pertanyaan terkait pahlawan revolusi tersebut kerap dicari jawabannya oleh para pegiat sejarah yang ingin mengetahui lebih dalam tentang peristiwa kelam yang terjadi pada negeri ini.

Peristiwa G30S/PKI menjadi salah satu peristiwa kelam yang terjadi di Indonesia. Peristiwa itu diduga dilakukan oleh kelompok yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam sebuah upaya kudeta yang gagal pada tanggal 30 September 1965.

Mereka menargetkan, menculik dan membunuh sejumlah jenderal dan perwira tinggi TNI. Para jenderal dan perwira tinggi TNI itu pun gugur dan kemudian kita mengenalnya sebagai "Pahlawan Revolusi."

Apa itu Pahlawan Revolusi?

Dirangkum dari halaman website Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, pahlawan revolusi adalah individu yang memiliki peran penting dalam perubahan radikal atau revolusi yang terjadi di suatu negara.

Biasanya pahlawan revolusi sering kali terlibat dalam konflik bersenjata atau perubahan politik yang signifikan dan terjadi dalam periode waktu tertentu.

Pahlawan Revolusi Indonesia ada 7 atau 10?

Banyak sumber yang menuliskan jumlah pahlawan revolusi Indonesia itu ada 7 orang. Namun sebagaian lagi yang lainnya menuliskan ada 10 pahlawan revolusi. Lalu manakah yang benar, 7 atau 10?

Pahlawan Revolusi yang diakui oleh pemerintah Indonesia secara resmi berjumlah 10 orang. Pada awalnya, sering disebutkan bahwa ada pahlawan revolusi itu ada 7. Setelah ditelusuri jumlah 7 itu adalah 7 jenderal yang menjadi korban G30S/PKI.

Sedangkan tiga orang lainnya, yaitu Kolonel Sugiono, Kapten Pierre Tendean dan Aipda Karel Satsuit Tubun, juga termasuk dalam daftar resmi Pahlawan Revolusi, sehingga totalnya menjadi 10 orang.

10 Nama Pahlawan Revolusi Indonesia

Untuk menghormati para pejuang, negara memberikan gelar pahlawan revolusi atas jasa-jasa mereka sebagai pejuang dan pemimpin dalam mengubah arah suatu bangsa.

Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden RI tahun 1965 dimana terdapat 10 nama pahlawan yang mendapatkan gelar pahlawan revolusi atau gelar kehormatan anumerta.

10 tokoh pahlawan revolusi tersebut antara lain :

1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani

Nama pahlawan revolusi Indonesia yang pertama adalah Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani. Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922 dan gugur sebagai korban Gerakan 30 September yang terjadi rumahnya.

Perjalanan karir militer beliau dimulai saat memutuskan berhenti sekolah formal dan menjadi bagian dari tentara Hindia Belanda. Di akhir karir militernya, beliau diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat pada 21 Juli 1962 oleh Presiden Soekarno.

Perbedaan paham antara Yani dan Presiden Sukarno saat itu yang cenderung lebih dekat ke Partai Komunis Indonesia membuat dirinya perlu menunda perintah presiden untuk mempersenjatai rakyat.

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, beliau dibunuh di depan kamar tidurnya dengan peluru panas. Siang harinya, pada tanggal yang sama jasadnya ditemukan di sumur tua di daerah Lubang Buaya.

Baca juga: Biografi Jenderal Ahmad Yani, Pahlawan Revolusi "Anak Emas" Soekarno

2. Letnan Jenderal (Anumerta) Suprapto

Suprapto lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920 dan merupakan salah satu pahlawan revolusi Indonesia. Beliau ditempa pendidikan militer di Koninklijke Militaire Akademie Bandung. Meskipun pendidikan militernya belum selesai karena Jepang yang sudah lebih dulu mendarat di Indonesia, Suprapto yang ditahan berhasil melarikan diri dan menjadi bagian dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto.

Sejak menjadi bagian dari TKR, Suprapto memiliki karir yang cukup baik di militer hingga diangkat menjadi Deputi (wakil) Kepala Staf Angkatan Darat. Penolakannya terhadap pembentukan angkatan perang kelima yang diajukan oleh PKI yang mengakibatkan dirinya menjadi salah satu korban dari G30S/PKI bersama para petinggi TNI AD lainnya.

3. Letnan Jenderal (Anumerta) S. Parman

Siswondo Parman (lahir di Wonosobo, Tgl. 4 Agustus 1918) termasuk pahlawan revolusi. Setelah Indonesia merdeka, beliau bergabung dengan TKR lalu diangkat menjadi kepala staf Militer di Yogyakarta pada Desember 1945. Perjalanannya harus berakhir ketika beliau diculik dan jasadnya ditemukan bersama 6 jenderal lainnya pada 4 Oktober 1964 di Lubang Buaya.

