Pengertian gencatan senjata menjadi hal yang banyak dicari ketika terdapat konflik seperti perang antarnegara. Gencatan senjata adalah kesepakatan yang mengatur penghentian semua aktivitas militer dalam jangka waktu tertentu pada wilayah tertentu.
Istilah ini ramai muncul ketika terdapat perang antarnegara seperti antara Iran dengan Israel yang terjadi baru-baru ini.
Lantas, apa sebenarnya gencatan senjata itu? Kawan GNFI dapat menyelisik lebih dalam mengenai definisi, tujuan, dampak, dan contoh dari gencatan senjata pada artikel ini.
Baca juga: Konflik Iran–Israel: Pakar UGM Jelaskan Posisi Indonesia dan Dorong Diplomasi Aktif
Apa Itu Gencatan Senjata?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gencatan senjata artinya penghentian tembak-menembak (tentang perang). Berikut penjelasan lebih lengkapnya agar Kawan GNFI dapat memahami konsep gencatan senjata secara utuh.
Definisi Gencatan Senjata Berdasarkan Hukum Internasional
Lieber Institute West Point menuliskan, gencatan senjata adalah kesepakatan pemberlakuan penangguhan permusuhan yang sedang berlangsung antara pihak-pihak yang bertikai. Maksud dari kata "penangguhan permusuhan" paling tepat didefinisikan sebagai "penangguhan operasi militer aktif dalam hal terkait permusuhan".
Salah satu pandangan terkemuka mengenai gencatan senjata adalah dari Profesor Yoram Dinstein. Ia menyatakan bahwa karena konflik militer yang berkelanjutan, gencatan senjata tidak dapat membatasi hak para pihak untuk melanjutkan permusuhan.
Menurut perspektif ini, para pihak yang melakukan gencatan senjata masih bisa melanjutkan permusuhan "sesuka hati" setelah memberi tahu pihak yang bertikai.
Dalam hukum internasional, gencatan senjata dijelaskan dalam Peraturan Den Haag Pasal 36 yang menyebutkan bahwa pihak-pihak yang mengadakan perjanjian yang hanya menangguhkan permusuhan di antara mereka dapat "melanjutkan operasi kapan saja".
Jadi, gencatan senjata bisa jadi tidak sepenuhnya menghentikan permusuhan antara negara-negara yang berkonflik.
Perbedaan Gencatan Senjata dengan Perjanjian Damai dan Ceasefire
Melansir dari situs The Practical Guide to Humanitarian Law, gencatan senjata tidak boleh disamakan dengan perjanjian damai. Gencatan senjata tidak mencerminkan akhir permusuhan secara hukum, tetapi hanya gencatan senjata (penghentian sementara permusuhan).
Sedangkan, perjanjian damai memang mencerminkan akhir dari permusuhan yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Sementara itu, istilah gencatan senjata dan ceasefire adalah dua hal yang sama. Berdasarkan Kamus Cambridge, ceasefire artinya kesepakatan, biasanya antara dua pasukan, untuk menghentikan pertempuran guna memungkinkan diskusi tentang perdamaian.
Secara historis, sinonim dari ceasefire dalam bahasa Inggris adalah truce dan armistice. Jadi, dapat disimpulkan bahwa istilah gencatan senjata dan ceasefire adalah dua hal yang sama.
Ciri-Ciri Utama Gencatan Senjata
Diinformasikan dari The University of Melbourne, gencatan senjata merupakan istilah yang kerap dipakai selama 50 tahun terakhir ini. Untuk mengetahuinya dapat dipahami melalui ciri-ciri berikut.
- Penghentian pertikaian antara pihak yang bertikai dalam waktu yang tidak terbatas.
- Persetujuan antara pihak yang bertikai untuk menghentikan operasi militer.
- Adanya jeda dalam pertempuran.
- Zona dan koridor dalam kondisi aman karena tidak ada operasi militer.
Tujuan Gencatan Senjata dalam Konflik
Banyak sekali tujuan pelaksanaan gencatan senjata dalam konflik, apa saja?
1. Mencegah Eskalasi Konflik yang Lebih Besar
Penghentian operasi militer sementara melalui gencatan senjata dapat menjadi langkah awal untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih besar.
