aiesec in untan kembangkan pemahaman lintas budaya lewat bootcamp cross cultural meeting - News | Good News From Indonesia 2025

AIESEC in Untan Kembangkan Pemahaman Lintas Budaya Lewat Bootcamp “Cross Cultural Meeting”

AIESEC in Untan Kembangkan Pemahaman Lintas Budaya Lewat Bootcamp “Cross Cultural Meeting”
images info

Dalam rangkaian hari keempat Local Volunteer Summer Peak 2025, AIESEC in Untan menggelar kegiatan bertajuk Cross Cultural Meeting. Bertempat di Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pontianak, agenda ini menjadi ruang reflektif sekaligus inspiratif bagi para peserta untuk memahami pentingnya keberagaman budaya, komunikasi lintas negara, dan kolaborasi global dalam mewujudkan misi pembangunan berkelanjutan.

Bootcamp kali ini tidak hanya bertujuan memberi wawasan teoretis, tetapi juga menghadirkan pengalaman nyata dari para alumni program internasional dan penggerak muda yang telah menjalani peran sebagai Local Volunteer.

Melalui dua sesi utama yang menggugah, peserta diajak mengeksplorasi bagaimana empati, keberanian, dan sikap terbuka mampu mempererat kerja sama lintas budaya.

Sesi pertama dibawakan oleh Nurul Oktaviani, alumnus program YSEALI Academic Fellowship 2024. Ia membagikan pengalamannya selama studi di Amerika Serikat dalam presentasi berjudul “What Study Abroad Really Feels Like”.

Nurul tidak hanya menjelaskan proses adaptasi budaya yang ia hadapi, tetapi juga mengangkat tantangan emosional yang seringkali tak terlihat, seperti kebingungan bahasa, gaya komunikasi berbeda, hingga rasa rindu terhadap budaya sendiri.

“Pengalaman lintas budaya bukan hanya tentang bepergian ke negara lain, tapi tentang memahami bahwa setiap orang membawa latar belakang dan cara pandang yang berbeda. Kita belajar bersabar, saling mendengarkan, dan tak takut salah saat mencoba berkomunikasi,” ujar Nurul. Ia menekankan bahwa humor, empati, dan keterbukaan menjadi kunci dalam membangun relasi dengan orang dari latar budaya berbeda.

Presentasi Nurul menginspirasi peserta untuk tidak hanya melihat perbedaan sebagai tantangan, tetapi sebagai jembatan untuk memperluas pemahaman.

Melalui interaksi terbuka, peserta juga diajak membagikan cerita budaya masing-masing, menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan lokal dan rasa ingin tahu terhadap budaya global.

Sesi kedua menghadirkan Wira Kasyfurrahman, Local Committee Vice President of Outgoing Global Exchange (LCVP oGX) AIESEC in Untan, sekaligus alumnus program Local Volunteer Winter 2024.

Dalam presentasi “Youth Move: Do & Don’ts”, Wira membagikan pengalamannya selama menjadi relawan di Yogyakarta dan berinteraksi langsung dengan peserta pertukaran internasional (Exchange Participants).

Wira menjelaskan bahwa menjadi Local Volunteer bukan sekadar menjadi pendamping kegiatan, tetapi juga aktor utama dalam memperkuat pemahaman antarbudaya dan mewujudkan misi SDG 8.9 – mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang inklusif.

Ia membagikan gambaran konkret aktivitas yang ia jalani, seperti lokakarya budaya, promosi destinasi lokal, hingga kolaborasi dalam konten digital pariwisata.

“Banyak hal yang awalnya saya belum tahu, seperti budaya lokal di Jogja atau cara berbicara bahasa Inggris langsung dalam konteks sosial. Akan tetapi justru dari situlah saya belajar—dan berkembang,”ungkap Wira.

Ia juga menekankan pentingnya bersikap suportif, menghargai perbedaan, dan menjaga komunikasi terbuka, serta hal-hal yang sebaiknya dihindari saat menjadi pendamping bagi tamu internasional.

Kedua sesi ini selaras dengan tema besar hari itu: “Cross Cultural Meeting”, yang bertujuan membantu peserta mengenali posisi mereka sebagai jembatan antara budaya lokal dan global. Melalui dialog, kisah nyata, dan permainan interaktif seperti cup stacking game, peserta membangun koneksi dan refleksi yang mendalam tentang pentingnya peran anak muda dalam mempromosikan keberagaman dan kerja sama internasional.

Agenda hari keempat ini tidak hanya memperkaya pemahaman peserta, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kritis tentang bagaimana perbedaan dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif.

Melalui kisah nyata dan interaksi langsung, peserta belajar bahwa membangun komunikasi yang sehat dan menghormati budaya lain adalah bekal penting untuk mewujudkan kolaborasi lintas negara yang berdampak.

Dengan membawa nilai-nilai empati, keberanian, dan rasa ingin tahu, AIESEC in Untan percaya bahwa peserta Local Volunteer Summer Peak 2025 mampu menjadi generasi muda yang tidak hanya aktif secara lokal, tetapi juga siap berperan dalam tatanan global.

Melalui kegiatan seperti Cross Cultural Meeting, peserta tak hanya belajar tentang budaya, tetapi juga merancang masa depan inklusif yang mereka inginkan—dimulai dari diri mereka sendiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.