Letnan Jenderal S.Parman | salah satu nama pahlawan revolusi Indonesia
info gambar

4. Letnan Jenderal (Anumerta) M.T Haryono

Mas Tirtodarmo Haryono kelahiran Surabaya, 20 Januari 1924 ini termasuk jendral bintang tiga. Beliau diangkat menjadi seorang Mayor di TKR di Jakarta.

Karena kemahirannya berbahasa asing seperti Belanda, Inggris, dan Jerman, beliau pernah dipercaya menjabat Sekretaris Delegasi Militer Indonesia dan Panglima Angkatan Darat. Beliau termasuk satu dari tujuh pahlawan yang diculik, dieksekusi, dan dikubur di Lubang Buaya pada peristiwa G30S/PKI.

Letnan Jenderal M.T Haryono | gambar pahlawan revolusi indonesia
info gambar

5. Mayor Jenderal (Anumerta) D.I. Pandjaitan

Donald Izacus Pandjaitan lahir di Balige, Tapanuli pada 9 Juni 1925. Ia memulai karir militernya di Bukittinggi, Sumatera Barat dan lulus dengan pangkat Letnan Dua.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, D.I Pandjaitan ditugaskan di Pekanbaru hingga Indonesia merdeka. Kemudian ia bergabung dengan TKR dengan menjabat Komandan Batalyon I.

Karir militernya terus menanjak hingga akhirnya diangkat Asisten IV Menteri / Panglima Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal.

Saat Agresi Militer Belanda II, beliau dipercaya memimpin Perbekalan Perjuangan Pemerintahan Darurat RI (PDRI). Hingga akhirnya beliau gugur di tangan PKI dan jasad beliau pun dikumpulka ke Lubang Buaya bersama para jenderal lainnya.

Mayjen D.I. Pandjaitan | gambar pahlawan revolusi indonesia
info gambar

6. Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo

Perwira Tinggi TNI-AD ini lahir di Kebumen, Jawa Tengah pada 28 Agustus 1922. Sebelum bergabung di militer, Sutoyo adalah seorang pegawai negeri.

Setelah proklamasi kemerdekaan, beliau bergabung di TKR sebagai anggota Korps Polisi Militer dan diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto.

Karir beliau menanjak dan menjabat kepala bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo. Beliau menjadi pahlawan revolusi setelah ditemukan gugur di Lubang Buaya pada peristiwa G30S/PKI karena menentang pembentukan angkatan kelima.

Mayjen Sutoyo Siswomiharjo | Gambar Pahlawan Revolusi Indonesia
info gambar

7. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean

Kapten CZI (Anumerta) Pierre Andreas Tendean lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939. Beliau mengenyam pendidikan militer di Akademi Teknik Angkatan Darat Bandung hingga menjabat komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Militer II di Medan pada 1962. Setelah itu, ia pun diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan tiga tahun kemudian. Kapten Tendean termasuk pahlawan revolusi setelah ditangkap dan dibunuh PKI. Hal ini karena beliau mengaku sebagai Jenderal A.H. Nasution.

Baca juga: Kisah Kasih Tak Sampai Seorang Pierre Tendean

Gambar dan Nama Pahlawan Revolusi : Kapten Pierre Tendean
info gambar

Ketujuh pahlawan tersebut ditemukan di Lubang Buaya. Sementara itu terdapat korban lainnya yang juga gugur di momen G30S/PKI. Mereka adalah:

8. Aipda (Anumerta) Karel Satsuit Tubun

Aipda (Anumerta) Karel Satsuit Tubun (lahir di Maluku tgl. 14 Oktober 1928) merupakan polisi yang dianugerahi gelar pahlawan nasional. Beliau merupakan ajudan Johanes Leimena (tetangga A.H. Nasution) yang saat itu berusaha menghalau PKI yang mengepung rumah A.H. Nasution.

9. Brigadir Jenderal (Anumerta) Katamso Darmokusumo

Brigjen Katamso yang lahir di Sragen, 5 Februari 1923 wafat bersama Kolonel Sugiono di Yogyakarta setelah menjadi target pembunuhan PKI.

10. Kolonel (Anumerta) Sugiono Mangunwiyoto

Beliau lahir di Gunung Kidul Tgl. 12 Agustus 1926 dan wafat saat bertugas di Yogyakarta bersama Brigjen Katamso oleh PKI.

Selain 10 pahlawan tersebut, turut menjadi korban juga Ade Irma Suryani (Putri A.H Nasution) yang berusia 5 tahun dalam upaya penculikan ayahnya.

Tak sia-sia jasa para pahlawan yang gugur, semoga amal mereka diterima di sisi-Nya.

Baca juga: Gugurnya Ade Irma Suryani, Perisai dan Kenangan Abadi Sang Jenderal

Referensi:
berbagai sumber
um.umsu.ac.id/perbedaan-antara-pahlawan-nasional-dan-pahlawan-revolusi-menghargai-jasa-mereka-untuk-bangsa/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
RP
MS
IF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.