2. Mengurangi Korban Jiwa Akibat Perang
Salah satu tujuan utama gencatan senjata adalah untuk mengurangi korban jiwa akibat perang. Kekerasan dan pertumpahan darah dapat dikurangi dengan menghentikan peperangan sementara melalui gencatan senjata.
3. Memungkinkan Adanya Bantuan Kemanusiaan kepada Warga yang Terdampak Konflik
Kemudian, gencatan senjata dapat memungkinkan akses bagi tim kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan vital kepada warga yang terdampak konflik. Ini seperti bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya.
4. Menciptakan Ruang Negosiasi Antara Pihak yang Berkonflik
Dengan penghentian operasi militer sementara, dapat menciptakan ruang untuk negosiasi antara pihak yang berkonflik. Hal ini menjadi langkah awal untuk membangun kepercayaan antara pihak yang berseteru dan memungkinkan negosiasi dapat dilakukan antara pihak yang berseteru.
Jenis-Jenis Gencatan Senjata
Melansir dari Panduan Mediasi Gencatan Senjata PBB, jenis gencatan senjata dapat dibedakan berdasarkan konteksnya. Konteks tersebut antara lain proses perdamaian yang lebih luas, fokus, dan jumlah pihak yang terlibat.
Jenis Gencatan Senjata Berdasarkan Konteks Proses Perdamaian yang Lebih Luas
1. Gencatan Senjata Awal
Gencatan senjata yang dimulai sebelum, bersamaan dengan, atau setelah dimulainya proses perdamaian formal. Gencatan ini bertujuan untuk mengurangi kekerasan, meredakan krisis kemanusiaan, mendorong lingkungan yang lebih kondusif untuk negosiasi, dan menyiapkan gencatan senjata yang definitif atau permanen.
2. Gencatan Senjata Definitif (Permanen)
Gencatan senjata yang biasanya dicapai setelah melalui proses politik yang berhasil, di mana para pihak telah mencapai kesepakatan dalam negosiasi. Gencatan senjata ini permanen dilakukan untuk pengaturan keamanan dan perdamaian yang lebih luas.
Jenis Gencatan Senjata Berdasarkan Konteks Fokusnya
1. Jeda Kemanusiaan
Penghentian sementara permusuhan untuk tujuan kemanusiaan. Gencatan senjata jenis ini didukung oleh hukum kemanusiaan internasional untuk memberikan ruang pemenuhan hak asasi manusia.
2. Gencatan Senjata Geografis
Dapat juga disebut sebagai gencatan senjata lokal yang terbatas pada area khusus seperti kota kecil, wilayah, negara bagian, atau provinsi. Gencatan ini dilakukan untuk meredakan konflik di lokasi khusus atau tertentu.
3. Gencatan Senjata Sektoral
Dapat juga disebut sebagai gencatan senjata parsial atau sebagian. Biasanya melibatkan larangan yang dideklarasikan secara sepihak atau disetujui bersama untuk menargetkan kelompok tertentu (seperti polisi, warga sipil, perempuan, atau entitas keagamaan) atau infrastruktur (seperti pasokan air atau listrik, sekolah, rumah sakit, atau pusat transportasi) atau menggunakan taktik persenjataan tertentu (seperti pemboman udara, rudal, artileri, mortir, atau ranjau darat).
4. Gencatan Senjata Sementara
gencatan yang dilakukan pada jangka waktu yang terbatas sesuai perjanjian atau komitmen pihak yang berseteru.
Jenis Gencatan Senjata Berdasarkan Konteks Jumlah Pihak yang Terlibat
1. Gencatan Senjata Unilateral
Dapat juga disebut dengan gencatan senjata sepihak. Dinyatakan oleh salah satu pihak yang bertikai, bukan sebagai hasil negosiasi antara pihak-pihak yang bertikai.
2. Gencatan Senjata Bilateral
Dapat juga disebut sebagai gencatan senjata antara dua pihak, dapat bersifat awal, definitif, atau jenis gencatan senjata lainnya.
3. Gencatan Senjata Multilateral
Gencatan yang disetujui oleh tiga atau lebih pihak yang berkonflik dapat bersifat sementara atau definitif.
Jenis Gencatan Senjata Lainnya
1. Gencatan Senjata Informal
Perjanjian jabat tangan atau tidak tertulis di mana pihak-pihak dapat menyetujui prasyarat minimum gencatan senjata, biasanya untuk jangka waktu terbatas.
