Literasi merupakan fondasi utama bagi anak-anak dalam mengakses pendidikan, baik secara formal maupun informal. Namun, di Papua, tingkat literasi masih menjadi yang terendah dibandingkan dengan 33 provinsi lainnya di Indonesia.
Wahana Visi Indonesia (WVI) kembali menggalang kampanye "Baca Tanpa Batas" melalui acara Market in The Forest yang digelar selama dua hari di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi sekaligus mengumpulkan dukungan guna mewujudkan perpustakaan digital di Papua.
Sosialisasi dengan Beragam Aktivitas
Dalam acara Market in The Forest, WVI memperkenalkan kampanye “Baca Tanpa Batas” melalui berbagai kegiatan interaktif, seperti talkshow, bernyanyi bersama, storytelling, menggambar, dan permainan edukatif.
Selain itu, merchandise khusus kampanye juga dijual untuk mendukung penggalangan dana. Secara resmi, kampanye ini akan dimulai pada Agustus 2025, dengan hasil yang diperoleh digunakan untuk membangun perpustakaan digital di 11 Rumah Baca yang telah didirikan WVI di Sentani dan Biak.
Angelina Theodora, Direktur Nasional WVI, menjelaskan bahwa perpustakaan digital ini akan memberikan manfaat bagi lebih dari 13.000 orang, termasuk 3.800 anak berusia 6 hingga 18 tahun.
"Banyak anak di Papua yang masih kesulitan mengembangkan kemampuan literasi mereka. Bahkan, sebagian belum bisa membaca dengan baik. Kami berharap masyarakat tergerak untuk mendukung inisiatif ini," ujarnya.
Angelina menambahkan bahwa sebagai organisasi yang berfokus pada kesejahteraan anak, WVI merasa prihatin dengan kondisi pendidikan di Papua, yang akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
Tantangan Literasi di Tanah Papua
Permasalahan literasi di Papua tidak hanya terbatas pada akses anak terhadap bahan bacaan, tetapi juga melibatkan keterbatasan tenaga pendidik. Banyak guru yang tidak memiliki kemampuan literasi memadai, bahkan ada yang tidak bisa membaca.
Selain itu, masalah seperti ketidakhadiran guru dan kurangnya fasilitas pendukung, seperti buku, bahan ajar, dan ruang belajar, menjadi penghambat serius. Dominannya tradisi lisan yang diwariskan turun-temurun juga turut berkontribusi pada rendahnya minat baca anak-anak di Papua.
Baca juga Mama Yunne, 12 Tahun Naik perahu Menjemput Anak-anak untuk Belajar Membaca
Dukungan dari Komunitas dan Publik Figur
Scarlete Moniaga, Co-Founder Køkken+, menyatakan bahwa sebagai penyelenggara Market in The Forest yang telah memasuki tahun ke-10, pihaknya tergerak untuk mendukung literasi anak-anak Papua.
"Sebanyak 10% dari total penjualan selama dua hari ini akan didonasikan untuk kampanye Baca Tanpa Batas," ujarnya.
Køkken+, sebagai platform komunitas kreatif, mengapresiasi inisiatif WVI dalam menghadirkan perpustakaan digital di Papua dan berharap pengunjung acara juga turut berkontribusi.
Tak hanya itu, kampanye ini juga didukung oleh sejumlah publik figur dan musisi, seperti Monita Tahalea, Gaby Cristy, Imelda Fransisca, Yokbet Merauje, Han Chandra, Samuel Ray, dan Claudya Abednego.
Mereka turut serta dalam mengampanyekan pentingnya literasi melalui penampilan dan partisipasi aktif. Selain itu, 25 relawan dari berbagai latar belakang turun langsung untuk memastikan terselenggaranya acara dengan lancar.
Harapan untuk Masa Depan Literasi Papua
Kampanye Baca Tanpa Batas tidak hanya sekadar aksi penggalangan dana, tetapi juga upaya untuk membuka akses pendidikan yang lebih luas bagi anak-anak Papua. Dengan adanya perpustakaan digital, diharapkan anak-anak dapat mengeksplorasi pengetahuan tanpa batas, meningkatkan minat baca, dan pada akhirnya memperbaiki kualitas hidup mereka.
Dukungan dari berbagai pihak—mulai dari komunitas, publik figur, hingga masyarakat umum—menjadi kunci keberhasilan gerakan ini.
WVI berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai mitra guna memperluas dampak positif kampanye ini. Melalui kolaborasi dan kepedulian bersama, mimpi untuk menciptakan generasi Papua yang lebih terdidik dan berdaya bukanlah hal yang mustahil diwujudkan.
Baca juga Papua, Pulau Terbesar di Indonesia dengan kekayaan Alam dan Budaya Melimpah
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News