kerajaan sriwijaya kekuatan maritim dan poros perdagangan internasional di asia tenggara - News | Good News From Indonesia 2025

Kerajaan Sriwijaya: Kekuatan Maritim dan Poros Perdagangan Internasional di Asia Tenggara

Kerajaan Sriwijaya: Kekuatan Maritim dan Poros Perdagangan Internasional di Asia Tenggara
images info
  • Kerajaan Sriwijaya menjadi penguasa Selat Malaka dari abad ke-7 Masehi hingga abad ke-13 Masehi
  • Kejayaan Kerajaan Sriwijaya terletak pada kekuatan maritimnya
  • Persebaran budaya hingga agama juga jadi tanda kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya, yang berkembang antara abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi, dikenal sebagai kekuatan maritim dan perdagangan terbesar di Asia Tenggara. Kejayaan ekonominya bukan terjadi secara kebetulan, melainkan hasil dari kombinasi letak geografis yang strategis, kebijakan politik yang cerdas, dan kemampuan mengelola jaringan perdagangan internasional.

W.O Wolters dalam Kemaharajaan Maritim Sriwijaya dan Perniagaan Dunia Abad III mengungkapkan pada abad ke 7, Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat perdagangan yang sangat terkenal. Ketika itu, Kerajaan Sriwijaya adalah penguasa pelabuhan transit dagang di Selat Malaka.

Selat Malaka ini merupakan jalur penting dalam perdagangan melalui laut yang disinggahi oleh pedagang-pedagang bangsa seperti China dan India. Apalagi saat itu muncul pelabuhan-pelabuhan di sekeliling Selat Malaka seperti Muara Jambi dan Barus yang dikuasai oleh Sriwijaya.

“Keuntungan yang diperoleh Kerajaan Sriwijaya dari kapal-kapal asing berlimpah-limpah, seperti keuntungan dari bea cukai dan keuntungan lain dari perdagangan,” jelas Kabib Sholeh dalam Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya pada abad ke 7 Masehi.

Letak Strategis di Jalur Perdagangan Dunia

Karena posisi Selat Malaka, Sriwijaya bukan hanya menjadi penonton, melainkan pemain aktif dalam rantai pasok perdagangan global. Menurut berita China, komoditi yang berasal dari Sriwijaya berupa cengkeh, pala, kapulaga, kayu cendana, kapur barus, timah, perak dan emas.

“Perahu-perahu asing datang dari Kedah dan Melayu pada musim-musim tertentu, selain itu juga kapal-kapal Sriwijaya juga pernah melakukan pelayaran ke China,” jelas Poesponegoro dan kawan-kawan dalam Sejarah Nusantara Jilid II.

Penguasaan Maritim dan Infrastruktur Pelabuhan

Sriwijaya dikenal sebagai kekuatan maritim. Armada lautnya tidak hanya berfungsi untuk perdagangan, tetapi juga untuk mengamankan jalur laut dari bajak laut dan menegakkan kontrol atas daerah-daerah pelabuhan taklukan seperti Kedah, Pahang, dan sebagian Sumatera lainnya. 

Dengan keamanan laut yang terjaga, kapal dagang asing merasa aman untuk singgah dan berdagang di pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya. Apalagi jalur sutra darat penuh dengan marabahaya, seperti adanya bandit dan gerombolan penyamun.

“Setiap saat dapat menghadang dan merampok barang-barang dagangan mereka yang sangat bernilai. Pilihan lain yang mereka ambil adalah lewat jalur pelayaran,” paparnya.

Selain itu, pelabuhan-pelabuhan besar seperti Palembang dikembangkan menjadi pusat logistik yang efisien, lengkap dengan lumbung, gudang, dan penginapan untuk para pedagang. Hal ini meningkatkan daya saing Sriwijaya sebagai destinasi perdagangan regional.

“Bandar Kerajaan Sriwijaya menurut kaidah perkotaan sudah dapat dikategorikan sebuah kota, karena penduduknya berkembang lebih banyak dari sebelumnya dan sudah mengenal perdagangan jarak jauh.”

Diplomasi dan Agama sebagai Alat Ekspansi Dagang

Sriwijaya juga mengembangkan diplomasi aktif dengan kekuatan besar, seperti Tiongkok Dinasti Tang dan berbagai kerajaan India. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Sriwijaya rutin mengirim utusan ke istana kekaisaran Tiongkok, yang memperkuat hubungan dagang dan kepercayaan antarnegara.

“Para duta Sriwijaya itu menyerahkan barang-barang upeti, budak dan harta benda yang terdiri dari gading, rempah-rempah, kitab Sansekerta sebagai tanda persahabatan dengan penguasa atau Kaisar Cina,” jelasnya.

Menariknya, Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha Mahayana, yang mendatangkan banyak biksu dan pelajar dari India dan Tiongkok. Kehadiran mereka bukan hanya memperkaya budaya, tetapi juga mendorong pertukaran ekonomi dan ilmu pengetahuan yang menguntungkan sektor perdagangan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.