2. Gencatan Senjata De Facto
gencatan senjata yang merujuk kepada dibekukannya konflik di mana kedua belah pihak sudah mendapatkan apa yang mereka anggap mungkin dari sudut pandang militer, tetapi tidak ada kejelasan bagaimana negosiasi politik atau bagaimana perjanjian akhir konflik diakhiri. Gencatan ini cenderung membekukan situasi dan mengelola konflik daripada menyelesaikannya.
3. Gencatan Senjata yang Dipaksakan
gencatan yang dipaksakan oleh Dewan Keamanan PBB atau organisasi regional atau subregional untuk memastikan para pihak terikat atas gencatan senjata yang dipaksakan.
Proses Mencapai Gencatan Senjata
Untuk mencapai gencatan senjata, diperlukan proses-proses khusus. Dilansir dari berbagai sumber, berikut proses-proses khusus yang perlu dilakukan untuk mencapai gencatan senjata.
1. Inisiasi Dialog dan Kontak Awal
Langkah pertama yang krusial dilakukan adalah menginisiasi dialog dan kontak awal antara pihak yang berseteru. Tahapan ini untuk menciptakan dialog awal untuk negosiasi yang akan datang.
Contohnya, dalam konflik Iran-Israel, Presiden Amerika Trump yang meminta gencatan senjata setelah berdiskusi dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu, sementara timnya berdialog dengan Teheran, Iran.
2. Mediasi dan Perundingan Awal
Proses ini dilakukan sebelum negosiasi antara pihak yang bertikai dimulai. Mediasi biasanya dilakukan dengan cara menggelar pembicaraan dengan dimediasi oleh pihak yang dapat menjembatani perbedaan.
3. Penyusunan Perjanjian
Setelah mediasi dan perundingan awal dilakukan, proses selanjutnya adalah penyusunan perjanjian. Dalam perjanjian ini, dibutuhkan dokumen yang mengatur kesepakatan mekanisme pemantauan maupun konsekuensi pelanggaran jika ada pihak-pihak yang melanggar.
4. Penandatanganan Perjanjian
Kemudian, setelah disusun, penandatanganan gencatan senjata perlu dilakukan. Hal ini dilakukan oleh perwakilan resmi dari pihak yang sedang berkonflik.
5. Implementasi dan Pemantauan
Setelah penandatanganan perjanjian dilakukan, gencatan senjata perlu diimplementasikan di lapangan. Ini seperti penghentian perang, penarikan pasukan, dan pembentukan zona penyangga atau demiliterisasi untuk memisahkan pihak yang berseteru.
Kemudian, pemantauan perlu dilakukan oleh pihak ketiga yang bisa memantau dan bersifat netral terhadap pihak-pihak yang berseteru.
Dari proses-proses di atas, gencatan senjata antara pihak yang berkonflik dapat tercapai.
Contoh-Contoh Gencatan Senjata Penting dalam Sejarah
1. Gencatan Senjata Natal
Gencatan Senjata Natal terjadi pada 24 Desember 1914, di mana pasukan Jerman dan Inggris di Front Barat menghentikan pertempuran karena bertepatan dengan momen Natal. Mereka merayakan Natal bersama-sama dalam masa gencatan senjata ini.
2. Gencatan Senjata Perang Dunia I
Gencatan Senjata Perang Dunia I terjadi pada 11 November 1918, di mana hal ini menjadi akhir permusuhan antara Sekutu dan Jerman. Kesepakatan gencatan senjata dilakukan pada pukul 11 pagi, 11 November 1918, dan menjadi langkah awal menuju Perjanjian Versailles pada tahun 1919.
Sebagai informasi, Perang Dunia I menjadi perang paling mematikan dalam sejarah modern, di mana terdapat jutaan orang di seluruh dunia meninggal akibat perang ini. Namun, gencatan senjata ini menjadi langkah penting untuk mengakhiri perang paling mematikan ini.
3. Gencatan Perang Korea
Gencatan Perang Korea terjadi pada tanggal 27 Juli 1953. Gencatan ini dilakukan untuk menghentikan Perang Korea selama tiga tahun konflik.
