Libur sekolah menjadi momentum untuk menyegarkan diri dengan mengunjungi tempat-tempat menarik seperti tempat wisata bertema alam, menonton film di bioskop, dan sebagainya.
Selain dimanfaatkan untuk bersantai, libur sekolah juga bisa diisi dengan mempelajari warisan budaya yang dapat memperkaya pengetahuan.
Salah satu sarana rekreasi berbasis pengetahuan yang bisa dikunjungi adalah Museum Sri Baduga yang berada di kota Bandung. Museum ini menyimpan berbagai macam koleksi menarik yang menjadi simbol perjalanan kehidupan masyarakat Sunda dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Mengintip Pesona Museum Sri Baduga di Bandung
Lalu, apa saja koleksi di Museum Sri Baduga yang dapat kita pelajari? Berikut 5 koleksinya.
Kereta Kencana Paksinagaliman
Kereta Kencana Paksinagaliman merupakan kereta kencana yang dimiliki oleh Kesultanan Kanoman Cirebon yang dirancang sekitar tahun 1608 M. Kereta ini pada awal pembuatannya berbentuk tandu kemudian dilengkapi dengan roda yang menjadi ciri adanya pengaruh dari budaya Cina dan Eropa.
Tujuan dibuatnya Kereta ini adalah untuk digunakan khusus oleh Sultan Kanoman Cirebon sebagai alat transportasinya saat akan mengikuti prosesi kehormatan. Selain digunakan untuk alat transportasi, kereta ini juga sering digunakan keluarga Sultan Kanoman saat melangsungkan acara kirab pengantin.
Penamaan kereta ini berasal dari perpaduan tiga hewan, yaitu paksi dari burung garuda yang diperlihatkan pada bagian kedua sisi kereta dengan bentuk sayap garuda. Kemudian hewan selanjutnya adalah naga yang diperlihatkan pada bagian leher, mulut, taring, tandu,telinga, dan ekor kereta. Laluya ng terakhir adalah liman yaitu gajah yang diperlihatkan pada bagian badan, tempat duduk penumpang, dan juga belalai yang memegang tanduk trisula.
Kumpulan Arca
Koleksi selanjutnya yaitu terdapat beberapa arca yang cukup menarik perhatian.
Arca yang ada di Museum ini salah satunya arca nenek moyang yang mana Arca ini merupakan bentuk perwujudan nenek moyang yang sering digunakan oleh masyarakat zaman dulu sebagai alat pemujaan.
Selain itu ada juga replika arca megalitik yang dipercayai sebagai tokoh leluhur dan merupakan peninggalan nenek moyang pada zaman megalitik atau zaman batu.
Manuskrip Kuno Nusantara
Museum Sri Baduga juga menyimpan berbagai koleksi manuskrip nusantara diantaranya, naskah Babad Cirebon yang menceritakan tentang sejarah Cirebon dengan menjelasan silsilah raja beserta pemerintahannya.
Selain itu naskah ini juga menceritakan Walangsungsang dari kerajaan Pajajaran yang mengembara ke Cirebon kemudian Walangsungsang membuat pertapaan yang terkait dengan pembuatan terasi yang biasa disebut rebon.
Kemudian ada naskah Wanasigra yaitu naskah yang penulisannya berada di atas lempengan tembaga mengunakan huruf cacarakan. Naskah ini berisi tentang sebuah pesan yang disampaikan oleh Puun Karaso kepada Sembah Dalem Adipati Kusumahdinata dan Raden Rangga Adipati Pingtisan.
Busana Santana
Koleksi selanjutnya yang menarik perhatian adalah Busana Santana. Penamaan busana ini berasal dari istilah yang digunakan utnuk menyebut masyarakat Sunda yang berada pada golongan bangsawan kelas bawah.
Golongan bangsawan ini merupakan masyarakat yang berasal dari perkawinan mereka dengan golongan masyarakat yang berada di kelas paling bawah.
Selain itu, pembuatan busana Santana telah dipengaruhi oleh busana eropa yang terlihat dari jas dan celana pantalon berwarna putih yang dikenakan laki-laki serta penggunaan ikat kepala sebagai ciri khas laki-laki Sunda.
Lalu busana yang dikenakan oleh perempuan dari golongan ini adalah kebaya yang telah dimodifikasi dari segi warna kemudian dikombinasikan dengan kain batik.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini (5 Juni 1980) - Peresmian Museum Sribaduga
Museum Sri Baduga yang berada di kota Bandung ini tidak hanya sekedar ruang penyimpanan sejarah. Tetapi lebih dari itu, Museum Sri Baduga berperan sebagai sarana mempelajari budaya Sunda yang sudah mulai terlupakan saat ini.
Mengunjungi Museum Sri Baduga menjadikan langkah yang tepat untuk mulai mengenal kembali benda-benda bersejarah yang sarat akan makna dan perjalanan hidup masyarakat Sunda zaman dulu serta menyadarkan kita akan pentingnya memahami budaya sebagai bagian dari kecintaan kita terhadap tanah air.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News