Tidak ada perjanjian formal dalam gencatan senjata ini. Namun, kesepakatan gencatan senjata ditandai dengan adanya Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) yang saat ini menjadi garis pemisah antara Korea Utara dan Korea Selatan.
4. Gencatan Senjata Perang Vietnam
Gencatan Senjata Perang Vietnam terjadi pada tahun 1973, di mana hal ini menjadi hasil dari Kesepakatan Paris. Gencatan senjata ini mengakhiri keterlibatan militer Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.
5. Gencatan Senjata Israel-Palestina (2025)
Gencatan Senjata Israel-Palestina terjadi pada 15 Januari 2025, di mana untuk mengakhiri masa konflik selama 15 bulan antara Israel dan Hamas. Langkah ini dimediasi oleh negara-negara seperti Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir yang mencakup kesepakatan penghentian kekerasan, pembukaan akses bantuan kemanusiaan, dan pembebasan lebih dari 200 sandera.
Gencatan ini menjadi salah satu gencatan penting dalam sejarah mengingat konflik antara Israel dan Palestina sudah berlangsung sejak lama.
Dampak Terjadinya Gencatan Senjata
Pelaksanaan gencatan senjata secara garis besar akan membantu dalam proses perdamaian antara pihak yang berseteru. Berikut dampak penting dari pelaksanaan gencatan senjata.
- Pengurangan kekerasan akibat peperangan.
- Peningkatan penyaluran bantuan kemanusiaan.
- Kemajuan proses negosiasi dan perdamaian antara pihak yang berseteru.
- Peningkatan hak asasi manusia.
Tantangan dan Risiko dalam Implementasi Gencatan Senjata
Meskipun gencatan senjata menjadi langkah awal dalam mencapai perdamaian, terdapat berbagai tantangan dan risiko yang perlu dihadapi untuk mencapainya. Tantangan dan risiko gencatan senjata yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut.
1. Adanya Kelompok Pengacau yang Mungkin Ingin Mengganggu Gencatan Senjata
Terkadang, terdapat pihak-pihak yang secara aktif ingin mengganggu gencatan senjata. Ini biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang terpinggirkan dengan adanya gencatan senjata, misalkan pihak yang mendapat keuntungan ekonomi maupun politik saat perang.
2. Kurangnya Kepercayaan Antara Pihak yang Bertikai
Membangun kepercayaan antara pihak-pihak yang berkonflik menjadi salah satu hal yang sulit untuk dibangun. Tantangan ini perlu diwaspadai dan harus diatur dengan perjanjian yang jelas mengatur perdamaian antara pihak-pihak yang berkonflik.
3. Kesulitan dalam Proses Verifikasi dan Pemantauan
Tantangan proses verifikasi dan pemantauan juga sering muncul dalam proses gencatan senjata. Pemantauan gencatan senjata terkadang mengalami keterbatasan karena faktor geografis, keterbatasan sumber daya manusia dan teknologi, risiko keamanan bagi personel pemantau, intimidasi dan manipulasi terhadap pemantau, dan ketidakmampuan memverifikasi pelanggaran secara real-time. Hal ini yang menjadi tantangan dalam langkah gencatan senjata.
4. Tantangan Internal Pihak yang Berkonflik
Terkadang, tantangan internal pihak yang berkonflik dapat menghambat gencatan senjata. Pergantian kepemimpinan yang mengubah kebijakan, perpecahan internal dalam pemerintahan atau kelompok pemberontak, tekanan dari kelompok kepentingan yang menentang gencatan senjata, atau ketidakpuasan publik terhadap ketentuan gencatan senjata, semuanya dapat merusak komitmen terhadap perjanjian.
Baca juga: Senjata, Sanksi, dan Simpati: Konflik Iran–Israel dalam Kacamata Milenial Indonesia
Kesimpulannya, gencatan senjata adalah kesepakatan pemberlakuan penangguhan permusuhan yang sedang berlangsung antara pihak-pihak yang bertikai. Banyak tujuan dari gencatan senjata, terutama untuk menghentikan operasi militer menuju proses perdamaian.
Kemudian, gencatan senjata memiliki dampak dalam aspek kemanusiaan, militer, hingga hubungan politik antara pihak yang berseteru. Gencatan senjata menjadi proses penting menuju perdamaian, terbukti dari pelaksanaannya pada sejarah konflik antarnegara yang pernah terjadi di dunia ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News